Vriend :: 39

18K 899 15
                                    

Happy reading




"Maaf, aku telah sering menggores luka. Membuatmu selalu meneteskan air mata. Maafkan aku yang seoalah tak mengetahui perasaanmu. Padahal aku juga merasakan apa yang kau rasakan untukku. Iya, aku mencintaimu."
-Adelard Verro Richardo-

Tubuh Verro serasa lemas. Ia sangat menyesal. Seharusnya ia tak terlambat. Seharusnya tadi ia langsung mengejar Aretha. Seandainya saja ia tidak memarahi Rayna dulu. Namun, kata seandainya tak mampu mengembalikan semuanya. Semua telah terjadi, kini hanya tertinggal penyesalan di hati.

"Pergi kemana, Bun?" tanya Verro pelan.

"Bunda gak tahu, Ver. Tadi, Brian dan Aretha membawa koper. Bunda lihat mereka. Saat Bunda tanya, Aretha langsung memeluk Bunda dan bilang ia akan pergi." jawab Vira sambil menghapus air matanya dengan tisu.

"Aretha pamit dan langsung pergi, Ver. Tanpa menjawab pertanyaan Bunda." lanjut Vira.

"Maaf, Bun. Semua ini gara-gara Verro." ucap Verro sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Kok bisa?" tanya Vira bingung. Lalu Verro menceritakan semuanya. Dan tentu saja Vira memarahinya habis-habisan.

"Ini, Aretha titip ini untuk kamu kata dia." ucap Vira sambil menyerahkan sebuah kotak kepada Verro.

"Verro ke kamar dulu ya Bun." balas Verro saat sudah memegang kotak itu.

Sesampainya di kamar ia lantas membuka kotak itu. Di dalam kotak itu banyak sekali foto-foto yang telah dicetak. Mulai dari foto Verro dan Aretha masih kecil, saat mereka SMP, saat SMA, juga ada banyak foto Verro yang diambil tanpa sepengatahuan Verro.

Verro mengambil satu persatu foto-foto itu. Entah mengapa ia tersenyum saat melihat foto-foto itu. Ada beberapa foto yang ukurannya lebih besar. Verro lantas mengambilnya dan melihatnya.

Yang ia lihat saat ini adalah foto saat Aretha dan Verro memakai baju hitam putih saat pertama kali mengikuti MOS. Ia membalikan foto itu, ternyata ada tulisannya.

Hai Ver, kamu tahu. Ada yang beda dengan hatiku. Mengapa kini jantungku mulai berdetak kencang saat bersamamu.

Kemudian ia mengambil foto yang lain, masih ukuran yang sama. Foto itu saat Verro sedang latihan basket. Dan Verro tak sadar jika ia difoto. Verro pun langsung membalikan lembaran foto itu dan membacanya lagi.

Ver, apa aku kini jatuh cinta kepadamu? Aku masih tak mengerti, Ver. Rasa begitu berbeda, ada debaran aneh saat bersamamu. Jika aku jatuh cinta kepadamu, apakah aku salah mencintai sahabatku?

Kemudian Verro mengambil foto saat Verro dengan Rayna.

Ver, aku cemburu. Tapi apa aku punya hak atas hal itu? Aku sadar aku siapa di hidupmu. Aku tak pantas untuk cemburu. Sakit, Ver. Tapi aku bisa apa? Memang aku siapa?

Lalu Verro membaca difoto selanjutnya. Foto itu saat Vereo dan Rayna berangkat bareng sama Aretha.

Ver, kamu tahu bagaimana rasanya saat mengetahui kamu sudah resmi jadian dengan dia? Sakit. Tapi aku bisa apa?

Foto selanjutnya, foto kue ulang tahun Verro.

Happy Birthday sahabatku. Jangan lupakan aku ketika kau bersamanya. Aku selaku disini, mencintaimu dan mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga langgeng sama dia ya.

Dan terakhir foto Vero dan Rayna di pantai.

Ku biarkan hatiku semakin terluka saat melihat kamu dengannya. Aku mencintaimu, tapi aku bisa apa? Saat aku melihat kamu bahagia dengannya. Biarlah ku pendam sebuah rasa.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang