Lima

2.5K 139 1
                                    

**videonya sambil di putar ya**

Aku bangun dan menyadari bahwa aku masih memakai seragam sekolahku. Aku bangun dari tempat tidurku dan membersihkan tubuhku. Setelah membersihkan tubuhku, aku turun kebawah dan duduk disebelah kakakku dan bersiap untuk menyantap makan malamku. Setelah makan malam, aku duduk disofaku. Aku mengganti Channel TV selama 2 menit. Lalu ayahku datang, duduk disebelahku. "Jadi, Yoo In, bagaimana sekolahmu hari ini?" aku berpura-pura tidak mendengar apa yang ayahku ucapkan. "Park Yoo In.." Aku bangun dan menuju keatas. "Aku akan keatas" Setelah aku berada dikamarku, aku menuju kasurku dan aku duduk dikasurku sambil memeluk lututku. Aku meletakkan kepalaku pada lutut dan tanganku dan aku mulai menangis. Ini tidak berjalan baik. Aku bisa merasakan bahwa Issue ini akan menjadi lebih buruk besok.

 Aku bisa merasakan bahwa Issue ini akan menjadi lebih buruk besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menangis sepanjang malam. Aku lupa dengan semuanya. Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Hal-hal ini terjadi begitu cepat. Setelah sesi menangis yang panjang, aku membasuh wajahku dan membuka laptopku. Ini mungkin aneh tapi aku biasanya menuliskan Diaryku di Laptop ini. AKu menuliskan semuanya disini. Setelah itu, aku mengambil kursiku dan duduk disamping jendela. "Aku berharap bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk." Aku menarik panjang napasku. Lalu handphoneku berbunyi. Aku melihat siapa yang menelpon, tapi.. Unknown{Tidak diketahui}? Aku mengerutkan keningku. Aku memutuskan untuk mengangkat telpon ini. Mungkin ada yang penting atau mungkin ada sesuatu. "Hey~" Tunggu! AKu rasa aku mengetahui orang ini."Jungkook?" Aku menaikkan alisku. "Bisakah kita bertemu?"

"Ketemu? Malam ini?"

"Oh, Yeah. Aku konyol. Ini malam"

"Jungkook? Apa yang terjadi dengan kau?"

Oh?Tidak ada~"

"*aku membuang napasku* Temui aku di Taman"

Aku menutup telponnya sebelum dia berkata apa-apa. Aku mengganti kaosku menjadi sweater dan aku menggunakan celana olahraga. Aku bergegas turun kebawah. "Kemana kau akan pergi dimalam...Yah!" Ayahku berteriak kepadaku. Aku berlari dan memberhentikan sebuah taxi. "Tolong antarkan aku ke Taman" Dia mengangguk. Setelah aku sampai di Taman, aku membayar taxi itu dan aku kemudian duduk dibangku yang ada di Taman itu. Ini tidak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang berkencan disini. Seperti biasanya, aku mengambil earphoneku dan mulai mendengarkan sebuah lagu dan aku menyenderkan punggungku ke bangku taman. Lalu aku merasa ada seseorang yang menutup mataku. Aku menaruh handphoneku, dan menyentuh tangan yang menutupi mataku. "Berhenti bermain-main denganku." Ucapku. Aku melihat kearah handphoneku.

"Oh, kau tidak asik~" Aku melirik kearahnya. Dia tidak menggunakan samaran apa-apa. Oh, Mungkin karena ini sangat gelap jadi dia tidak begitu memerlukan samaran. Lalu dia duduk disampingku. "Ada apa?" tanyaku. Aku melihat kearah langit. Keluargaku pasti khawatir denganku. "Tidak ada, aku hanya merasa kesepian...um, maksudku aku bosan." Dia menyenderkan punggungnya. Aku dengar dia menarik napas dengan kencang. "kenapa kau menarik napas seperti itu?" Dia melihat kearahku selama beberapa detik. "Apa?" Aku memutar bola mataku. Terkadang aku merasa tidak nyaman ketika dia memandangku seperti itu. Aku melirik kearahnya. Wtf? Dia masih memandangiku. Nah! Aku kemudian berdiri. "Kau tau? Kau hanya membuang-buang waktuku." Aku berjalan meninggalkannya, tapi tiba-tiba dia menarik pinggangku. Dengan lembut aku melepaskan tangannya dari pinggangku. "Aku minta maaf, tadi hanya... bisakah kita duduk kembali?" Aku menarik napasku dan duduk kembali. "Jadi apa yang akan kita bicarakan?" Ucapku tenang. Tiba-tiba aku merasa bahwa handphoneku bergetar. Well, aku langsung mengubahnya menjadi Mode Diam. Itu pasti ibuku atau ayahku atau kakakku. Aku mengabaikan panggilan-panggilan itu. "Kenapa kau tidak mengangkat telponnya?" Tanyanya. "Lupakan tentang itu." Aku memberikannya tatapan aneh. Yeah, tentu saja. Kita sudah duduk di bangku ini, dan tidak melakukan apa-apa sekitar 10 menit. "Dengar, Jungkook. Apa yang kau inginkan dariku? Ini sudah hampir malam dan aku harus sekolah besok. Dan aku.." Dia meletakkan jari telunjukknya ke bibirku. "Aku tau aku membuang-buang waktumu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja setelah apa yang terjadi. Aku sangat minta maaf, Yoo In. Aku tau, aku tidak seharusnya melakukan itu kepadamu. Semuanya adalah salahku." Aku melihat ke langit. Dia seperti habis ngerapp tadi. Aku menepuk pundaknya dan memberikan sebuah senyuman. "Nah~Tidak apa-apa." Aku berjalan meninggalkannya dengan wajah tersenyum. Aku tidak tau kenapa, tapi pengakuannya tadi membuatku merasa terobati.

"Yoo In! Kemana kau akan pergi?" Aku menengok kearahnya. Dia berlari mengejarku, tapi tiba-tiba dia tersandung batu. Aku tertawa. "Aigoo, Kookie. Kemari, biar aku bantu." Aku membantunya berdiri dan melihat kearah celananya, kotor sekali. Lalu kami berjalan ke arah bangku taman dimana kami duduk tadi. "Duduk disini. Aku akan segera kembali." Aku berlari dan aku melihat ada sebuah tempat yang menjual Ice Cream. "Selamat datang" Pelayan itu menyapaku. Aku tersenyum kepadanya dan menundukkan badanku sedikit. "Bisakah aku mendapatkan 2 Ice cream besar rasa Coklat?" Aku memesannya. "Baik, tunggu sebentar" Aku menunggu ditempat pengambilan pesanan. Tiba-tiba, seseorang menyentuh bahuku. Aku memutar badanku dan melihat.."Suga!" ujarku. Beruntungnya, tidak ada orang lain disini. "Hey~Apa kau sendiri?" Aku menggelengkan kepalaku. "Aku bersama Jungkook. Ingin ikut bersamaku?" Tanyaku. Dia menganggukkan kepalanya. "Ini pesananmu" Dia memberikanku 2 ice cream berukuran besar itu. "Ayo" ucapku kepada Suga. Dia mengikuti dari belakang sampai kami berdua berada di bangku taman itu.

"Oh, Akhirnya! Yoo.. Eh?Hyung!" Ekspresi wajahnya berubah ketika dia melihat Suga. Lebih ke ekspresi senang. Jungkook memberikan Suga sebuah pelukan kakak-adik 

dan kemudian aku memberikannya ice cream yang baru aku beli tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan kemudian aku memberikannya ice cream yang baru aku beli tadi. "Apa kau ingin ice cream juga?" tanyaku kepada Suga. Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Ayo duduk" Ucap Jungkook. AKu duduk diantara Suga dan Jungkook. Aku beritau kepadamu, kami terlihat seperti teman masa kecil yang menikmati malam ini. "Ini malam yang indah, kan?" Ucapku melihat kearah Suga. "Oh, ada sesuatu dihidungmu." Dia membersihkan ice cream yang ada dihidungku. Aku tersenyum malu-malu kepadanya.

"Hey, lihat ada bintang jatuh, ayo buat permohonan." Jelasku. 'aku berharap ini akan segera selesai." Aku membuka mataku dan melihat kearah mereka berdua. Masih berdoa. Aku menghabiskan Ice creamku sambil menunggu mereka selesai berdoa. "Sudah selesai?" Tanyaku. Mereka berdua menganggukkan kepalanya. "Ayo pulang kerumah. Aku lelah." Ucapku dingin. "Biar kami antar kau pulang." Ucap Jungkook. Aku tertawa. Mereka memberikanku tatapan aneh. "Kalian? Mengantarku pulang? Hahahaha, apa kau bercanda? Kau ingin pulang ke rumah tanpa kepala atau apa?" Ucapku dengan sarkas(perumpamaan untuk kata-kata yang bersifat keras). Mereka berdua tiba-tiba memundurkan badannya. Dan mata mereka membulat. "Kenapa kau melihat...kepadaku.. eonnie?!" Aku melihat Soo In setelah aku membalikkan badanku. "Jelaskan!" Teriaknya. Wajahnya terlihat marah. Aku menundukkan kepalaku begitu juga dengan Jungkook dan Suga. Ini sudah jam 11 malam jadi tidak ada orang disini.

Aku menarik napas dalam-dalam dan melihat kearah matanya. "Ayo pulang. Aku harus sekolah besok. Sampai jumpa, Jungkook dan Suga." Aku menarik tangan Soo In dan berlari secepat yang aku bisa. Aku mengambil kunci mobilnya dan membuka pintunya. Aku mendorong dia kedalam dan menutup pintunya. Yes! Aku yang akan menyetir."Yah! Aku tidak akan membiarkanmu...PARK YOO IN-AH!!
"Dia berteriak sangat kencang saat aku mulai menjalankan mobilnya.

Setelah kami sampai dirumah, aku dan kakakku membuka pintu dan merebahkan tubuh kami dirumput. "Terima Kasih Tuhan! AKu masih hidup."Jelasnya. Aku membuat suara tertawa kecil, membuatnya memberikanku sebuah tatapan kematian. Aku melempar kunci mobilnya dan melangkah pergi memasukki pintu rumahku. "Aku tidak akan membiarkannya menyetir lagi."

.

.

Bersambung~

.

.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang