💔 Break - 2 [Yoojung, Jihoon]

500 105 22
                                    



Sudah hampir dua minggu sejak Yoojung meminta break. Yoojung yang minta, Yoojung yang galau.

Galau kangen Jihoon. Ditambah galau karena Jihoon keliatan baik-baik aja.

Hari ini Yoojung ada rapat sampe sore. Jam 4 ini baru kelar dan dia buru-buru lari ke gerbang karena langit udah mendung. Untungnya saat gerimis turun, dia udah sampe di dalem cafe seberang kampusnya. Duduk sendirian dengan waffle coklat dan milkshake stroberinya.

Lagi-lagi cewek itu ngelamun sambil ngunyah wafflenya. Pikirannya dipenuhi sosok Jihoon. Ia berhenti makan dan meraih hape di tasnya, mengecek barangkali ada chat atau panggilan tidak terjawab.

Ada. Satu. Dari kakaknya.

Kak Minho : Kakak ga bisa jemput ada rapat sama client setengah jam lagi

Itu smsnya 15 menit lalu.

Yoojung menghela nafas, menyesal kenapa tadi lari ke cafe, bukannya ke halte menunggu bis datang.

Yoojung menatap kaca di sampingnya yang berembun. Kaca itu menghadap tepat ke jalanan, memperlihatkan kendaraan berbaris mengantri lewat.

Yoojung melirik jam, lalu memutuskan untuk mengerjakan tugas saja. Tak lupa ia mengirim sms balasan pada Minho.

Yoojung : Aku di cafe seberang kampus, kalo ga kemaleman jemput aku di sini

Yoojung membuka laptop dan menyalakannya. Matanya melirik segerombolan pemuda di meja tak jauh darinya. Jelas mereka memperhatikan Yoojung sejak tadi.

Cewek cantik kok ngafe sendirian, katanya.

Yoojung tak peduli. Ia melirik waffle di samping laptopnya. Eskrimnya sudah meleleh. Lalu milkshakenya sudah tinggal seperempat gelas.

Melihat seorang pelayan di dekat tangga, ia mengangkat tangannya. Tapi kemudian jadi membeku kala melihat siapa yang ada di balik pelayan tersebut.

Park Jihoon.

"Ya, mba? Mau tambah?"

Yoojung sedikit tersentak. "E-eh iya mas saya tambah choco mousse sama hot chocolate yang large."

"Oke mba, harap ditunggu."

Yoojung ngangguk, lalu langsung berpura-pura sibuk dengan laptopnya, mengabaikan berisiknya gerombolan pemuda tadi, yang menurut pendengarannya adalah teman-teman Jihoon masa SMA.

Merasa kurang konsentrasi, ia memakai earphonenya lalu menyalakan musik lewat hapenya. Volumenya cukup keras untuk meredam suara hujan juga suara berisik para pemuda di sana.








***





Yoojung membuka matanya perlahan. Gadis itu terlihat menyesuaikan retinanya dengan cahaya yang menyeruak masuk. Matanya menangkap pemandangan jalan depan kampusnya, juga langit yang sudah gelap.

Sontak dia menegak, tersadar jika barusan ia tertidur di meja cafe. Begitu mendongak, ia terkejut melihat seseorang duduk di depannya, tampak serius mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Ji-hoon?" Cicit Yoojung.

Jihoon melirik sembari tersenyum, "Udah tidurnya?" Tanya pemuda itu.

Yoojung mengusap kedua matanya, mengabaikan pertanyaan Jihoon, ia balik bertanya, "Ngapain?"

"Bantuin kamu ngerjain tugas."

Tugas. Tugas. Tugas. Tunggum . Tadi ia kan mengerjakan tugas sembari menunggu Minho........

Yoojung meraih hapenya yang earphonenya sudah tercabut. Jam 7 malam. Itu berarti seharusnya setengah jam lalu Minho datang. Tapi tidak ada sms atau panggilan tak terjawab.

"Tadi Kak Minho dateng." Ucap Jihoon.

"Terus?" Panik dan kaget, Yoojung tak sengaja menaikkan intonasinya. Ia segera menggumam meminta maaf.

"Pulang duluan."

"Loh?" Yoojung sudah ingin menelfon kakaknya sebelum Jihoon menyela.

"Jangan ditelfon, kasian Kak Minho, dia keliatan capek."

"Tapi-"

"Aku bilang kamu sama aku. Aku yang bakal anter kamu pulang."

Yoojung diam. Ia mengalihkan pandangannya dari Jihoon yang menatap lurus matanya.

Pemuda itu tersenyum, mematikan laptop Yoojung setelah mengesave tugasnya. Ia menutup laptop lalu bertanya, "Mau pulang sekarang?"

Yoojung menoleh, terlihat ragu tapi akhirnya mengangguk kecil.







***






[2] Twilight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang