Vriend :: 28

14.3K 826 34
                                    

"Kamu tahu? Bagaimana sakitnya ketika harus memendam rasa. Sebuah rasa yang hadir bersama luka. Apalagi hanya bisa diam saat melihatmu dengannya. Cemburu? Memang aku siapa?"
-Aretha Khanza Pramudita-

♥♡♥

Mereka, Aretha, Verro, Mauren, Naufal, Rayna, dan Bryna sekarang sedang berasa di Rainbow cafe. Sesuai janji Verro tadi, ia akan mentraktir. Dan di sinilah mereka ditraktir Verro.

"Lo beneran sudah sembuh, Fal?" tanya Verro yang entag sudah berapa kali.

"Lo rempong amat sih, Ver. Dari tadi nanya itu mulu. Gue gak papa kali." balas Naufal.

"Iya tuh gue yang denger aja, bosen." sahut Mauren.

"Oh iya, Ver. HBD kawanku. Duh sampai lupakan gak ngucapin. Gue doakan yang terbaik deh buat lo." ucap Naufal.

"HBD ya, Ver. Gue saranin jangan nyakitin orang." ucap Mauren sambil terkekeh pelan.

"HBD ya, Ver." ucap Bryna ikut mrngucapkan.

"Thanks." balas Verro.

"Lo gak ngucapin, Tha?" tanya Bryna.

"Oh lo udah ngucapin yang pertama ya?" sahut Naufal.

Namun, Aretha hanya tersenyum tipis. Lalu menggelengkan kepala. Membuat mereka menatap Aretha aneh.

"Terus, Ver. Siapa yang pertama ngucapin?" tanya Mauren..

"Rayna." balas Verro singkat, namun membuat Rayna tersenyum puas.

Aretha kini tengah sibuk dengan ponselmya, tak memperdulikan mereka berbicara apa.

Ara
Abang sama kakak di Rainbow kan?

Aretha.
Iya cepet sini. Sebelum pulang.

Ara
Gue udah didepan kali

"Sibuk main hp mulu lo, Tha" ucap Naufal yang hanya dibalas senyuman oleh Aretha.

"Sok sibuk lo." sahut Mauren.

"Biarin." balas Aretha.

"Happy Birthday, Bang Verro." ucap Ara yang baru datang dengan membawa kue yang terdapat lilin angka 18.

"Ara." panggil Verro kaget.

"Happy Birthday Bang Verro. Semoga lebih sayang sama Kiara, sama keluarga juga. Semoga gak ngecewain, Ara. Semoga cepat putus sama dia." ucap Ara, di kalimat terakhirnya ia sambil menatap Rayna sinis.

"Tiup lilinnya, Abang." ucap Ara saat Verro akan membalas ucapan Ara.

"Nih silakan mau diapakan kuenya, bang. Kalau aku sih ingin ku hempaskan ke muka dia yang sok polos. Huh kok esmosi ya gue." ucap Ara lalu duduk ditempat yang kosong.

"Kiara jaga ucapan kamu." balas Verro.

"Eh tapi gue setuju kok, sama ucapan Ara. Yang sok polos itu emang harus digituin. Biar topengnya ke buka." sahut Naufal sambil terkekh pelan.

"Iya bener tuh, tapi kalau kue masih enak, Fal. Lumpur kek biar tuh topeng lepas." ucap Mauren ikut menyetujui.

"Tuhkan Kak Nau sama Kak Mau aja setuju." ucap Ara sambil memutar bola matanya.

"Pada ngomong apa sih?" tanya Aretha.

"Ngomongin topeng monyet tuh." balas Mauren sambil tertawa kecil.

Selanjutnya mereka melanjutkan makan. Namun, Ara tetap saja sesekali menatap Rayna sinis. Sedangkan gadis itu hanya diam saja mengabaikan Ara.

"Gue ke kamar mandi dulu." izin Aretha lalu pergi dari sana menuju ke kamar mandi.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang