Dua Puluh Enam

790 48 1
                                        

Setelah BTS selesai latihan, mereka mengambil istirahat sebentar sebelum mereka kembali lagi ke Dorm mereka. Jungkook merasa sangat lemah. Dia bahkan tidak bisa fokus pada latihan. Jimin duduk disampingnya

"Ada apa?" Tanya Jimin. Jungkook menyenderkan punggungnya ke belakang kaca. BTS lalu mengelilinginya. "Apakah dia benar akan meninggalkanku?" Air mata Jungkook mulai jatuh menuruni pipinya. Jimin meletakkan tangannya dipundak Jungkook. "Dia tidak akan pergi meninggalkan kau ataupun kita. Jangan khawatir." Ucapnya. Dia bahkan tidak bisa percaya tentang apa yang dia bilang. Dia juga khawatir jika Yoo In akan meninggalkan mereka. "Tapi...bagaimana jika..." J-Hope memotongnya. "Dia tidak akan. Percaya padaku. Dia mencintai kita. Dia mencintai.....kau." Itu terasa seperti dia tertusuk oleh perkataannya sendiri.

'Yoo In, Tolong~ Jangan meninggalkan kami. Jangan meninggalkanku. Aku benar-benar mencintaimu. Aku tidak bisa bertahan jika aku harus kehilanganmu.' Dia berdoa. Jungkook menghela napasnya. "Aku hanya takut." Jimin mengelus punggung Jungkook. Jungkook mengusap-ngusap wajahnya. "Jangan khawatir terlalu berlebihan." Ucap Jin.

Pada keesokan harinya, Jungkook bangun lebih pagi. Baik, tidak terlalu pagi. Dia tidak bisa tidur nyenyak semalam karena dia terus berpikir tentang Yoo In. Lalu dia menerima sebuah pesan dari Soo In. Dia kemudian membukanya.

From : Soo In Noona

Telfon aku kembali jika kau sudah bangun

Jungkook memberikan tatapan aneh ke handphonenya. Jin lalu keluar dari kamarnya dan melihat Jungkook. "Oh, Jungkook?" Jungkook melihat kearah Jin. "Hyung!" Ucapnya. Jin kemudian duduk disamping Jungkook. "Ada apa?" Jungkook menunjukkan handphonenya. Jin mengerutkan alisnya dan melihat kearah Jungkook. "Telfon dia. Nyalakan Speakernya. Aku penasaran." Jin tersenyum polos. Jungkook mengangguk dan menelfon Soo In.

"Noona?"

["Oh,Kookie! Selamat Pagi!"]

"Selamat pagi juga, ada apa?"

["Aku punya berita yang sangat, sangat,sangat bagus untukmu dan BTS!"]

"Apa itu, Noona?"

["Yoo In... dia tidak akan meninggalkan kalian. Dia akan tetap bersama kalian. Tapi aku tidak tau tentang status hubunganmu dengannya, jadi lebih baik jika kau tidak menanyakannya pada saat kau bertemu dengannya. Aku tidak ingin membuatnya stress lagi."]

"Sungguh?!Wahh, terima kasih noona~"

["Tunggu!Apakah itu Jin? Jungkook, dimana kau?"]

"Oh, dia pingsan karena terlalu semangat. Terima kasih, noona~"

["Oh My God, itu sangat...cukup epic *Tertawa* Terserahlah. Sama-sama. Semoga berhasil dalam comeback barumu."]

"Oh, terima kasih~ Jadi bisakah kami mengunjunginya?"

["Oh, aku sudah bilang kepadanya bahwa kau ada schedule, jadi jawabannya TIDAK!"]

"Tapi kami bisa saja hanya..."

["Jin~Dia perlu waktunya, okay? Bagaimana kalau kalian membuat sebuah kejutan? Aku akan menelfonmu pada waktu yang tepat."]

"Ya, Noona~"

["Ok, bye~ Aku harus pergi."]

"Bye~"

Telfon selesai. Jin melihat kearah Jungkook, dia pingsan beberapa saat yang lalu. Dia melekungkan sebuah senyuman. Dia menggelengkan kepalanya. 'Maknae yang polos~' Pikirnya. Lalu Rapmon keluar dari kamarnya. "Ada apa dengannya?" Dia menunjuk ke arah Jungkook. Jin tersenyum dengan polos kearahnya.

Sementara itu, Yoo In sedang menikmati waktunya. Dia sudah bilang kepada Soo In bahwa dia tidak boleh masuk ke dalam kamarnya. Jadi Soo In menurutinya. Yoo In melihat ke arah lukanya. Masih benar-benar dalam. Dia terus memutar balik semua kenangan yang dia buat bersama dengan BTS. Dia sangat merindukan mereka. Yoo In melihat keluar jendela. Udaranya sangat cerah. Pada saat ini, seharusnya dia berada di sekolah. Berjuang, mungkin. Atau hanya membaca bukunya dengan earphone yang terpasang ditelinganya. Tapi itu sebelum dia mengenal BTS. Sekarang, dia telah berubah. Yoo In yang lebih baik. Dia tersenyum bagaimana mereka benar-benar merubahnya. Seorang perempuan yang pemarah dan juga dingin berubah menjadi perempuan yang ceria dan menyenangkan. Itu merupakan perubahan yang cukup jauh. Se Ra juga telah mengubahnya. Selalu baik kepada yang lain. So Eun? Dia telah merubahnya juga. Tidak bertengkar lagi dalam sesuatu yang bodoh. Dan Jungkook, dia mengajarkannya bagaimana untuk mencintai. Jadi kesimpulannya adalah semua orang baru yang memasuki kehidupannya telah mengubah seuruh hidupnya. Dia merasa senang dengan itu. Sekarang, dia tidak perlu khawatir tentang satu bulan itu. Dia selesai dengan itu.

"Jadi, dia tidak akan meninggalkan kami, kan?" Jin mengangguk. Dia sangat senang. Begitu pun ang lain. "Kau pasti senang,Jungkookie~" Jimin meletakkan jidatnya ke jidat Jungkook dan mengacak-ngacak rambutnya. Jungkook tersenyum cerah. Terlalu banyak kebahagiaan yang tidak bisa dia tampung. "Jadi kapan kita akan mengunjunginya?" Tanya Rapmon. "Noona bilang mungkin setelah satu atau dua hari lagi. Seperti yang dia bilang, Yoo In memerlukan waktunya sendiri. Jadi Soo In Noona menyarankan kita untuk membuat sebuah kejutan untuk Yoo In." Jin menjelaskan. Yang lain mengangguk pada penjelasan Jin. "Aku bahagia bahwa dia baik-baik saja." Ucap J-Hope. Tersenyum seperti orang idiot. "Guys, ayo! Latihan!" Manajer mereka teriak kepada mereka. Mereka memutar matanya dan kembali lagi untuk latihan.

.

.

Bersambung

.

.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang