Sebuah mobil memasuki halaman rumah besar bercat putih itu. Rumah yang besar namun terkesan sederhana. Orang - orang yang di dalam mobil itu pun keluar. Terlihat wanita dan pria paruh baya serta gadis kecil yang kira - kira berumur sepuluh tahun.
"Mamah ini rumah barunya?" tanya gadis kecil itu, yang sedang memeluk boneka teddy bear berukuran sedang.
"Iya, sayang. Ini rumah baru kita." jawab wanita itu sambil tersenyum.
"Ayo kita masuk ke dalam, Papah akan perlihatkan kamar kamu." ucap pria itu sambil menggendong putri kecilnya.
"Pah aku udah besar. Gak usah digendong. Turunin." pinta gadis kecil itu merengek.
"Baiklah." Kemudian mereka berjalan memasuki rumah itu.
Saat ini pria dan putri semata wayangnya itu sedang di taman kecil dekat rumah baru mereka. Gadis kecil itu meminta berkeliling di sekitar rumah barunya. Setelah itu, gadis itu meminta pergi ke taman yang dilihatnya tadi saat perjalanan ke rumah barunya.
"Pah mau ice cream itu." rengek gadis kecil itu sambil menunjuk penjual ice cream.
"Iya. Ayo kita beli."
"Aku tunggu di sini aja ya Pah. Aku masih mau main ayunan." ucap gadis kecil itu yang asik bermain ayunan.
"Yaudah kamu tunggu sini ya. Jangan kemana - mana." balas pria itu, lalu gadis kecil itu mengangguk patuh.
Gadis kecil itu bermain ayunan dengan bersemangat. Karena terlalu bersemangat, ia mengayunkannya dengan kencang. Hingga kini ia terjatuh ke depan karena kurang erat berpegangan.
"Aduh, sakit." ringis gadis kecil itu, yang sekarang terjatuh di bawah.
Lutut gadis itu berdarah. Gadis kecil itu pun menangis menahan sakit di lututnya.
"Kamu kenapa?" tanya cowok seumuran dengan dia yang entah dari kapan berada di depan gadis kecil itu.
"Kakiku, hiks. Kakiku terluka." jawab gadis itu dengan air mata yang masih menetes.
"Ayah, sini." cowok itu berdiri dan memanggil seseorang.
"Ada apa nak?"
"Kakinya berdarah Yah. Minta plester." jawab cowok itu.
Kemudian pria itu memberikan plester kepada anaknya. Dan anak cowok itu menutup luka di lutut gadis kecil itu.
"Udah jangan nangis. Nanti sakitnya hilang kok." ucap anak cowok itu sambil tersenyum.
Melihat anak cowok itu tersenyum, gadis kecil itu pun langsung menghentikan tangisnya dan tersenyum.
"Ya ampun kamu kenapa nak?" ayah si gadis kecil yang baru datang itu kaget melihat putrinya.
"Putri anda tadi kakinya terluka. Sepertinya terjatuh dari ayunan." balas Ayah si anak cowok.
"Kamu gak papa kan nak?"
"Aku gak papa kok Pah. Aku di tolong mereka." jawan gadis kecil itu lalu berusaha berdiri.
"Terima kasih ya, atas bantuan kalian." ucap Ayah si gadis kecil itu.
"Makasih, aku Aretha." gadis kecil itu mengulurkan tangannya ke arah anak cowok itu.
"Sama - sama, aku Verro." balas cowok itu membalas uluran tangan gadis kecil itu.
***
8 Januari 2018
Belum bisa move on dari Secret Girl. Tapi pengen nulis cerita baru. Feelnya gak dapet.😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriend [Selesai]
Teen Fiction#108 dalam sahabat [13/08/2018] #137 dalam sahabat [11/08/2018] #01 dalam Friendzone (24/02/2019) dari 11,7 ribu cerita [BELUM DIREVISI] Aretha Khanza Pramudita dan Adelard Verro Richardo bersahabat sejak berusia 10 tahun. Berawal dari Verro yang me...