📌 Don't! [Doyeon, Lucas, Mark]

538 98 4
                                    


Doyeon lagi misuh-misuh sendiri di halte depan sekolah sambil mandangin layar hapenya.

Kenapa sih ya abangnya tuh ga bilang dari tadi kalo gak bisa jemput?! Dia udah nunggu di sini sejam terus tiba-tiba ditelpon.

"Odoy balik sendiri aja gue masih di kelas." Katanya bisik-bisik.

Tapi Doyeon jawabnya gak nyantai, "NAPA GA BILANG DARI TADI SIH OOOOONG!"

Terus ditutup gitu aja sama abangnya.

Masya Allah Doyeon mau ngamuk tapi takut dikira orang gila.

Doyeon celingak-celinguk, natap jalanan depan sekolah yang udah sepi. Angkot udah gak ada yang lewat. Ojek pun gak ada. Mau order gojek paketannya abis tadi dipake buat nontonin MV NCT U berulang-ulang.

Mana jam 6. Bentar lagi maghrib. Ah gila ini Cendrawasih sepi banget coy.

Doyeon baru aja mau sms Yoojung yang barangkali dengan senang hati mau menjeputnya. Tapi telinganya menangkap suara berisik dari sebrang.

Oh iya. Warkop.

Doyeon langsung lari ke sana. Keliatan di parkiran masih banyak motor dan ada dua mobil. Salah satunya adalah yaris putih milik Mark.

"Assalamualaikum!!" Teriak Doyeon bikin sewarkop kaget.

"Waalaikumussalam." Seungmin yang jawab duluan sambil noleh ke pintu.

"Ada apa lu ke sini sini?" Tanya Jeno.

"Mark mana?" Tanya Doyeon.

Jeno nunjuk Mark yang keliatannya lagi ngangkat telfon di pojok warkop, "Napa lu mau nebeng?"

"Iye. Abang ga bisa jemput terus mau order gojek paketan gua abis." Jawab Doyeon sembari duduk di antara Jaemin Jeno. Nyelip nyelip dikit dia kan kurus.

Mark balik ke temen-temennya begitu selesai. Matanya ga sengaja liat cewek berambut panjang duduk di antara Jeno Jaemin.

"He ngapain lu?"

"Nungguin lo. Mau nebeng dong. Ong ga bisa jemput gue."

Mark ngangguk aja. "Tapi gue mau ke bandara dulu. Jemput orang."

"Yaudah gapapa. Sekarang?" Tanya Doyeon.

"Nanti aja maghriban dulu." Sambar Seungmin mengingatkan.



***



"Jemput siapa sih?"

"Sepupu." Jawab Mark yang sibuk ngehubungin sepupunya itu.

Doyeon sendiri berdiri di samping Mark. Asik nyedot bubble di tangannya sambil matanya berkeliling memperhatikan satu persatu orang yang lewat.

"MARK!"

Doyeon yang pertama nangkep figur orang yang memanggil cowok di sampingnya ini. Dia langsung nyolek Mark, "Itu tuh sepupu lo bukan?"

Mark ikut noleh, lalu senyumnya melebar begitu saja, "LUCAAAAAAS!"

Dua cowok itu berpelukan sebentar, mengabaikan Doyeon yang kini mengerjap memandangi sepupu Mark di depannya.

"Ya Allah ini manusia apa tiang...." gumam Doyeon kecil tapi berhasil membuat dua cowok di depannya menoleh sambil terkekeh.

"Odoy. Nih kenalin sepupu gua."

Doyeon ngangguk, ngulurin tangannya. "Doyeon. Tadi nama lo siapa? Kulkas?"

Mark ketawa. Udah dasarnya receh sih dia ngakak banget sampe diliatin orang-orang.

"Lucas, Doy." Ralat Lucas.

"Oh ya ya ya. Sorry." Ujar Doyeon lalu melepaskan jabatan tangan mereka.




***



"Oi." Lucas duduk di samping Mark yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya.

"Ape."

"Id line Doyeon dong."

Mark langsung noleh, "Mau lo apain?"

Lucas mendelik, "Gua deketin lah."

Mark kembali menatap layar laptopnya tanpa membalas.

"Yeu serius ini gua."

"Urusan lo sama yang dulu udah kelar emang?"

"Yaelah dibahas lagi." Keluh Lucas. "Berkali-kali gue bilang bukan gue yang ninggalin, dia yang ninggalin gue."

Mark ngelirik, "Yang ini bakal lo tinggalin ga?"

"Mark, bukan gue yang ninggalin."

Mark menghela nafas, "Lo yakin?"

Lucas mengangguk.

"Dia sahabat gue juga." Ucap Mark.

"Iya Mark. Lagian lo ga percaya banget sih sama gue? Bukan gue yang ninggalin. Dia yang ninggalin."

"Kalo dia yang ninggalin, dia ga bakal nangis-nangis ke gue setelah lo mutusin pulang ke Hongkong."

Lucas diam, "Mungkin dia cuma nyesel ninggalin gue." Kekehnya kemudian.

Mark berdecih. Menyerahkan hapenya pada sepupunya itu. "Cari aja. DNnya Odoy."

Lucas kini sibuk berkutat dengan hape Mark. Memindahkan id line Doyeon ke hapenya lalu mengechat gadis itu segera.

Lucas : Odoooy?

Belum ada balasan. Lucas jadi melamun sendiri.

"Setelah gue pergi, dia emang cerita apa sama lo?"

"Ga cerita apapun."

Lucas berdecih, "Cewek tuh gitu ya. Ga mau mengakui kesalahannya."

Mark hanya diam tak menimpali apapun. Memutuskan untuk hanya mendengarnya curahan hati sepupunya.

"Gue kan gak sama kayak kalian. Sekolah jelas beda. Apalagi gue aksel kalian nggak. Dia yang gak mau ngerti kesibukan gue." Tandas Lucas.

Jangan protes. Lucas ini bobrok gini otaknya lumayan kok. Bisa buat ngejar SMA 2 tahun doang. Sayangnya SBM gagal jadi mutusin nunda setahun aja. Lagian emang idealnya tahun ini dia masuk kuliah.

"Gue berusaha ngeluangin waktu buat dia. Tapi kerjaan dia cuma ngambek terus nanya 'kemaren kemaren ke mana aja? kenapa baru muncul?' dan berakhir dengan kita ga jadi jalan. Dia ga sadar apa dia yang ngebuat semuanya jadi sulit."

"Gue bertahan, Mark." Ucap Lucas pelan. "Tapi dia nggak." Lanjutnya.

Suara dentingan hape memotong acara curhat dadakan itu. Lucas membuka kunci hapenya, membaca balasan dari Doyeon di sana.

Doyeon : Oit
Doyeon : Lucas yang tadi?

Lucas : Iyalah emang lucas yang mana

Doyeon : Takutnya beda gitu
Doyeon : Udah gue addback ya

Lucas : Gue gak minta doy

Doyeon : Minta gue block?

Lucas : Wkwkkwkwkw canda keleus si geulis sensian bener

Terus gak ada balasan dari Doyeon. Cewek itu ngilang. Bikin Lucas kembali ngelamun ngeliatin layar laptop Mark.

"Mark,"

"Ha." Balas Mark malas.

"Dia baik kan?"

Mark menoleh, liat Lucas lagi nunduk buka-kunci layar hapenya.

Mark berdeham, kembali menoleh pada layar laptopnya.

"Koeun? She's fine."

"Jangan sebut namanya!"

Mark terkekeh, "Why?"

"Just don't."




***




    

[2] Twilight✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang