Vriend :: 2

24K 1.2K 51
                                    

"Merasa nyaman, tapi sadar hanya sebatas teman."
-Aretha Khanza Pramudita-

Gadis itu terdiam setelah berucap bahwa ia hanya sahabatan dengan Verro. Sedangkan sahabat yang di depannya itu menatap gadis itu dengan seksama.

"Iya sahabatan. Tapi ada yang yang jatuh cinta diantara kalian. Dan gue sangat yakin, lo kan?"

"Lo ngomong apa sih Ren?"

"Gue udah curiga dari dulu Tha. Kita udah sahabatan dari kelas X SMA ini. Dan selama ini gue merhatiin lo. Dan gue baru mau bahas itu sekarang." ucap Mauren.

Aretha menghela nafas. Ia tahu, entah kapan sahabatnya ini akan menanyakan hal seperti ini lagi. Membuatnya terpojok dan tak tahu harus membalas apa.

Mereka berdua saling terdiam. Mauren menunggu jawaban Aretha. Sedangkan Aretha terdiam sambil melamun.

"Tha gue cariin ternyata lo di sini." ucap seseorang yang baru datang memecah keheningan diantara Aretha dan Mauren.

"Nah Verro kan mumpung dateng, apa perlu gue tanya sa--"

"Apaan Ren gak usah macem - macem." ucap Aretha memotong ucapan Mauren.

"Nah gue nyimpulkan, jawaban lo iya kan." ucap Mauren sambil terkekeh.

"Jawaban apa?" tanya Verro bingung.

"Gak usah nanggepin Mauren. Tauk tuh dia gak jelas. Lo nyariin gue kenapa?" balas Aretha.

"Lo gak makan?"

"Gak laper Ver." jawab Aretha.

"Jangan baca novel mulu. Lo harus ingat kesehatan lo juga." ucap Verro lalu duduk di samping Aretha.

"Iya."

"Ehem, cie diperhatiin. Gue juga mau dong Ver." ucap Mauren.

"Lo siapanya gue?"

"Lah Aretha emang siapa lo?"

"Sahabat gue."

"Aduh sakit, cuma sahabat ya." ucap Mauren sambil seoalah - olah menghapus air mata.

"Gaje lo Ren." ucap Aretha.

"Ke kantin yuk Ver. Mauren mulai gaje." lanjutnya lalu bangkit dari duduknya.

Verro dan Aretha pun berjalan keluar dari perpustakan menuju kantin. Sesampainya di kantin mereka memesan makanan.

"Laper apa doyan?" tanya Verro melihat Aretha yang memakan dengan cepat.

"Dua - duanya." jawab Aretha sambil terkekeh.

"Oh ya nanti gue pulangnya sore. Lo pulang dulu aja. Nanti gue naik taksi." ucap Aretha.

"Gue tunggu." balas Verro.

"Gak usah Ver."

"Nanti Bunda bakal marah kalau gue gak pulang sama lo." ucap Verro.

"Bilang aja sama Tante gue yang mau pulang sendiri." jawab Aretha.

"Kok lo aneh sih?"

"Aneh bagaimana? Udah kenyang gue ke kelas yuk." Aretha bangkit dari duduknya lalu membayar makanan dan berjalan menuju ke kelas. Sedangkan Verro hanya mengikuti Aretha kembali ke kelas.

Tak terasa sudah waktunya pulang sekolah. Setelah bel tanda pulang sekolah terdengar. Suara riuh senang terdengar dari siswa - siwsi SMA Garuda. Namun, tidak dengan kelas XII IPA 3. Mereka semua senang akhirnya pulang. Tapi hanya bisa diam karena guru yang berdiri di depan kelas itu.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang