Malem itu Mark baru aja tiduran, baru beres mandi tadi abis nemenin Herin jalan-jalan karena akhir-akhir ini mereka sibuk sendiri-sendiri nyiapin ujian akhir. Dia ngecek hapenya, tadinya mau langsung ganti mode silent tapi malah berdering karena ada telefon.
Odoy is calling...
Mark ngernyit. Udah lama Doyeon ga nelfon dia. Dulu sih sering tapi begitu Mark punya pacar Doyeon jadi tahu diri buat gak gangguin dia. Itu juga nelfonnya paling minta tolong doang ga macem-macem.
Sekarang ada apa? Kenapa tiba-tiba?
Kelamaan ngelamun, akhirnya Mark angkat juga telfon itu. Dia langsung menyalakan loudspeaker, malas menempelkan hape ke telinga.
"Oi ada apaan?" Tanya Mark.
"Maark."
"Apa doooy?"
"Lo tuh anggep gue apa?"
Mark ngernyit, ini sahabatnya mabok apa gimana dah.
"Kenapa sih kok tiba tiba gini?"
"Jawab aja."
"Sahabat lah."
"Sayang ga?"
"Sayang." Mark mengulum bibir, jadi degdegan sendiri.
"Kalo gue ada yang nyakitin.... lo marah ga?"
"Marahlah." Jawab Mark cepat.
"Gue berharga dong buat lo?"
"Iyalah."
Lalu hening. Gak ada sahutan lagi dari Doyeon. Akhirnya Mark nanya, "Doy? Kenapa sih?"
"Mark.."
"Apaan?"
"Kalo dibandingin, berharga mana? Gue atau Koeun?"
Mark bersumpah ga pernah dia sebimbang ini sebelumnya.
***
Doyeon gak ngerti. Kenapa dia bisa nangis sampe sesesak ini cuma karena Lucas. Cowok yang bahkan belum ada sebulan dia kenal.
Cewek itu menenggelamkan wajahnya pada bantal, terisak sendirian, berusaha meredam suaranya agar tak terdengar sang kakak.
Tapi percuma, karena baru semenit Doyeon nangis, Seongwoo udah teriak-teriak di depan kamarnya.
"ODOY BUKAAAAA!"
"GAK MAU!" Teriak Doyeon dengan serak.
"ODOY BUKA GAK? GUE DOBRAK NIH?"
"GAK MAU!"
"BILANGIN PAPA!"
Dengan ancaman itu, akhirnya Doyeon ngebuka pintu kamarnya. Abangnya itu langsung masuk dengan muka panik.
Mukanya lucu bikin Doyeon pengen ketawa. Tapi sedihnya lebih mendominasi sekarang. Akhirnya dia malah makin nangis liat Seongwoo yang udah khawatir banget kayak Doyeonnya sekarat aja.
"Lo diapain njir kok sampe begini nangisnya Ya Allah adek gua yang cantik?????"
Doyeon tiduran lagi, meluk gulingnya lalu nangis lagi.
"Odoy jawab abang dong ini abang nanya beneran!!!"
"Odoy kecewaaaa."
"Kecewa sama siapa ha? Cowok ya?"
Doyeon ga jawab. Tapi Seongwoo ngerti itu jawaban ya buat pertanyaannya barusan.
"Kan gua udah bilang Doy lo tuh masih bocah napa ngeyel sih pake acara main cowok segala?!" Omel Seongwoo.
"Gak main cowok!" Doyeon jadi nendang Seongwoo sampe kena perutnya. Untung ga kena harta berharga.
"Iya ga main cowok tapi cowoknya yang mainin lo!" Sungut Seongwoo. "Bangun!" Sentaknya narik adiknya itu biar duduk.
"Coba cerita cowoknya siapa?"
"Gak mau. Nanti lo apa-apain."
"Paling gua cium doang."
"Iya dicium pake ini." Doyeon ngangkat tangan Seongwoo yang udah mengepal.
"Yaiyalah masa gua cium pake bibir."
"Gak mau kasiaaaan." Rengek Doyeon terus nangis lagi.
"Masya Allah heh istighfar coba!" Tegur Seongwoo nepuk-nepuk pipi adiknya.
Doyeon nurut. Tapi nangisnya beneran gak mau berenti. Sampe akhirnya Seongwoo capek dan lebih milih meluk adiknya itu.
"Ya Allah Doy... siapa sih yang beraninya nyakitin lo kayak gini? Abang berusaha bahagiain lo mati-matian Doy. Udah dong ini lo pengen abang mati frustasi liat lo nangis kejer gini?"
Doyeon akhirnya berangsur tenang. Cewek itu jadi bales meluk abangnya.
"Abang sayang Odoy?"
"Sayanglah." Jawab Seongwoo sembari narik muka Doyeon dan ngusap airmatanya.
"Jelek lu jadinya." Kata Seongwoo. "Bersihin sono ingus lo." Lanjutnya mendorong Doyeon ke kamar mandi.
Selesai dengan urusannya, Doyeon keluar dengan muka sedikit lebih segar. Dia liat abangnya udah meluk toples duduk di sofa.
"Sini duduk. Cerita." Ucap Seongwoo sembari nepuk sofa kosong sampingnya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/128345406-288-k577987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Twilight✔
Short Story"I'm missing you, i'm missing you. 바로 옆에 있는데도. I'll be with you, i'll be with you. 너라는 이유 fall in love girl." -Twilight, WANNA ONE Book 1 : Chewing Gum [19 Nov 2016 - 19 Nov 2017] Book 2 : Twilight [19 Nov 2017 - 7 April 2018] Book 3 : Boomerang [19...