part 23

5.5K 299 0
                                    

Update awal...(:


"Bun". Panggilku dengan suara serak sambil mengetuk pintu kamar mandi.

"Iya cil? Ada apa?". Jawab bunda.

"Minyak kayu putih di kotak p3k kok gak ada ya?". Tanyaku pada bunda.

"Oh, itu ada di laci deket ranjang". Ucap bunda. Aku pun berjalan ke arah laci.

Dan membuka laci satu satu. Bukannya minyak kayu putih yang kutemukan tetapi bunga edellweis milikku dari kak Revin.

"Bun!". Panggilku lagi.

"Apalagi cil?". Jawab bunda.

"Minyak kayu putihnya gak ada bun". Ucapku. Bunda pun keluar dari kamar mandi.

"Kebiasaan deh dari dulu kalo nyari nyari pasti gak ketemu". Oceh bunda sambil berjalan ke arah laci.

"Oiya, bunga cilvia kenapa ada di laci bunda?". Tanyaku sambil menunjukkan bunga yang kupegang.

"Itu pas kamu lagi berantem sama nak Revin, kamu buang itu kan? Makanya bunda simpen. Karna bunda tau kamu itu masih sayang, sama bunganya". Jelas bunda.

"Aaa, makasih ya bunda". Ucapku sambil memeluk bunda.

"Udah udah gak usah meluk, ntar bunda ketularan flu sama demam kamu". Ujar bunda.

Bunda membuka laci kedua, yang tadi sudah kubuka. "Ini minyak kayu putih nya, kebiasaan deh kamu kalo disuru cari". Ucap bunda.

"Eh, tadi kayaknya gak ada disitu deh bun". Ucapku.

"Halah alasan kamu". Kata bunda, sambil ia memasang jilbab hijau yang serasi dengan baju persit.

"Bunda mau kemana si?". Tanyaku.

"Ini ada acara persit. Eh cil kamu udah minum obat".

"Oh. udah kok bun tadi".

Bunda mengambil handphone nya dan mengarah ke arah kaca dan ternyata bunda sedang mengambil gambar (miror selfie).

"Yaampun, emak emak jaman now". Ujarku, sambil berjalan keluar dari kamar bunda dan beralih ke kamarku.

"Cilvia!! Bunda berangkat dulu ya nak". Teriak bunda dari bawah.

"Iya bun". Jawabku yang masih dengan suara serak.

Tak lumayan lama bunda pergi, bel rumah pun berbunyi. Karena tak ada orang dirumah, dengan terpaksa aku yang membukanya.

Ternyata yang memencet bel rumah adalah bu triya, tetangga sebelah.

"Bu lusi nya ada bak?". Tanya bu triya.

"Oh, bunda baru aja pergi. Ada apa ya buk?". Tanyaku balik.

"Gini bak, saya ada kerjaan, pembantu saya lagi pulang kampung semalem. Boleh gak saya nitip anak saya". Ucapnya. "Tolong ya bak".

"Hah? Oh iy..iya deh buk". Jawabku terpaksa".

"Duh, makasi ya bak cilvia". Ucapnya. "Azka disini sama tante cilvia ya. Jangan nakal loh". Lanjut bu triya pada anaknya, yang kira kira masih umur 4 tahunan.

Anak bu triya hanya mengangguk ngerti.

"Nanti saya pulangnya sore ya mbak". Ucap bu triya padaku.

'Hah? Sore? Yaampun aku disuru ngurus anak ini sampe sore. Mana pala pusing gini lagi'. Batinku.

Bu triya pergi. Aku pun memasuki rumah dengan anak bu triya bernama Azka.

"Azka! tante tiduran di sofa ini ya. Kamu main sendiri aja". Ucapku sambil merebahkan badan.

Sahabat Hidup (Militer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang