Vriend :: 31

15K 758 0
                                    

"Di dalam sebuah persahabatan, pasti akan ada pertengkaran. Akan tetapi persahabatan yang sejati adalah ketika bertengkar hebat namun bisa akur kembali."

♥♡♥

Aretha berlari mencari keberadaan seseorang yang tadi ia lihat di perpustakaan tadi. Dan saat matanya menangkap seseorang itu ia langsung mempercepat larinya.

"Ren, maafin gue." ucap Aretha saat sudah berhasjl menghambpiri orang yang di carimya.

"Apaan sih, Tha."

"Mauren, yang lo lihat tadi ti--"

"Gue buru-buru, Tha. Gue duluan." ucap Mauren memotong ucapan Aretha. Dan ia hendak berjalan namun tangannya di cekal oleh Aretha.

"Ren, ja--"

"Gue butuh waktu sendiri." ucap Mauren lalu pergi meninggalakan Aretha yang berdiri di sana menatap kepergian sahabatanya.

"Masalah apa lagi ini, Tuhan." ucap Aretha sambil mengacak rambutnya.

"Hahaha." tiba-tiba ada yang tertawa di belakangnya dan bertepuk tangan. Aretha segera menoleh ke belalang.

"Apa lagi lo? Udah puaskan kemarin? Mau apa lagi sekarang?" tanya Aretha menatap sinis ke arah orang itu.

"Wih, lo tuh ya. Gak bisa dapetin Verro, eh lari ke Naufal. Nyakitin sahabatnya lagi. Lo tuh jadi sahabat gak peka banget. Lo sadar gak sih nyakitin kedua sahabat lo." ucapborang itu sambil menatap Aretha tajam.

"Lo." ucap Aretha sambil menunjuk mata orang itu dengan telunjuknya.

"Gak usah sok ikut campur urusan gue. Urusin tuh hidup lo yang makin hari makin busuk karena sifat lo. Lama-kelamaan juga tercium bau busuk lo." ucap Aretha lalu pergi dari sana.

♥♡♥

Beberapa minggu kemudian...

Sudah berminggu-minggu Aretha menjauh dari semua orang yang pernah dekat dengannya. Alasannya karena ia ingin sendiri. Seperti jawaban yang di ucapkan oleh Mauren, sahabatnya. Berminggu-minggu yang lalu ia mencoba menjelaskan ke sahabatnya itu. Namun, selalu jawaban yang sama ia dengarkan.

"Gue ingin sendiri." begitulah jawaban Mauren ketika Aretha berusaha menjelaskan ke Mauren.

Dan semenjak 2 minggu yang lalu, ia perlahan juga menjauh. Bukan hanya menjauh dari  Mauren, tapi juga Verro, Naufal, dan bahkan Bryna. Bryna sampai sekarang masih bertanya ke Aretha. Namun, Aretha enggan tuk membalasnya. Verro dan Naufal sudah bingung sejak ia melihat Aretha dan Mauren yang terlihat seperti orang marahan.

Entah mengapa Aretha merasa lebih baik menjauh. Ia ingin semua tenang terlebih dahulu.

Aretha sekarang berada di Rainbow cafe. Sedang menikmati cappucino ice dan  semangkuk ice cream rasa coklat ke sukaannya. Di tambah sebuah novel yang kini berada di tangannya.

Aretha bosan jika di rumah terus. Apalagi saat liburan seperti ini. Iya, sekarang sudah liburan. Baru saja seminggu yang lalu ia ujian akhir semester 1. Dan mulai kemarin sudah libur sekolah.

"Tha." panggil seseorang yang suaranya sangat ia kenali. Lalu dengan cepat Aretha mendongakan kepalanya dan menatap siapa yang memanggilnya.

"Gue boleh duduk sini?" tanya seseorang itu. Aretha hanya mengerjapkan matanya tak percaya. Seseorang itu menghela nafas, lalu tanpa mendengar jawaban Aretha ia duduk di depan gadia itu.

"Lo? Lo ngapain di sini?" tanya Aretha tak percaya.

"Loh? Gak boleh ya duduk di sini. Gak kangen sama gue apa?" balas orang itu lalu hendak pergi.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang