AuthorDi sebuah kamar yang dominan warna hitam putih terlihat seorang cowok yang masih terlelap. Kemudian pintu kamar itu terbuka dan menampilkan gadis cantik yang berkacak pinggang dan terlihat kesal melihat seseorang yang masih tidur itu.
"VERRO BANGUN." teriak seorang gadis itu lalu berjalan mendekati cowok yang masih tidur itu.
"Ver bangun, woe bangun." ucap gadis itu lagi sambil memukul cowok yang masih terlelap itu dengan guling.
"Verro lihat jam sekarang. Gue gak mau telat. Bangun elah, Ver. Susah bener lo. Bangun Ver, bangun. Tidur pukul berapa sih lo. Masih molor dasar Verro kebo." cerocos gadis itu yang kini duduk di pinggiran kasur.
"Bawel lo." ucap cowok yang masih memejamkan matanya itu.
"Ish gue gak bawel ya. Bangun Ver gue gak mau telat. Ini hari pertama kita kelas dua belas." balas gadis itu kesal.
"Lo gak bawel tapi banyak omong." cowok itu bangkit, dan duduk di kasur.
"Cepetan mandi. Pokoknya harus cepat. Jangan sampai telat. Gue gak mau ya di hukum bersihin toilet lagi. Ogah gue ba-- hmppttt." cowok itu membungkam mulut gadis itu.
"Brisik." ucao cowok itu lalu pergi ke kamar mandi.
"VERRO TANGAN LO BAU." teriak gadis itu lalu keluar dan menuju ruang makan.
"Tante Vira, Verro susah banget dibangunin." adu gadis itu dengan wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan. Ia adalah Elvira Richardo, Bunda dari cowok bernama Verro tadi.
"Tapi sekarang udah bangun kan?" balas wanita itu sambil tersenyum.
"Udah tan."
"Pagi kak Aretha." sapa gadis berumur 15 tahun yang baru saja memasuki ruang makan.
"Pagi juga Kiara." balas Aretha.
"Bang Verro belum bangun kak?" tanya gadis bernama Kiara itu.
"Udah Ra. Masih mandi, awas aja kalau lama, gue pecat jadi sahabat." balas Aretha.
"Lo emangnya sahabat gue?" tanya seseorang yang sudah berseragam rapi yang kini berdiri di belakang Aretha.
"Ish, lo gak ngakuin gue sahabat lo." Aretha kesal.
"Lo kan cewek bawel."
"Verro." Aretha kesal memukul lengan Verro.
"Apa?"
"Nyebelin. Eh lo kok cepet banget? Gak mandi ya lo." ucap Aretha sambil menunjuk Verro.
"Mandilah. Kayak lo aja cuma cuci muka."
"Enak aja gue mandi ya."
"Udah jangan ribut. Sarapan dulu. Pagi - pagi udah ribut." ucap pria paruh baya yang baru saja datang. Ia adalah Alderian Richardo, Ayah Verro.
"Verro yang mulai, Om." balas Aretha lalu duduk.
"Kok gue?"
"Iya lo kan."
"Udah jangan berantem terus. Makan dulu." ucap Vira.
Kemudian mereka sarapan bersama. Sekarang ini Aretha sedang berada di mobil Verro menuju ke sekolahan mereka.
"Lo gak punya kerjaan apa? Pagi - pagi bikin rusuh di rumah orang." ucap Verro.
"Gue kan niatnya baik, bangunin lo Ver. Lo kan kalau bangun susah. Gue gak mau telat. Kalau gue nunggu lo di rumah, pasti lo telat. Kalau gak, lo ninggalin gue. Kan gue gak bisa nebeng." balas Aretha panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriend [Selesai]
Teen Fiction#108 dalam sahabat [13/08/2018] #137 dalam sahabat [11/08/2018] #01 dalam Friendzone (24/02/2019) dari 11,7 ribu cerita [BELUM DIREVISI] Aretha Khanza Pramudita dan Adelard Verro Richardo bersahabat sejak berusia 10 tahun. Berawal dari Verro yang me...