Para taruna taruni tingkat akhir dari matra darat, laut, udara, bahkan dari kepolisian telah berkumpul di istana negara sejak dua hari yang lalu. Dengan acara gladi kotor dan gladi bersih Praspa.
Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh seluruh capaja. Ya, hari dimana para capaja akan dilantik menjadi seorang paja (perwira remaja) atau di sebut dengan istilah Praspa.
Praspa adalah upacara prasetya perwira tentara nasional indonesia dan pelantikan perwira polisi. Upacara praspa juga sebagai momentum untuk mengucapkan janji dan sumpah setia kepada negara kesatuan.
Nantinya dari setiap akademi akan dipilih lulusan terbaik yang akan memperoleh anugerah Adhi Makayasa yaitu penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap akademi TNI maupun Polri.
Di setiap tahunan upacara Praspa, ada tradisi unik yang tak akan punah dari setiap matra. Contohnya dari matra laut sendiri. Tradisi unik menampilkan beberapa yel yel dan melempar topi pet ke atas.
Setelah itu para orang tua/wali ataupun rekan rekan diperbolehkan untuk turun kelapangan untuk menemui anaknya ataupun rekannya yang sedang menjalani praspa.
Ayah dan bundaku dengan cepat beliau menghampiriku dengan cukup mudah untuk mencariku, karna aku berada pada barisan paling terdepan.
Tanpa kata kata aku besujud di kaki bunda sejenak dan langsung berdiri memeluknya.
"Selamat ya nak. Kamu sudah jadi orang berhasil". Ucap bunda mengusap kepalaku.
"Makasih bun atas semuanya". Jawabku dan langsung berpalin memeluk ayah.
"Widih, atasan ayah nih. Selamat ya cil". Ucap ayah.
"Ayah bisa aja. Tetap saja ayah ini mentorku, hehe. Makasih ya yah".
"Oh, iya cil. Ini dari tadi abangmu nelpon mulu. Katanya pengen cepet cepet bicara sama kamu". Ujar bunda memberi handphonenya padaku.
"Halo bang!". Ucap pembukaku.
"Weehh, letnan dua cilvia! Happy graduation ya! Udah jadi perwira aja nih. Semoga aja penempatannya gak jauh jauh.". Ucap bang bhara.
"Happy graduation ya cilvia sayang! Sukses terus ya!". Suara mbak kinta menyambung.
"Hehe amin, iya makasi bang. Makasih juga mbak Kinta". Jawabku.
"Udah jadi perwira jangan manja manja-an lagi sama gue ya". Ucap bang bhara.
"Idih siapa juga yang mau manja manja-an sama abang yang nyebelin kayak lo itu bang".
"Bunda tinggal dulu ya cil". Ucap bunda.
"Iya bun". jawabku, bunda pun langsung pergi bersama ayah.
"Eh, udah dulu ya cil ini gue masih dines nih". Ujar bang bhara ingin menutup.
"Dines? Elah bang, dines aja masih berduaan sama mbak Kinta lo". Ucapku ngeledek.
"Sirik aja lo sama abang sendiri. Makanya lo juga beduaan gih sama si Revin. Udah ya dadah. Assalamualaikum". Ucapnya menutup panggilan dan membuatku diam.
'Revin? Kak Revin gimana kabarnya?. Ih udah deh ngapain mikirin itu juga'. Batinku.
Saat aku berbalik arah untuk kembali berkumpul bersama rekan rekanku. Aku diam terpaku saat melihat seorang lelaki memakai pdl khas TNI AL lengkap dengan baret ungu. Lelaki itu tersenyum ke arahku.
'Kak Revin? Panjang umur ya. Ngapain dia disini? Emang iya mau ketemu aku? Ah, kenapa aku jadi ge-er gini?'. Batinku bertanya tanya.
"Cilvia! Happy graduation ya!". Ucapnya menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romance*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?