Dua Puluh Dua

1K 58 2
                                        

Keesokan paginya, mereka terbangun karena alarm Suga. Yoo In menguap. Lalu dia mengingat kalau Suga sedang memeluknya ketika sedang tertidur. Dia melihat ke Suga. Dia sudah terbangun. Suga melihat kearah Yoo In. mata mereka saling menatap satu sama lain dalam waktu yang cukup lama. Kemudian kedua handphone mereka berdering diwaktu yang bersamaan. Mereka menjawab telepon mereka. Setelah selesai, mereka melihat satu sama lain. "tidurmu nyenyak semalam?" tanya Yoo In sambil tertawa. Suga menundukan wajahnya karena malu. Dia memberikan senyuman kecil ke Yoo In. Yoo In berjalan menuju ke Suga dan mengacak rambut Suga. "Andai saja kau adik ku, aku akan terus memelukmu sepanjang hari." Katanya sambil tertawa kecil. Dia mengambil tasnya lalu keluar. 'Jika itu membuatmu menjadi dekat denganku.' Pikirnya. Yoo In menggunakan jaketnya dan pergi menuju ke rumah.

Yoo In kembali kerumahnya, mengagetkan, semua keluarga menunggunya. Melihatnya dengan penasaran. Yoo In melihat mereka dengan sedikit perasaan takut. 'Shit! Bagaimana aku menjawab mereka?' Dia melihat termenung dari wajah mereka. Ibu nya menyilangkan tangannya. Mr Park duduk di sofa sambil menatapnya dan Eonni serta oppa nya melihat dia dengan wajah kecewa. "pergi kemana kau semalam?" Mrs. Park bertanya dengan tegas. Yoo In menundukan kepalanya. Dia menjadi sangat sensitive saat ini. Tidak tau apa yang ingin dia katakan. Dia menggigit bibir bawahnya. "Jawab Eomma, Park Yoo In!" Ibu nya berteriak kearahnya. Ini pertama kalinya Eomma berteriak kepadanya. Dia selalu berkelahi tetapi Mrs. Park tidak pernah berteriak kepadanya. Tapi sekarang, hanya kerena dia tidak pulang kerumah semalam, ibunya berteriak kearahnya. Yoo In merasa terpancing. Dia mengepalkan tangannya. "Kenapa kau diam?! Jawab Eomma! Kemana kau semalam?!" Yoo In menggigit pipi dalamnya menahan marah.

"Kenapa aku harus menjawab?! Kau berteriak kepadaku saat ini! Kenapa kau tidak berteriak kepadaku saat aku berkelahi? Pulang kerumah dengan semua memar ditubuh?! Kenapa kau berteriak kepadaku ketika aku tidak pulang kerumah hanya semalam?!Kenapa?!Karena kau tau kenapa?! Kau lebih baik melihatku menderita dengan semua memar dari pada melihatku kembali kerumah tanpa memar! Itu menunjukan kalau kau tidak perduli denganku!Aku membencimu!" Yoo In berteriak kearah Ibu nya dan berlari menuju ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan kencang. Dia menangis tanpa kendali. Dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Keluarganya dibawah termenung sesaat. Mereka tidak pernah berfikir Yoo In akan mengatakan itu. Yoo In benar-benar marah dengan Ibu nya hingga dia membuang semua barang-barangnya yang dia lihat dan semuanya pecah. Kamarnya benar-benar kacau. Semua barang yang terbuat dari kaca tersebar dimana-mana. Dia secara tidak sengaja melangkah di atas pecahan kaca itu. Kakinya mengeluarkan darah tapi dia tidak perduli. Dia tetap melangkah di pecahan kaca itu hinggal kakinya mengeluarkan darah terus. Kemudian dia berlutut. 'Kenapa aku melakukan ini? Ini bukan aku. Seseorang tolong aku~' Pikirnya berteriak. Dia menangis dan menangis. Dia pikir hari ini akan baik-baik saja karena hari ini dia akan berkumpul dengan keluarganya sepanjang hari. Tapi semuanya menjadi berantakan. Kemudian dia mendengar hanphonenya berbunyi. Dia melihat siapa yang menelepon. Jungkookie. Dia mengabaikan telepon itu dan mematikannya. Yoo In melihat kakinya dengan tatapan kosong. Kakinya mengeluarkan darah dengan deras tapi dia tidak merasakan sakit. Kemudian dia melihat potongan kaca. Dia mengambilnya dan mengiris di tangannya. Tangannya mulai mengeluarkan darah tapi dia tidak perduli. Dia merasa seperti menyukainya ketika melihat semua darah keluar dari tubuhnya. Lalu dia mendengar suara ketukan yang berasal dari pintunya. Dia membuang pecahan kaca itu lalu berdiri. Dia berjalan lemah kearah pintu dan membukanya. Keluarganya kaget melihat kondisi Yoo In. Kaki dan tangannya mengeluarkan darah semua. Rambutnya berantakan. Kondisinya benar-benar buruk dari yang sebelumnya. "Yoo In, apa yang terjadi kepadamu? Ya Tuhan, Ayo kerumah sakit sekarang." Soo In menarik tangan Yoo In tapi dia menepisnya. "Aku tidak ingin pergi kemana-mana." Dia menutup pintu kamarnya kembali. 'Kenapa mereka perduli?' Dia melihat keatas agar airmatanya berhenti tapi ini tidak mau berhenti. Dia menarik napas dalam.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang