Lima Belas

1.2K 73 3
                                        

"Yoo In..Apa kau mencintaiku?" Jungkook berbisik. Hati Yoo In tiba-tiba berdetak dengan kencang dari yang sebelumnya. 'Aku tidak ingin menyakitinya.' Kini Yoo In bingung dengan perasaannya. Dia tidak tau, dia mencintai Jungkook atau tidak. Dia tidak bisa memutuskan. "Yoo In?" Jungkook melepaskan pelukannya. Lalu dia sadar. Mereka sedang ada di depan umum. Yoo In memandang ke Jungkook tapi pikirannya sedang berfikir bagaimana dia keluar dari depan umum itu. 'Aku harus melakukan sesuatu. Pikir pikir pikir. Ahah! Bola lampu.' Lalu dia menarik tangan Jungkook dan berlari. Para fans mulai mengejar mereka. "Kenapa kita berlari? Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku!" Kata Jungkook berteriak. "Mereka menggangguku! Ayo kita cari tempat yang lebih baik." Lalu mereka masuk kedalam sebuah gang. Jalan buntu! Tapi kemudian Yoo In menemukan tangga yang membawa mereka ke gang yang lain. "Jungkook, ayo!" Mereka mulai menaiki anak tangga tepat sebelum para fans tiba.

Gelap di dalam gang tersebut, tapi tidak terlalu gelap. Gang itu dipenuhi oleh cucian. Mereka terengah. "Aku tidak tau kau bisa berlari cepat." Kata Jungkook. Yoo In tersenyum dengan pernyataan Jungkook. "Apa yang kau harapkan dari seorang atlit?" Katanya sambil duduk diatas sebuah box. Jungkook mengikuti Yoo In untuk duduk diatas box. Beruntung, Yoo In menggunakan celana jeans yang lentur dan sepatu kets kalau tidak... Dia bisa jatuh atau lebih buruk lagi. "Jadi sekarang kau bisa menjawab pertanyaanku?" Yoo In melihat kearah Jungkook dengan tatapan kosong. "Apa kau bertanya sesuatu kepadaku sekarang?" Kata Yoo In, berpura-pura lupa tentang pertanyaan Jungkook karena dia tidak ingin menjawabnya. Dia juga tidak ingin menyakiti perasaan Jungkook. "Apa kau mencintaiku?" Jungkook menatap dengan dalam mata Yoo In. Tapi kemudian Yoo In mengalihkan tatapannya. Dia tetap diam dalam beberapa menit kemudian menarik napas. "Sejujurnya aku tidak tau bagaimana perasaanku. Maafkan aku, Jungkook. Hanya berpura-pura kau tidak pernah mendengar pernyataanku tadi. Aku tidak..." Tiba-tiba Jungkook mencium Yoo In. Tapi kemudian Yoo In membalas ciuman itu. 

(Sabar ya Stand Kookie). Okay balik lagi keceritanya.

Kemudian Jungkook melepaskan ciuman itu. Yoo In merasa sedikit kecewa karena ciuman itu tidak lama. "Maafkan aku, aku tidak bisa menahannya." Jungkook menunduk dan menggigit bibir bawahnya dan ketika itu Yoo In juga menyeka pelan bibirnya berulang kali. Dan mereka terdiam berdua dengan canggung. Yoo In bangun dan mengikat rambutnya karena terlihat kacau setelah berlari tadi. "aku lapar. Ayo makan." Yoo In berjalan lalu Jungkook meraih tangan Yoo In dan menggenggamnya sambil berjalan. Yoo In terkejut dan tanpa sengaja menepis tangan Jungkook. "Omo" Kata Yoo In dengan kaget. Jungkook hanya melihatnya dengan tatapan kosong. 'Apa yang aku lakukan?' Tanya jungkook dalam hati. Lalu Yoo In memukul lengan Jungkook. "berhenti menakutiku seperti itu." Kata Jungkook sambil matanya berkedip berulang kali. Begitu juga Yoo In. Lalu mereka tertawa. "Apa itu tadi?" Jungkook berhenti tertawa ketika Yoo In terbaring di jalan sambil memegang perutnya. Tertawa sangat kencang. Lalu mereka berhenti tertawa. "Ayo pergi, kita harus mencari makan." Yoo In bangun dan mengibaskan celananya lalu membantu jungkook bangun.

Tiba-tiba, Jungkook merangkul Yoo In tapi Yoo In melepaskan rangkulan Jungkook. Jungkook tersenyum dan terus merangkul Yoo In sampai Yoo In akhirnya menyerah dan membiarkan Jungkook merangkulnya.

Akhirnya, mereka tiba di The Coffee Houz. (Aku baru saja membuat nama kafe itu). "Aku rasa ini tidak masalah." Kata Jungkook dan Yoo In setuju. Mereka masuk kedalam kafe dan menuju ke konter. "Hi, Se Ra-ssi!" Yoo In memberi salam begitu juga Jungkook. "Oh! Yoo In dan Jungkook, selamat datang" Yoo In tertawa. Lalu Jungkook membisikan sesuatu ke Yoo In. "katakan padanya, kau bisa bekerja disini." Mata Yoo In tiba-tiba membessar. 'Bagaimana dia bisa tau?...ah Ini pasti V' Yoo In tersenyum. "Se Ra-ssi, Aku sudah berdiskusi dengan Jungkook dan dia membolehkan aku untuk bekerja disini." Yoo In berbicara sambil menunjukan aegyonya. "Oh benarkah? Ini suatu kehormatan." Kata Se Ra ke Jungkook. "Jadi, Karena kau akan bekerja disini, aku akan mentraktirmu, Pesan apa yang kalian inginkan." Kata Se Ra. Jungkook dan Yoo In saling berpandangan bingung. "Um..apapun?" Tanya Yoo In. Se Ra mengangguk dan tersenyum kepadanya. "berikan apapun yang kau punya kalau begitu. Kami akan duduk di meja nomor..." Yoo In tidak tau meja nomor berapa yang ada di pojok paling belakang. "Nomor 7!" Kata Jungkook lalu dia menarik tangan Yoo In dan menuju meja nomor 7. Mengejutkan, Meja yang dimaksud Yoo In adalah meja nomor 7. "Bagaimana kau bisa tau kalau meja ini nomor 7?" Tanya Yoo In tidak percaya. Jungkook mempersilahkan Yoo In duduk. "aku tidak tau." Kemudian dia mengambil handphonenya dan menyalakannya kembali karena tadi dia tidak mau ada yang mengganggunya. '21 panggilan tak terjawab dari Hyung? Mereka benar-benar perduli huh?' Jungkook tersenyum kecil, membuat Yoo In mengerutkan keningnya. "yah, kau seperti orang bodoh." Kata Yoo In. Jungkook menatap Yoo In dan tersenyum "Si bodoh ini orang yang kau cintai." Katanya. Yoo In membuat mimik wajah geli. "Sejak kapan kalau aku bilang, aku mencintaimu?" Yoo In menggeretakkan giginya. 'Aku bilang itu? Tidak kan? Ya Tuhan, Aku mohon tidak.' Pikir Yoo In. "Sejak kau menciumku balik tadi." Kata Jungkook dengan santai sambil melihat ke sekeliling kafe. Wajah Jungkook berubah menjadi merah karena dia malu. Yoo In mengedipkan matanya tanda tidak percaya. "Ini Pesananmu" Se Ra datang dengan 2 piring pancake dengan madu dan mentega dan juga 2 gelas kopi susu. Yoo In tersenyum dan berterima kasih. "Selamat menikmati! Oh dan kau bisa bekerja mulai besok." Kata Se Ra sambil berjalan menuju meja kasir. Yoo In dan Jungkook mulai memakan makananya. Mereka berdua hanya diam. Setelah mereka menyelesaikan makanan dan minumannya mereka pamit dan pergi. "Um..Jadi sampai bertemu lagi." Kata Jungkook sambil menunduk. Tidak berani menatap Yoo In. "Baiklah kalau begitu." Ketika Yoo In berbalik dan mulai jalan pulang, tiba-tiba Jungkook menarik tangan Yoo In dan mencium kening Yoo In lalu dia pergi. Yoo In benar-benar kaget. Jantungnya berdetak cepat. 'Berhenti berdetak cepat. Tinggal 3 minggu lagi dan aku bisa meninggalkan dia.' Tanpa ketahui, airmatanya jatuh di pipinya. Dia menyeka nya airmatanya dan menarik napas panjang. "Tidak apa-apa. Kau pasti bisa. Kau bisa melupakannya. Semangat!" Kemudian Yoo In melihat kearah Jungkook dan melihat belakang Jungkook pelan-pelan menghilang.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang