Sekarang aku sudah menjadi Sertar. Banyak sekali tugas tugas yang menyibukkanku di AAL, bukan hanya aku saja tetapi para Taruna dan Taruni lain juga sama disibukkan dengan tugas masing masing. Tugasnya pun bermacam macam, ada yang berlatih berlayar, pengenalan pengenalan KRI, melakukan kunjungan, dll.
Setelah masa orientasi selesai, kegiatan akan dilanjut dengan pemilihan keluarga asuh, sebelum para Taruna dan Taruni melakukan LATSITARDANUS.
Helm helm berjajar rapi dihadapan. Para sertar atau Taruna-Taruni tingkat dua bersiap berlari kelapangan untuk menempati helm yang akan dipilihnya.
Aku berlari ke arah depan sedikit serong kanan. Aku mendapatkan nomor 206. Tetapi terlihat tangan Taruni lain dari sebelah kiriku memegang helm yang sama dipegangku."Eh, gapapa deh kamu pegang ini aja saya cari yang lain". Ujarku seraya memberikan helm pada Taruni itu.
"Tapi? Beneran gapapa nih?". Tanyanya sedikit ragu.
"Iya gapapa". Aku berjalan kearah kiri Taruni itu karna terdapat helm yang belum diambil. "Saya pegang ini saja". Ucapku sambil tersenyum miring padanya.
"Yaudah, makasih ya".ia tersenyum tulus.
Sekarang aku mendapatkan helm dengan nomor 205. Dan sesesera aku mengenakan helm ini dikepalaku.
Sudah terlihat para senior berjalan untuk mencari nomor helm yang dikenakan oleh juniornya.
Aku menatap wajah taruna itu yang berjalan menuju arahku. Tak lama kemudian, ia tela berdiri di hadapanku.
Dia tinggi, kira kira 10 cm lebih tinggi dari aku, potongan rambutnya cepak, kulitnya agak kecoklatan, matanya sedikit bulat.Duuhh, kakak taruna ini kok cakep ya. Apa iya dia kasuh gue?. Batinku.
"Sun? Kenapa melamun?". Tanya senior ini sambil melambai lambaikan tangannya di depan wajahku.
Aku tersentak kaget. "Eh, siap salah tor!" jawabku tegas seraya berhormat
Ia membalas hormatku. "Perkenalkan saya Sermatutar Revino Bagas Bimantara, panggil saja Revin. Namamu siapa sun?"
"Siap saya Sertar Cilvia Niktara Fabiani, biasa dipanggil Cilvia"
"Sudah tidak usah terlalu formal!, lagian kita sekarang sudah jadi keluarga asuh". Ujar Sermatutar Revin
Aku hanya menganggukan kepala sambil tersenyum ke arah Sermatutar Revin.
**
Aku telah menyelesaikan tugasku membuat denah KRI Bima Suci yang telah aku kunjungi dua hari lalu. Sebenarnya aku sudah berjanji pada keluarga asuhku unyuk makan siang bersama, tapi karna ada tugas, aku jadi tidak bisa menepati janjiku. Sekarang aku berjalan menuju ruang makan di AAL, mungkin saja masih ada yang sedang makan siang karena jam masih menunjukkan pukul 13.46
Ternyata disini sudah sepi, aku mengurungkan niatku untuk makan siang. Sesegera aku pergi ke arah kamarku.
Dikamar hanya ada seorang taruni yang sedang memainkan gadgednya. Namanya Regita Aulia Meta, dia adalah taruni yang selalu update di sosmed.
"Loh, yang lain pada kemana git?" tanyaku pada gita.
"Itu, katanya sih mau lari sore dilapangan" jawabnya dengan pandangan masih tertuju pada gadged yang di genggamnya.
"Nah, trus kenapa kamu ga ikutan?"
"Nih liat lutut". Gita melihatkan lututnya yang luka.
"Loh itu kenapa?"
"Tadi, waktu lari pagi jatoh, ya jadi gini deh. Kamu gak mau lari sore juga cil?" ia menatapku sekejap dan lekas mengembalikan pandangan pada gadgednya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romance*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?