Vriend :: 16

14.7K 739 42
                                    

"Persahabatan itu akan menerima baik buruknya seorang sahabat. Kalau udah tau buruk ditinggalin itu mah bukan sahabat, tapi teman sesaat."

♥♡♥

Suara bel tanda pulang telah berbunyi. Setelah guru yang mengajar mengakhiri pelajaran hari ini dan meninggalkan kelas, murid XII IPA 3 langung berhamburan pulang.

"Tha." panggil Verro.

"Iya." balas Aretha lalu menoleh ke bangku yang berada di belakangnya.

"Gue ada urusan dulu sama anak basket. Lo nunggu atau pulang dulu? Kalau lo pulang dulu nanti gue carikan taksi." ucap Verro menanyakan Aretha.

"Hmm... Gue nunggu lo aja ya. Lagi malas juga di rumah. Gue tunggu di ruang musik." balas Aretha lalu Verro mengangguk.

"Gue duluan ya,Ver, Tha." ucap Mauren berpamitan dengan mereka.

"Gue juga." sahut Naufal.

Aretha dan Verro lantas menganggukan kepala. Kemudian Aretha bangkit dari duduknya dan diikuti Verro. Mereka berjalan bersama namun beda tujuan. Aretha berbelok ke ruang musik. Sedangkan Verro menuju ke lapangan basket.

Aretha berjalan menuju kursi yang berada di ruang musik itu kemudian ia duduk di sana. Matanya kini melihat-lihat alas musik yang berada di sana. Dan ia pun mengambil sebuah gitar yang tak jauh dari tempatnya duduk. Setelah gitar itu berada di pangkuannya. Ia mulai memetiknya. Dan kini ia mulai bernyanyi. Ia menyanyikan lagu dengan judul aku sedang mencintaimu.

...

Kau yang selalu ada di dekatku
Kau sahabatku, haruskah ku menunggu?
Hingga kau mengerti rasa hati ini
Tak ingin dirimu bersama yang lain

Aku sedang mencintaimu
Meski kau takkan pernah tahu
Akankah Sang Waktu, menjaga hatiku
Untuk s'lalu menunggumu?

...

Tanpa sepengetahuan Aretha dari ambang pintu ada seseorang yang memperhatikannya. Merasa diperhatikan Aretha menghentikan petikan gitarnya. Kemudian ia menatap ke arah pintu. Seseorang itu kaget, lalu kembali santai dan kini berjalan ke arah Aretha.

"Suara lo bagus." ucap seseorang itu lalu duduk di kursi yang tak jauh dari Aretha.

"Suara gue biasa aja gitu." balas Aretha.

"Bagus loh itu. Kenapa dulu gak ikut ekskul musik?" tanya seseorang itu.

"Gue disuruh milih, photograpy atau musik. Gue milih photograpy." jawab Aretha.

"Why?"

"Lebih suka photograpy, kalau musik sih suka tapi kalau gabut gitu." balas Aretha.

"Kita belum kenalan. Nama lo siapa?" tanya Aretha.

"Yakin lo mau kenal sama gue?" bukannya menjawab justru ia balik bertanya.

"Yakinlah. Gue harap kita bisa temenan. Lo asik deh gue lihat-lihat." balas Aretha.

"Cuma lo yang mau berteman dengan gue." gumam gadis itu pelan.

"Oh iya?" Arerha kaget.

Gadis itu mengela nafas lalu berkata, "Gue bukan seperti yang lainnya. Gue hanya anak beasiswa. Anak panti asuhan. Anak yang tak tahu asal usulnya. Yang selalu dianggap rendah oleh mereka."

"Gue bukan mereka. Kalau gue temenan, gue gak mandang lo dari mana, orang tua lo bagaimana, lo kaya atau tidak, lo cantik atau jelek. Gue gak peduli begituan. Gue sahabatan sama si Mauren itu udah lama. Keburukannya udah gue tahu banyak." balas Aretha sambil menatap gadis itu.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang