Vriend :: 34

15K 885 0
                                    

Selamat Hari Raya Idhul Fitri

Minal aidzin wal faidzin
Mohon maaf lahir & batin


Vote dulu baru baca 😉





"Sabar. Semua yang terjadi dikehidupanmu adalah ujian. Sebesar apapun ujian itu. Kamu harus melewatinya."

♥♡♥

Aretha menatap Mamahnya yang kini juga menatap dia. Aretha menggenggam tangan Mamahnya. Mencoba terlihat tegar di hadapan orang yang sangat berarti untuknya itu. Menahan air mata yang selalu ingin jatuh dari tadi.

"Selamat ulang tahun, Retha." ucap  Sonia dengan lirih. Membuat Aretha bingung. Aretha lupa hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-18.

"Aretha lupa. Ini tanggal 29 ya?" balas Aretha pelan. Membuat Sonia tersenyum.

"Semoga kamu bahagia, Tha. Ada atau tanpa Mamah. Janji sama Mamah kamu harus kuat menghadapi apapun yang terjadi." ucap Sonia.

"Mamah jangan pergi. Mamah gak boleh pergi. Mamah harus kuat." balas Aretha yang kini air matanya sudah tak mampu ia tahan.

"Mamah gak bisa janji, sayang."

"Pokoknya mamah harus kuat. Demi Aretha mah." ucap Aretha.

Sonia hanya mampu bisa tersenyum menatap anaknya itu. Ia dari tadi berusaha menahan air matanya.

"Tha, makan dulu nak." ucap Brian.

"Kamu belum makan, sayang?" tanya Sonia.

"Aretha gak laper." balas Aretha.

"Makan dulu. Sayang gak sama Mamah. Kalau sayang Mamah. Aretha makan dulu ya." ucap Sonia membuat Aretha menghela nafas.

"Tapi, Mah."

"Sstt. Makan, Tha." ucap Sonia.

"Baiklah, mamah istirahat ya. Aretha sayang Mamah." ucap Aretha lalu mencium pipi Aretha.

Setelah Aretha makan, ia kembali ke ruangan Sonia. Langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang tak ingin ia lihat untuk beberapa hari saja. Aretha mematung di dekat pintu.

"Tha, udah makannya?" tanya Brian membuat Aretha menoleh ke arah sofa.

Aretha pun mengangguk dan berjalan ke sofa. Lalu ia duduk di sana. Menyenderkan tubuhnya serta memejamkan matanya.

"Ngapain lo ke sini, Ver?" tanya Aretha dingin.

"Om Brian, Verro pulang duluan ya. Semoga Tante Sonia cepat sembuh." ucap Verro mengabaikan pertanyaan Aretha.

"Kalian kenapa? Ada masalah?" tanya Brian yang bingung melihat anaknya dengan Verro yang terlihat berbeda.

"Gak papa, Om. Assalamu'alaikum." balas Verro sambil mencium punggung tangan Brian lalu pergi dari ruangan itu.

"Ada apa, Tha?" tanya Brian. Aretha menghela nafas. Lalu ia menidurkan kepalanya di paha Brian.

"Aretha capek, Pah." ucap Aretha sambil memejamkan matanya.

"Papah sama Mamah jangan pergi dari Aretha." lanjutnya sebelum ia tertidur. Dan Aretha masih bisa mendengar ucapan selamat ulang tahun dari Papahnya sebelum ia benar-benar terlelap.

Brian mengusap rambut anak semata wayangnya itu dengan lembut. Lalu menatap sang istri yang berbaring lemah di hadapannya. Air mata jatuh, lalu dengan cepat ia mengusapnya. Namun, lama-kelamaan ia terisak dalam keheningan ruangan itu.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang