Setelah Alif pergi.
Aku masih bingung. Cukup lama aku mempertimbangkan hal ini. Aku tidak ingin melukai perasaan Alif. Tapi bagaimana pun juga aku sudah memiliki kak Revin.Sesegera aku berdiri dan pergi dari tempat itu. Tetapi setelah berjalan tak jauh aku merasa aku harus kembali menemui Alif di danau lagi.
Aku kembali ke danau dan melihat punggung Alif. Ia sedang duduk sambil menopang dagunya.
"Alip!!". Panggilku.
Alif menoleh ke arahku dengan cepat sambil berdiri, ditambah dengan senyumannya.
"Maaf, aku rasa kalo aku pergi gitu aja kayaknya kurang sopan. Jadi lebih baik aku bicara langsung aja sama kamu.". Ucapku yang masih berjarak jauhan dengan Alif. "Aku sayang sama kamu lip. Tapi cuma sebagai sahabat aku, lebih lebih aku anggap kamu sebagai kakak aku sendiri. Maafin aku ya lip". Lanjutku.
Alif terdiam. Kita berdua sama sama terdiam. Aku pergi melangkahkan kakiku.
"Tapi maaf juga cil. Kayaknya aku gak bisa nepatin janji aku buat ngilangin perasaan ini". Perkataan Alif membuat ku berhenti melangkah dan sekilas menoleh memberi senyuman tipis padanya.
Dan sesegera aku berlari untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di depan rumah dengan nafas yang tak beraturan aku melihat kak Revin yang sedang berdiri di luar menungguku.
Akupun menghampirinya.
"Kok sampe ngos ngosan gitu?". Tanya kak Revin.
"Tadi katanya kangen. Dan nyuruh cepet. Yaudah aku lari aja". Ucapku yang masih juga ngos ngosan.
Kak Revin mengelus elus kepalaku. "Segitunya ya rela rela in biar aku gak kangen". Ucapnya tersenyum. "Aku bawain cheese cake kesukaan kamu tuh. Kamu makan ya". Lanjutnya.
"Wah, makasih. Yaudah masuk yuk kak". Ajakku.
"Oke sip".
Aku masuk ke dalam rumah dengan kak Revin dan memakan cheese cake darinya.
__
Paginya aku berencana untuk jogging ke taman bersama kak Revin tetapi kak Revin masih belom juga menjemputku.
"Assalamu'alaikum kak". Salamku saat panggilan terhubung. "Kakak udah jalan kerumah?". Lanjutku bertanya.
"Wa'alaikumsalam. Aduh kayaknya sekarang aku gak bisa jogging bareng nih. Aku ada urusan. Nanti siang aku kerumah kamu deh. Maaf ya". Jelasnya.
"Hmm iyadeh. Kalo boleh tau urusan apa kak?". Tanyaku.
"Urusan penting deh pokoknya. Sekali lagi maaf ya". Jawabnya.
"Iya gapapa. Ntar aku ajak Naira tetanggaku aja".
"Yaudah kalo gitu. Assalamu'alaikum". Tutupnya.
_
Aku lari pagi dengan tetanggaku kita sudah berlari dapat tiga putaran."Aduh cil. Gue capek nih gak kuat lagi nih". Ucap Naira berhenti.
"Ayo dong semangat ra!".
"Nggak nggak gue gak sekuat lo cil. Lo pasti udah biasa lari beginian karna lo seorang TNI. Nah gue, gue bidan, jarang banget lari gini". Kata Naira sambil duduk di kursi taman dan aku juga ikut duduk.
"Hmm iya deh buk bidan. Lo istirahat aja dulu. Gue mau beli minuman dulu nih".
Aku pun berlari sambil mencari minuman dan kembali ke tempat tadi dimana Naira duduk.
"Nih". Aku memberikan sebotol minuman pada Naira.
"Makasih". Ucapnya menerima. "Oiya cil. Lo udah berapa lama pacaran sama cowok lo?". Tanyanya tiba tiba.
![](https://img.wattpad.com/cover/134167145-288-k803444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romans*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?