Sudah sekitar dua bulanan aku sama sekali tidak berkomunikasi dengan kak Revin. Bukan hanya karena handphone kak Revin yang nyebur ke sungai pas latian, tapi juga karena kesibukanku sebagai taruni tingkat 4.
"Baby, i'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass, listening to our favorite song
When you said you looked a mess, i wishpered underneath my breath
But you heard it, darling, you look perfect tonight". Suara dendangan para taruna dan taruni yang sedang bernyanyi disalahutu ini.Seperti biasa, sekarang ini aku lebih sering pesiar di dalam ksatrian. Ya kadang juga pesiar keluar, itupun juga kalau aku sudah dipaksa oleh rekan rekan ku.
"Cil! Kamu gak mau nyanyi?". Tanya Gita yang tiba tiba saja duduk di sebelahku.
"Nggak ah, males yang mau nyanyi". Jawabku.
"Dari tadi megang hp terus, abis nelpon siapa? Letnan Revin?". Tanyanya lagi.
"Ya nggak lah Git, hp kak Revin kan ilang. Abis nelpon orang tua".
"Ooh". Ucapnya sambil mengangguk. "Eh, kamu gak buka ig gitu?". Lanjutnya.
"Nggak tuh aku udah lama gak buka. Kenapa?".
"Eumm, nih liat snapgram letnan Arka". Ucapnya sambil memberikan hpnya.
Dan terlihat disana seorang pria memakai pdl lengkap dengan baret ungu, dan seorang wanita memakai baju sporty yang styles. Mereka sedang berada di cafe dan sedang bercanda sangat asik, sampai sampai mereka tak sadar bahwa ada yang memotret bahkan mem-vidio mereka.
Pria itu, dia kak Revin, dan wanita itu, entah siapa dia. Dan mereka terlihat sangat akrab sekali.
Aku mematung bingung saat melihat itu, perasaan bingung marah dan jealous bercampur jadi satu.
'Ini baru beberapa bulan loh kak Revin jauh dari aku. Masa iya dia punya pacar lagi selain aku?'. Tanya batinku.
Aku mengembalikan hp Gita. "Nih! Makasih". Ucapku.
"Maaf ya Cil, bukan maksud aku buat kamu kecewa sama letnan Revin. Tapi kamu harus tau ini juga kan?". Ujar Gita hati hati.
"Iya Git, gak papa kok". Jawabku.
"Tapi sebelum itu kamu harus tau dulu siapa cewek yang lagi sama dia, mungkin aja temen atau sodaranya kan?". Ucapnya sambil menepuk pundakku.
"Iya". Jawabku singkat.
"Udah, kamu nyanyi aja gih! Aku rindu suara kamu waktu nyanyi, aku deh yang iringin pake piano". Ajak gita.
"Nggak Gita. Aku males yang mau--". Belum selesai bicara Gita sudah menarikku.
Yah, dengan terpaksa aku pun menyanyi.
"I had a dream
We were sipping whisky neat
Highest floor, the bowery
Nowhere's high enough
Somewhere along the lines
We stopped seeing eye to eye
You were staying out all night
And I had enough".--
Malam harinya di hari yang sama badanku terasa tak enak. Ditambah lagi angin malam yang sedikit kencang membuatku semakin kedinginan.Jam masih menunjukkan pukul tujuh malam.
"Suh!". Panggil seorang taruni yang langsung masuk ke dalam kedalam kamar tanpa mengetuk.
"Ada apa suh?". Tanyaku pada taruni yang masih berdiri di ambang pintu.
"Siap, izin menyampaikan. Tadi barusan saya dipanggil dengan letnan Revin. Dia nitip pesan, dia bilang dia nunggu kamu di halong sekarang". Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Hidup (Militer)
Romans*Baca aja dulu siapa tau suka!*? maaf bila ada kesalahan kalimat atau yang lainnya, maklumlah aku masih penulis pemula?