Hari ini masih hari pesiar, jadi aku memutuskan untuk keluar ksatrian dengan kak Revin, tidak hanya berdua dengan dia tetapi juga bersama rekan rekanku lainnya. Hanya saja pada saat kita sampai di pusat berbelanjaan di surabaya kita semua bermencar.
Aku dan kak Revin mengarah ke cafe di mall tersebut.
"Permisi kakaknya mau pesan apa?". Tanya seorang pelayan wanita.
"Orange jus, less sugar ya mbak". Jawabku "Kak Revin pesan apa?". Tanyaku beralih pada Kak Revin.
"Chocolate milkshake aja". Jawab kak Revin.
"Ditunggu ya kak". Ucap pelayan tersebut diikuti langkah kakinya meninggalkan meja kami.
"Eh, bentar deh, aku kok baru sadar ya kalo di pundak kakak udah nambah aja satu balok". Ujarku.
"Gimana yang gak mau sadar, tadi malem aja pas ketemu kamu ngambek kan sama aku". Ucapnya cekikikan.
"Hmm iya deh iya. Letnan satu Revin".
"Haha, makanya yang rajin belajar biar cepet cepet jadi perwira gitu loh". Ucapnya.
Minuman pun sudah datang.
Setelah pelayan pergi meninggalkan meja aku langsung menyeruput minuman karena sudah haus.Tapi sayang minumanku terasa sangat kecut sehinggu membuat ekspresi wajahku terlihat.
"Hahaha, mukanya kok gitu? Kenapa?". Tanya kak Revin.
"Asem banget sumpah".
"Yaudah ini kamu minum punya aku aja, kita tukeran". Ucapnya sambil menukar minumannya dengan minumanku.
"Tapi itu kan asem kak". Sergahku.
Kak Revin tanpa mendengarkan ucapanku.
"Nggak kok, ini manis asalkan minumnya sambil liat kamu". Gombalnya.
"Ih, apaan coba. Yaudah abisin aja".
"Nanti juga abis". Ucapnya sambil meminum jus itu lagi.
"Oiya, kamu praspanya kira kira masih sekitar enam bulanan lagi kan?". Tanyanya."Iya kak, emang kenapa?". Tanyaku balik.
"Ya gak papa sih".
"Revin!". Panggil seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang cukup rapi.
"Loh, mamah kok ada di Surabaya?". Tanya kak Revin mencium punggung tangan mamanya dan diikuti aku.
"Iya, mama ada acara di Surabaya". Ucap mama kak Revin.
"Loh mama sendiri?". Tanya kak Revin lagi.
"Ya nggak lah, mama sama papa, dia sekarang masih ke toilet". Jawab mama kak Revin.
"Permisi tante, kak, saya mau ke toilet dulu ya". Ucapku.
"Oh iya". Jawab kak Revin dan mamanya sedikit berbarengan.
Setelah beberapa menit dari toilet aku kembali lagi. Tetapi belum sampai di meja yang ditempati aku tadi.
"Tapi Revin, mama kan udah bilang sama kamu, mama gak suka kamu dekat apalagi pacaran sama calon abdi negara kayak dia". Ucapa mama kak Revin.
"Mama apaansih, bukannya Riska juga taruni calon abdi negara? Gimana kalo posisi Cilvia ada di Riska?". Jawab kak Revin.
"Ya kamu jangan samain dia dengan adik kamu lah. Pokoknya mama gak setuju kamu sama dia. Titik". Bentak mama kak Revin.
"Terus? Mau mama itu apa? Mau jodohin aku sama cewek kayak Kania yang rewelnya minta ampun itu lagi?". Tanya kak Revin lagi.
"Ya mama mau kamu putusin dia secepatnya! Kalo kamu masih gak putusin dia, mama yang akan bertindak". Ketus mama kak Revin dan langsung pergi meninggalkan kak Revin sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romance*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?