Vriend :: 3

21K 1.1K 23
                                    

"Terkadang, ada rasa sakit ketika mengatakan bahwa kau hanya sebatas sahabatku saja."
-Aretha Khanza Pramudita-

Setelah menangis sampai puas, gadis itu tertidur. Dengan masih dalam posisi bersandar di bahu Verro. Verro yang melihat itu pun menggendong Aretha, membawanya ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah ia berpapasan dengan Bundanya.

"Aretha ketiduran Ver?"

"Iya Bun." balas Verro.

"Yaudah bawa ke kamarnya gih." ucap Vira.

Aretha memang sering menginap di rumah Verro. Sehingga keluarga Verro sudah menyediakan kamar khusus Aretha. Setelah menurunkan Aretha di kasur. Verro menyelimuti tubuh Aretha.

"Jangan sedih ya, Tha." ucap Verro sambil mengusap kening gadis itu. Lalu ia pergi menuju kamarnya.

Keesokan harinya, gadis itu masih terlelap padahal matahari sudah mulai menampakan diri. Kemudian terdengar suara pintu terbuka dari kamar itu. Menampilkan seseorang yang sudah berpenampilan rapi dan siap pergi ke sekolah.

"Tha, bangun." ucap cowok itu.

Tak lama kemudian gadis itu terbangun. Gadis itu lantas langsung duduk. Lalu ia mengucek matanya dan menatap cowok itu.

"Ini jam berapa?" tanya gadis itu dengan suara khas bangun tidur.

"Lihat sendiri tuh." balas cowok itu sambil menunjuk ke arah jam dinding.

"Oh jam 6 lebih." ucap gadis itu saat melihat jam dinding.

"WHAT, JAM 6 LEBIH." ucap gadis itu lagi setelah sadar akan jam berapa saat ini.

"OMG. VERRO GUE KESIANGAN." teriak gadis itu lalu berdiri. Matanya yang tadi masih setengah terpejam karena mengantuk langsung terbuka lebar.

"Aretha gak usah teriak." balas Verro sambil menutup kedua telinganya.

"Gue pulang dulu. Jangan di tinggal gue." ucap Aretha lalu lari pergi ke rumahnya. Verro yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Gue capek banget dah pagi - pagi." ucap Aretha saat sudah berada di kelas. Setelah melewati pagi yang suram. Mandi kilat, lari - larian, dan hampir telat, gak sarapan lagi.

Verro hanya menanggapi Aretha dengan terkekeh pelan. Melihat Verro yang terkekeh, Aretha melototkan matanya.

"Lucu ya kalau lo kesiangan." ucap Verro.

"Lucu darimana?" tanya Aretha kesal.

"Lo emang kenapa bisa kesiangan Tha?" tanya Mauren yang akhirnya bersuara setelah terdiam melihat kedua orang yang hampir telat itu.

"Verro tuh banguninnya kesiangan." balas Aretha sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kok gue?"

"Iya lo."

"Lo ya--"

"Udah deh pagi - pagi jangan ribut." potong Naufal.

Saat bel tanda masuk sekolah terdengar kelas XII IPA 3 itu berhamburan menuju ke lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga.

"Olahraga lagi olahraga lagi." ucap Aretha kesal sambil berjalan menuju lapangan.

"Lo tuh selalu ngeluh kalau olahraga." sahut Mauren.

"Pagi tadi gue udah olahraga ya, lari - larian menyebalkan." balas Aretha.

Kelas XII IPA 3 itu mengikuti pelajaran dengan olahraga dengan senang. Tetapi, tidak dengan Aretha. Gadis itu tidak suka pelajaran olahraga seperti kebanyakan orang. Dan hal yang paling tidak disukainya adalah Basket.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang