Hayy hay!!
Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur yang empuk, setelah menyelesaikan kegiatanku menyemir sepatu dan menyetrika baju yang akan dikenakan besok.
Aku memejamkan mataku sejenak, memutar mutar sebongkah masa lalu yang penuh dengan cerita cerita konyol, bahagia dan kesedihan saat bersama sama Alif.
Entah mengapa selain keluargaku dan kak Revin, Alif pun juga ada dalam pikiranku saat saat ini.
Memang dulu aku pernah mempunyai perasaan dengannya, ya bisa disebut sebagai cinta monyet lah.Tapi sekarang rasa itu sudah hilang untuknya melainkan rasa itu sudah berpindah pada kak Revin. Seorang kakak asuh yang paling sering membuat pipiku memerah dengan kata katanya yang ke PDan.
"Cil!! Lo dari tadi gak dengerin kita ngomong apa?". Ucap Vika menggertakku.
"Eh eh, sorry gue gak denger. Hehe". Ucapku sambil duduk di pinggir kasur.
"Yah elah, elu budeg apa gimana sih?". Tanya Gita yang masih menyemir sepatunya.
"Makanya lu jangan bengong mulu, kesambet kuntilanak laut baru tau rasa lu". Ucap Ersa.
"Yee, lu nyumpain gue gitu amat, emang kalian tadi bicarain apa sih?". Tanyaku.
"Praspa. Lo mau dateng gak ke praspa sebulan lagi?". Ucap Vika.
"Lah, emang aku mau dateng ke praspa siapa coba? Kalo kalian?". Tanyaku lagi.
"Kalo gue sih mau dateng, kan pacar gue karbol. Dia praspa tahun ini". Ucap gita.
"Ya kalo aku nggak, aku aja masih jomblo." ucap Ajeng dan Ersa bersamaan.
"Ci elah, para jomblo kompak banget". Ejek Gita.
"Kalo Vika sama Rena dateng gak?". Tanyaku lanjut.
"Iyalah, aku kan mau dateng di praspa bang bagus, trus Vika juga mau dateng di praspa gebetannya itu". Ucap Rena.
"Apasih lu Ren". Ucap Vika malu.
"Lah, siapa gebetan Vika?". Tanyaku heran.
"Kamu gak tau? Dia cadet di AAL juga padahal". Jawab Rena.
"Siapa sih gue gak tau. Namanya?".
"Sermatutar pelaut al--". Kata Rena terpotong karna ketukan pintu, dan diikuti seseorang wanita masuk dengan pakaian khas dan tertulis poltar di lengan sebelah kirinya.
"Selamat malam, belum tidur kalian?". Tanya poltar tersebut.
"Siap! belum mentor, kami baru selesai menyemir sepatu dan menyetrika baju". Ucapku mewakili.
"Cepatlah tidur, jangan buang waktu istirahat kalian. Selamat malam". Ucap poltar itu mengakhiri pembicaraan sambil melenggang pergi.
"Udaah udah, tidur yuk". Ucap Gita.
"Eh, bentar siapa tadi nama gebetan si vika". Tanyaku lanjut.
"Udah ah cil, tidur! Makanya lu jangan kudet kudet amat jadi orang". Ucap vika.
***
Seperti biasa, sebelum pesiar, para taruna maupun taruni sore ini sedang melaksanakan apel.
Sebagai danton (komandan pleton) satu, aku menyiapkan barisan dan memulai hitungan untuk mengecek anggota.
"Satu... Dua... Tiga......................-- Sepuluh...". Barisan menghitung berjumlah sepuluh, dan sebelas denganku.
Aku melangkah kan kaki dengan tegak ke arah pembina apel, berhormat terlebih dahulu dan "Lapor! Pleton taruni satu, jumlah duabelas, tidak lengkap kurang satu! Laporan selesai". Laporku seraya kembali ke samping barisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romance*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?