Vriend :: 33

14.5K 853 10
                                    


Vote dulu baru baca 😉







"Manusia bisa saja berencana. Tetapi, jika Tuhan sudah mempunyai rencana lain, manusia bisa apa?"



♥♡♥

Verro menatap Aretha kecewa. Ia tak menyangka jika Aretha akan melakukan itu. Aretha lalu berdiri dan menghampiri mereka.

"Lo kalau ngomong ngaca dulu, Na." ucap Aretha marah.

"Bener yang dibilang Rayna, Tha?" tanya Verro dengan nada suara dingin.

"Gak. Semua yang dibilang Rayna salah." balas Aretha.

"Bohong Ver. Aretha bohong. Ngaku aja deh Tha. Gak usah sok baik di sini." ucap Rayna yang langsung membuat Aretha melotot ke arah Rayna.

"Gue kecewa sama lo, Tha." ucap Verro marah.

"Ver se--"

"Gak usah banyak alasan, semua udah jelas. Gue sangat kecewa sama lo, Aretha." ucap Verro dingin dengan amarah yang terpendam.

"Terserah, lo mau percaya sama gue. Atau sama bunga bangkai lo itu." ucap Aretha dengan menahan air matanya. Lalu ia berlari, meninggalkan mereka.

Aretha pulang ke Villa. Ia sampai lupa jika kini bajunya basah kuyup. Mungkin dari tadi banyak orang yang melihatnya karena itu. Ia pulang menggunakan taksi. Untung ada uang yang ada di salam saku celana.

Sesampainya di villa ia langsung berganti baju. Dan ia mencoba menyalakan ponselnya. Semoga saja ponselnya tidak apa-apa karena terlalu lama kena air di dalam saku celananya tadi.

Ia bernasfas lega saat ponselnya mau menyala. Dan banyak sekali pesan yang masuk, ada dari Mauren, Bryna, dan Naufal. Namun, ia mengabaikan semua itu. Kecuali satu pesan yang membuat jantungnya berhenti berdetak sesaat.

Dengan cepat ia membereskan barang-barengnya dan segera pergi dari Villa itu tanpa meninggalkan pesan satupun.

Aretha sekarang berada di stasiun kereta api. Ia tadi sudah membeli tiket untuk pulang. Ia sangat beruntung bisa membeli tiket langsung berangkat. Sekarang ia sedang menunggu keberangkatnannya.

Sedangkan sahabat-sahabatnya kini baru saja sampai di Villa. Suasana mereka begitu tegang. Mauren yang malas langsung menuju ke kamar. Dan betapa kagetnya ia ketika melihat semua barang-barang Aretha yang sudah tidak ada di sana.

Mauren membuka lemari tak ada satupun baju Aretha di sana. Lalu ia menatap pojok kamar itu. Di sana hanya ada koper miliknya. Sedangkan punya Aretha sudah tidak ada. Mauren pun segera keluar dari kamar dan menghampiri Verro dan Naufal yang duduk sofa.

"Ada apa Ren?" tanya Naufal saat melihat Mauren yang terlihat aneh.

"Aretha, dia..." balas Mauren menggantung.

"Aretha kenapa?" tanya Bryna yang baru datang bersama Rayna.

"Aretha tidak ada di kamar. Semua barang-barangnya juga tidak ada. Dia pergi." ucap Mauren khawatir.

"APA?" teriak Naufal kaget langsung berdiri. Verro pun juga berdiri.

"Buat ulah lagi dia." ucap Rayna sinis.

"Udah deh orang kayak dia gak usah diurusin." lanjut Rayna.

Naufal mengepalkan tangannya amarahnya kini memuncak. Dan dengan cepat ia menonjok Verro.

"SEMUA INI GARA-GARA LO. KALAU SAMPAI ARETHA KENAPA-KENAPA AWAS LO VER." teriak Naufal marah, sedangkan Verro hanya diam dan memegang sudut bibirnya yang membiru.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang