Tiga Puluh Delapan

713 44 2
                                    

Ketika mereka tiba di Kafe SeRa, Jungkook mengecup pipi Yoo In dengan cepat. Yoo In mendorong Jungkook dengan hati hati dan tertawa. "Yah, orang orang melihat kearah kita." Bisik Yoo In. Jungkook tersenyum lebar kearah Yoo In. "Aku akan menjemputmu nanti. Bye jagi~" Kata jungkook dan mengucapkan perpisahan ke Yoo In. Yoo In terkejut dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Memandangi Jungkook pergi sampai menghilang.

"Sudah selesai tersenyumnya?" SeRa sudah berdiri tepat dibelakang Yoo In. Tersenyum meledek. "Eonnie~~" Yoo In tersipu malu. "Masuk dan bantu Jae di belakang. Dia kelelahan membuat kopi." Yoo In mengangguk dan menggunakan celemeknya. Jae adalah staff baru disana. Nama lengkapnya adalah Park Jae Rim. Ya, dia sedikit tomboy. Umurnya 20 tahun. Okay balik ke cerita. Yoo In masuk ke dapur dan mulai mengajari Jae untuk membuat kopi.

Jam kerja mereka baru saja selesai. Yoo In melipat celemeknya dan menunggu Jungkook menjemputnya. Yoo In memandang keluar. "Menunggu seseorang?" Teriak Jae dari dalam counter sambil menyeka beberapa gelas dan merapihkan nya kedalam tempat penyimpanan. Yoo In tersenyum kearahnya. "Yeah~" Kata Yoo In. Yoo In melihat ke handphonenya dan mengirimkan pesan ke Eonninya kalau dia tidak akan pulang kerumah karena Jungkook mengundangnya ke dorm BTS. "Pacar?" Jae tiba tiba bertanya. Yoo In tetap diam dan tersenyum. "Bisakah kau berhenti tersenyum? Aku bertanya...Yah! Kafe sudah tutup." Teriak Jae ke seseorang yang baru saja masuk ke kafe. Orang itu kaget hingga matanya membesar. Yoo In melihat ke orang itu dan kemudian tertawa. "Ada apa lagi dengan ekspresi seperti itu?" Masih tertawa. Jungkook seketika terdiam di depan pintu. "Maaf, aku terlambat." Kata Jungkook. Kemudian Jae berjalan menuju ke Jungkook. Jae melihat Jungkook dan memberikan pandangan yang menghakimi. Melihat Jungkook dengan sangat teliti. Kemudian dia kembali ke belakang menghampiri Yoo In. Jae kemudian mengangkat kedua jempol tangannya ke Yoo In dan membalas 'Kau membuat pilihan yang bagus' dan tersenyum. Yoo In tertawa ke Jae. "Jaga Yoo In atau aku kan membunuhmu." Kata Jae dan kembali ke counter lalu melanjutkan pekerjaannya. Yoo In menghampiri Jungkook. "Ayo~" Yoo In menarik Jungkook keluar kafe.

"Tadi itu siapa? Dia sangat menyeramkan." Ujar Jungkook. Jungkook benar-benar takut dengan apa yang baru saja terjadi. "Oh, Itu Jae. Park Jae Rim. Dia adalah karyawan baru di kafe. Dan juga dia lebih tua dari kita." Jelas Yoo In. Jungkook menganggukan kepalanya. "Babe~ Um..." Jungkook terdiam. Yoo In melihat kearahnya dengan penasaran. Menunggu Jungkook melanjutkan kata-katanya. "Tidak, aku hanya ingin memanggilmu Babe." Kata Jungkook. Yoo In memutarkan matanya karena jengkel. "Jika kau menginginkan sesuatu, cukup bilang saja." Yoo In menatap ke Jungkook dan kemudian melihat kembali kearah mobil yang sedang melaju di jalan layang. Jungkook mengerucutkan bibirnya. 'haruskah aku menanyakan kepadanya atau tidak? Tuhan. Sial! Kenapa ini begitu sulit?' Pikirnya. Jungkook bahkan tidak menyadari kalau dia sedang berhenti ditengah jalan. Yoo In melihat kearah Jungkook dengan penasaran. Yoo In melambaikan tangannya di depan Jungkook tapi masih tidak ada reaksi. 'Apa yang sedang dia pikirkan?' Pikir Jungkook. "Jungkook-ah!" Yoo In menyadarkan Jungkook dengan memanggilnya. Jungkook melihat kearah Yoo In. "Ya, ada apa, babe?" Tanya Jungkook. Berputar putar di sekitar Yoo In melihat kalau Yoo In merasa sakit. Yoo In sedih melihat sikap Jungkook. Yoo In memegang wajah Jungkook dengan kedua tangannya dan menatap mata Jungkook dalam dalam. "Apa kau benar baik-baik saja? karena kau tidak terlibat baik baik saja." Kata Yoo In. Jungkook tetap terdiam. Melihat ke bawah dan memandangi sepatunya. Yoo In cemberut lagi. "Jeon Jungkook! Yah, Katakan padaku jika ada sesuatu yang mengganggumu. Katakan sekarang!" Seru Yoo In. Untungnya tidak ada orang disana. "Ini bukan karena aku tidak baik baik saja. Tapi kau. Kau menyembunyikan sesuatu dariku. Dari kita. Yoo In, apa benar tidak terjadi sesuatu dengan punggungmu?" Jungkook mengeluarkan semua unek uneknya. Yoo In terkejut. Dia terkaget. 'Tidak, aku tidak akan memberitahunya.' Kata Yoo In didalam pikirannya. Yoo In kemudian menatap mata Jungkook. "aku baik baik saja, Jungkook. Benar benar tidak apa-apa. Kenapa kau bertanya? Kau ingin aku pergi meninggalkanmu? Kau mempunyai seseorang lagi? Siapa dia?" Yoo In menahan airmatanya. Yoo In ingin menghancurkan dirinya sendiri. "A-apa?! Tentu saja tidak, babe. Aku mencintaimu. Aku hanya ingin meyakinkan kalau...firasatku salah. Aku hanya khawatir karena aku terlalu mencintaimu." Jungkook menurunkan kepalanya dan memberikan kecupan cepat di bibir Yoo In. Yoo In tersenyum. "Bagus kalau begitu. Ayo. Mereka pasti menunggu kita." Kata Yoo In dan mereka mulai berjalan. Hati Yoo In hancur berkeping keeping. Yoo In berbohong kepada Jungkook. 'Jungkook, maafkan aku. Aku tidak bermaksud berbohong kepadamu. Aku hanya tidak ingin kau khawatir. Aku mencintaimu juga, Babe. Aku berjanji akan membuatmu bahagia bahkan untuk yang terakhir kalinya.'

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang