part 35

5.2K 274 6
                                    

Aku berjalan menuju keluar dari rumah sakit sambil mendorong kursi roda yang diduduki Alif  yang terlihat sehat dan tak pantas duduk di kursi ini.

Aku berjalan sangat hati hati saat jalan turun turunan kearah parkiran, karna beban yang kudorong juga lumayan berat.

"Cil, aku masih inget dan terbayang bayang nih, yang kamu bilang kalo kamu sayang sama aku". Ucap Alif sesekali ia menoleh ke arah ku.

"Lah terus? Kan emang aku sayang sama kamu dari dulu lip dari kita pertama jadi sahabat kan". Ucapku mencoba biasa.

"Tapi rasa sayang kali ini beda kan. Tau gak waktu kamu nangis sambil meluk aku waktu itu,, sini deh aku bisikin". Ucap Alif. Aku pun sedikit menunduk memberikan telingaku agar aku mendengar jelas perkataannya.

"_______". Bisikan Alif membuat ku kesal.

"Ih, ngapain masih inget itu sih, geli banget dengernya". Aku memukul pundak Alif dan melepas genggamanku dari kursi roda.

"Eh eh cil kenapa kamu lepas cil tolong eh". Ucap Alif khawatir karena kursi roda yang didudukinya berjalan tanpa kendali dan lumayan kencang.

Aku yang baru sadar respon aku mengejarnya dan berusaha menangkap kursi roda itu.

"Eh eh, duh kok cepet banget". Ucapku masih berlari tetapi kursi roda itu memang kencang.

"Bruuukkk". Kursi roda dan Alif menabrak mobil yang terdiam dan posisi Alif jatuh dari kursi roda.

"Eh gak papa kan". Aku menghampirinya.

"Aduh, gak papa kok ya agak sakit dikit sih". Jawab Alif.

"Gak papa apanya sih. Duh kursi rodanya ini gimana ya kalo rusak, terus ini mobilnya agak beset gini". Ucapku.

"Etdah, aku kira kamu tanya keaadaan aku, lah malah khawatirin mobil sama kursi rodanya".

"Lah iya lah aku ngawatiri kursi roda karna ini punya rumah sakit bukan milik pribadi. Terus aku juga khawatirin mobil ini karna mobil ini kan kita minjem lip, ih gimana sih".

"Haduuh, gak perhatian banget ya emang kalo sama aku". Ucap Alif sambil berdiri.

"Dih, ngapain perhatian sama orang sehat wal'afiat begitu". Ucapku.

"Oh jadi aku harus sakit dulu gitu biar kamu perhatian terus kamu bilang sayang dan cinta". Ejeknya.

"Ih apasih". Ucapku langsung berjalan masuk kedalam mobil.

--

Aku dan Alif berjalan di pinggiran taman, suasana taman saat sore ini tidak terlalu ramai.

Dan aku meliat seorang gadis yang sedang duduk memegang hp nya dan menangis. Karna aku sangat ingin tahu mengapa dia menangis aku langsung bertanya.

"Loh adeknya kenapa?". Tanyaku tanpa rasa sungkan. Aku juga langsung duduk di sebelahnya.

Gadis remaja itu, mungkin sepantaran dengan Aghin. Saat ditanya ia hanya menggeleng.

"Adeknya kenapa, cerita sama kakak gak papa kok". Ucap Alif. "Lagi diputusin pacarnya ya? Atau ditikung temennya?". Tanya Alif sambil duduk jongkok di depanku dan gadis itu.

Aku langsung menendangnya pelan saat ia bertanya seperti itu.

"Eh aduh maap". Keluh Alif yang jatuh duduk.

Gadis itu tersenyum tipis. Mungkin karena melihat tingkah Alif yang tak sesuai dengan umurnya.

"Emang gak papa ya kak kalo curhat sama orang yang gak dikenal?". Tanya gadis itu.

Sahabat Hidup (Militer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang