Vriend :: 25

15.3K 811 1
                                    

"Susah ya berpura-pura bahagia saat di depanmu. Lebih susah daripada menyembunyikan perasaanku."
-Aretha Khanza Pramudita-

♥♡♥

Sinar mentari membuat gadis yang tidur di kamar itu terbangun. Gadis itu perlahan membuka matanya. Kemudian mengucek matanya dan melihat ke sekeliling. Mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada hidupnya kemarin. Lalu setelah teringat ia turun dari kasur, mengabaikan kepalanya yang kini pusing. Ia berjalan ke arah jendela di kamar itu. Membuka gorden dan memperhatikan di luar.

"Tha." panggil seseorang yang baru memasuki kamar itu. Gadis yang merasa dipanggil itu menoleh dan berjalan ke arah kasur dan duduk di pinggiran kasur.

"Nih sarapan dulu." ucap seseorang itu lalu meletakan nampan yang ia bawa di kasur.

Gadis itu menatap lurus ke depan. Tak menjawab ataupun menoleh ke arah seseorang yang kini sudah duduk di sampingnya. Tatapannya kosong, tersirat kesedihan di mata itu.

Seseorang itu menghela nafas lalu duduk berjongkok di depan gadis itu. Memegang kedua tangannya. Membuat gadis itu menatap tak percaya ke arah seseorang itu.

"Aretha, jangan kayak gini." ucap seseorang itu. Namun, gadis itu masih saja diam.

"Tha, lo itu orangnya kuat." ucap seseorang itu lagi.

"Ver." panggil Aretha lirih.

"Iya. Kenapa?" jawab seseorang itu dengan suara lembut dan menggenggam tangan Aretha.

"Verro, makasih." ucap Aretha.

Verro tersenyum, lalu membalas ucapan Aretha, "Makasih buat apa?"

"Pokoknya makasih."

"Hmm, lo inget janji gue 7 tahun yang lalu gak?" tanya Verro masih dengan masih di posisi seperti tadi.

"Janji yang mana?" tanya Aretha balik.

"Coba inget dulu, saat lo kehilangan balon." balas Verro sambil tersenyum.

Flashback

Gadis berumur 10 tahun itu berlarian di sebuah tengah taman yang luas, di hamparan rerumputan yang indah. Ia sedang mengejar balon yang tadi berada di genggamannya yang sekarang terbang terbawa oleh angin.

"Aretha jangan berlari, nanti kamu jatuh." teriak anak laki-laki seumurannya yang berlari di belakangnya. Mengejar gadis itu.

Dan tepat saar anak laki-laki itu menyelesaikan ucapannya, Aretha benar-benar jatuh. Membuat anak laki-laki itu panik dan menghampiri Aretha yang terduduk di rerumputan.

"Aduh." ringis Aretha.

"Tuhkan jatuh, baru aja aku selesai ngomong." ucap anak laki-laki itu yang kini sudah duduk di depan gadis kecil itu. Dan gadis kecil itu tiba-tiba menangis.

"Verro, hiks... Balonku terbang, hilang." ucap Aretha sambil menangis.

"Nanti aku ganti yang banyak, udah jangan nangis." balas Verro sambil menghapus air mata Aretha. Membuat Aretha menghentikan tangisnya dan menatap Verro tak percaya.

"Janji?" tanya Aretha dengan mata puppy eyesnya.

"Janji. Yuk pulang." jawab Verro lalu berdiri. Aretha pun langsung tersenyum dan mengikuti Verrro pulang ke rumah.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang