Perkataan Ara kemarin membuat pikiran Aretha kacau. Ia memikirkan kata-kata Ara. Seakan kata-kata itu berputar-putar di pikirannya.
Berjuanglah!
Berjuanglah!
Berjuanglah!
"Arghhhh.... Bisa gila gue." ucap Aretha kesal lalu ia mengambil tas sekolahnya dan keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan ia hanya melihat sandwich dan segelas susu beserta secarik kertas. Aretha mengambil kertas itu lalu membacanya.
Tha, Mamah udah siapin sarapan untuk kamu. Di makan ya, maaf Mamah ada urusan di luar. Selamat makan, sayang.
-Mamah
"Ada urusan? Sepagi ini?" ucap Aretha kesal lalu duduk dan menikmati sarapannya.
Setelah menghabiskan sarapannya, gadis itu keluar rumah dan tak lupa mengunci pintu. Lalu ia pergi ke rumah sahabatnya yang berada di samping rumahnya. Aretha mengetuk pintu, dan tak lama kemudian pintunya terbuka. Menampilkan seorang gadis remaja yang tersenyum ceria ke arah Aretha.
"Eh Kak Aretha, masuk kak. Bang Verro masih sarapan." ucap Ara lalu Aretha mengangguk dan masuk ke dalam.
"Pagi, Tante, Om." sapa Aretha saat memasuki ruang makan keluarga Richardo.
"Pagi Aretha." balas Derian dan Vira.
"Duduk, Tha. Sarapan dulu." tawar Vira.
Aretha duduk lalu menjawab, "Aku sudah sarapan kok Tan."
"Sarapan dua kali kak biar kuat menghadapi kenyataan." ucap Ara sambil tertawa kecil.
"Gue orangnya strong kok, Ra. Kenyataan pahit pun udah berulang kali gue terima." balas Aretha menanggapi ucapan Ara.
"Gue yakin seratus persen lo akan gak kuat menghadapi kenyataannya nanti." ucap Ara yang sepertinya menyembunyikan sesuastu.
"Kenyataan apa?" tanya Aretha bingung.
"Tha, berangkat yuk. Udah siang, nanti telat." ucap Verro lalu berdiri dan berpamitan dengan orang tuanya. Sedangkan Aretha hanya menurut saja.
Kini mereka sudah berada di kelas. Aretha selalu sibuk dengan novel seperti biasa. Mauren yang sibuk dengan ponselnya. Verro sibuk dengan buku pelajaraan. Dan Naufal yang dari tadi sibuk menjahili teman sekelasnya. Bahkan ada yang teriak-teriak karena keusilan Naufal.
"NAUFAL SINGIRKAN BINATANG MENJIJIKAN ITU." teriak salah satu siswi yang ketakutan lalu berlari ke depan kelas.
"Itu hanya cicak, lucu tauk." balas Naufal sambil tertawa.
Aretha menutup novel yang ia baca lalu menatap ke arah Naufal dan menggelengkan kepala serta menghela nafas.
"Ver temen lo tuh. Bikin berisik aja." ucap Aretha kepada Verro dengab nada kesal.
"Buang, Fal." ucap Verro kepada Naufal.
"Kalau gue gak mau?" tanya Naufal sambil terkekeh.
"Gue buang lo ke rawa-rawa." bukan Verro yang menjawab melainkan Aretha. Dengan nada yang sangat kesal.
"Ini lucu tauk, Tha. Lihat nih." balas Naufal sambil membawa cicak itu ke arah Aretha.
"Menurut lo lucu, Fal. Tapi tidak untuk mereka. Mereka ketakutan, Naufal." ucap Aretha lalu berdiri dan mengambil hewan itu dan membuangnya keluar kelas. Membuat Naufal langsung cemberut. Sedangkan gadis yang tadi berteriak menghela nafas lega dan menatap Naufal horror.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriend [Selesai]
Teen Fiction#108 dalam sahabat [13/08/2018] #137 dalam sahabat [11/08/2018] #01 dalam Friendzone (24/02/2019) dari 11,7 ribu cerita [BELUM DIREVISI] Aretha Khanza Pramudita dan Adelard Verro Richardo bersahabat sejak berusia 10 tahun. Berawal dari Verro yang me...