Dua Puluh Satu

1K 65 11
                                        

"Namjoon?!" Dia terengah-engah begitu keras. Kemudian dia bersembunyi dibalik counter. Yoo In kemudian terkejut ketika dia melihat fans sedang mengejar Namjoon. "Eonnie, kunci pintu." SeRa mengambil kunci lalu menguncinya. Yoo In dengan cepat mematikan lampu menunjukan kalau kafe sudah tutup dari tadi. Para fans hanya berlalu melewati kafe dan terus mencari Rapmon. Sekali mereka memeriksa keluar bahwa fans sudah pergi, mereka menyalakan lampu kembali. "Namjoon, keluar. Mereka sudah pergi." Dia keluar dari counter. "Terima kasih." Katanya. Yoo In melihatnya sambil tersenyum. Dia mengangguk sambil menolong Namjoon bangun. "Kenapa kau bisa sampai kesini?" Dia duduk ditempatnya. SeRa memberikan air putih dan dia meminumnya.

"Aku sedang berjalan tadi. Tapi kemudian fans meneriakan namaku dan yang lain mulai mengejarku. Aku tidak tau harus pergi kemana. Ketika aku melihat kafe ini, aku hanya mengingat kalau kau bekerja disini." Dia bersandar. Yoo In melihat jam tangannya. "Bukannya kau ada pertunjukan malam ini?" Yoo In bertanya kepada Namjoon. Dia menggelengkan kepalanya. "Yoo In, bisa kau ikut denganku?" Yoo In melihatnya dengan tatapan aneh. "Kemana?" Dia tidak berkata apa-apa hanya memberikan senyuman nakal ke Yoo In. Yoo In melihat ke SeRa. SeRa mengangguk. Lalu mereka pergi keluar kafe. Mereka memeriksa kalau sudah tidak ada fans lagi dan mereka dengan cepat menyelinap keluar. Rapmon kemudian membawanya ke taman. Disana ada pohon besar ditengahnya. Mereka pergi kesana. Rapmon kemudian mendorong Yoo In untuk tiduran di sana. Yoo In menatap Namjoon dengan aneh. 'Apa yang ingin dia coba lakukan?' Dia tiduran disamping Yoo In dan menunjuk keatas. Yoo in melihat keatas dan dia tersentak dengan kagum. "ini sangat cantik." Meskipun daunnya menutupi seluruh langit tapi mereka masih dapat melihat bintang. Berkelip dengan terang. "Kenapa kau menunjukan ini kepadaku?" Yoo In melihat kepada Namjoon. Menunggu jawaban. Rapmon hanya tersenyum kepadanya dan menjawab. "Aku hanya ingin membagi kecantikan malam ini dengan seseorang." Kata itu cukup membuat hati Yoo In berdetak cepat. Mereka melihat bintang itu selama satu setengah jam. "Namjoon~ Terima kasih sudah membawaku kesini. Ini sangat cantik. Dia tersenyum dengan tulus. Namjoon mengangguk. 'Tidak ada yang dapat membandingi kecantikanmu.' Pikirnya. Yoo In mengangkat tangannya keudara seperti ingin menggapai bintang dilangit. Kemudian Rapmon mengikuti apa yang dilakukan Yoo In tapi kemudian dia menggenggam tangan Yoo In. Yoo In melihat dia dengan aneh. 'tangannya hangat' Pikir Yoo In. Ini hampir membuat Yoo In sedikit tidak nyaman dengannya tapi dia suka dengan kehangatan tangan Rapmon. Dia membiarkan Rapmon menggenggam tangannya. Yoo In mungkin berfikir Rapmon sebagai kakak laki-laki tapi bagi Rapmon, ini berbeda. Dia berfikir Yoo In lebih dari sekedar teman atau bahkan adik. Dia mencintai Yoo In. Dia hanya menyadari itu ketika mereka sedang pergi ke taman terakhir kali. Tiba-tiba, Yoo In merasa handphone nya bergetar. Dia mengeluarkan handphonenya dan melihat siapa yang meneleponnya. Soo In Eonnie. Kemudian dia bangun.

"Iya Eonnie~"

["Dimana kau? Ini sudah larut malam."]

"Aku sedang menuju pulang kerumah."

["mau aku jemput?"]

"tidak perlu, aku baik-baik saja."

["okay kalau begitu. Cepat! Ini sangat dingin diluar. Kau bahkan sedang tidak enak badan."]

"Okey~Bye"

Telepon selesai. "Aku rasa aku harus pergi?" Dia bangun. Dia merasa sedikit kecewa karena dia masih ingin melihat bintang sedikit lebih lama. "Mau gendong belakang?" Rapmon menawarkan diri. Mata Yoo In melebar. "Apa kamu yakin? Ini tidak apa-apa denganmu?" Tanya Yoo In. Dia khawatir kalau punggung Rapmon akan patah karena dia berfikir dia berat. "yeah, ayo." Dia menurunkan tubuhnya. Yoo In merasa ragu untuk naik ke punggung Rapmon. "Tapi, aku berat~" Rapmon menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak apa-apa, ayo." Yoo In menaiki punggung Rapmon. Dia melompat sedikit untuk menyeimbangkan badan. "apa ku bilang, aku berat." Dia cemberut. Dia benar-benar khawatir dengan Rapmon. Ini sedang turun salju dan dia masih harus menggendong Yoo In. Dia hanya membuat tubuhnya tertekan saja. "Tidak, kau tidak berat. Kau sangat ringan." Yoo In tersenyum kecil. Dia memeluk Rapmon. Rapmon dapat merasakan napasnya. Itu cukup hangat baginya. 'Jika waktu dapat dihentikan. Aku ingin kau terus memelukku dan memberikanku kehangatan.'

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang