part 24

5.6K 283 3
                                        

19.24 angka yang muncul di jam digitalku saat ini.

"Kita mau kemana nih?". Tanyaku memecah keheningan dalam mobil pada saat lampu merah.

Kak Revin dan Alif yang duduk di kursi depan menoleh ke arahku. "Kamu maunya kemana?".  Tanya mereka bersamaan.

"Ya, kemana aja boleh. Terserah deh". Ucapku.

"Terserah lo aja lif. Kan lo yang nyetir". Ucap kak Revin pada Alif.

"Lah kok gue? Terserah bang Revin aja. Ini kan mobil lo bang". Ucap Alif sambil menginjak pedal gas dan melajukan mobil dengan kecepatan normal.

"Yaudah deh mending kita ke cafe biasa aja". Ujarku.

Sesampainya di cafe yang mana adalah tempat yang sering kukunjungi. Kita memilih duduk di lantai atas dekat balkon.

"Eh, hp aku ketinggalan di mobil. Aku ambil dulu ya". Ucapku.

"Cil! Aku anterin kamu ya ke parkiran".  Tawar kak Revin.

"Gak usah kak, biar aku aja sendiri". Tolakku.

"Atau biar aku aja yang ngambilin hp kamu?". Ucap Alif yang dengan anehnya ia berbicara dengan kata 'aku kamu'.

"Gak usah lip. Biar aku aja". Tolakku lagi.

"Oke deh". Ucap mereka bersamaan.

Aku kembali ke parkiran untuk mengambil handphone ku yang tertinggal di mobil. Saat aku ingin kembali masuk ke cafe. Aku melihat seseorang yang sepertinya ku kenali, Lili namanya.

Lili adalah temanku semasa SMP. Dia seorang laki laki ya.. Liliam Arie Haryo nama lengkapnya. Dulu ia sering di bully oleh teman teman sekelasku karena sifat dan kelakuannya yang agak yah bisa dibilang banci lah ya. Dulunya dia adalah leader collor guard di sekolah.

"Hei!". Sapaku sambil menepuk pundaknya.

"Ih, siapa ya?". Tanyanya dengan nada yang tak berubah sama sekali saat SMP.

"Kamu Liliam ari haryo kan?". Tanyaku memastikan.

"Ya bener. Lo siapa?". Tanyanya lagi.

"Masa iya lo ngelupain temen lo yang sering ngabantu lo pas dibully?". Ucapku.

"Ih, lo Cilvia? Yaampun makin ganteng aja deh lo. Tapi beneran Cilvia kan?". Ucapnya sambil memutarkan badanku.

"Iya gue Cilvia. Eh gue cewek kali, bukan cowok. Lo tuh gayanya makin asoy lah, makin cantik". Ucapku.

"Ih, iya dong penampilan itu nomer satu bagi gue".

"Emm, yayaya. Btw sekarang lo kerja apa". Tanyaku

"Alhamdulillah deh, cita cita gue buat punya salon kesampean juga. Lo mampir dong ke salon gue". Jawabnya bangga.

"Wah, oke oke kapan kapan gue mampir. Ikut gue yuk masuk. Ada Alip juga tuh di dalem". Tawarku.

"Serius ada si Alif? Ih, si Alif makin ganteng ya". Ucapnya.

"Lo udah pernah ketemu Alif?". Tanyaku.

"Belum pernah sih. Tapi gue liat tuh di instagramnya". Jawabnya

"Ooh gitu, yaudah ayo". Aku dan lili pun pergi ke atas untuk kembali ke tempat tadi.

"Hei!!! Masih inget gak lo sama gue?". Sapa Lili heboh pada Alif.

"Siapa?". Tanya Alif bingung.

"Ih, lo udah lupa ya sama gue? Jahat deh abang". Ucap Lili.

"Oh, si Lili ya? Makin cantik lo, sumpah dah hahaha". Kata Alif.

"Nah tuh inget. Ih gue walau gini masih cowo kali. Terus kalian berdua dari dulu manggil gue lili aja. Gue udah bilang berkali kali kalo nama panggilan gue tuh Ari". Tanggap Lili.

Sahabat Hidup (Militer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang