Vriend :: 29

14.2K 809 12
                                    

"Cinta tak harus memiliki. Jika terlalu ingin memiliki, itu bukan cinta tapi obsesi."

♥♡♥

Setelah sarapan hari ini, Aretha terlihat tengah sibuk di dapur bersama dengan tepung dan bahan-bahan membuat kue. Ia sekarang sedang membuat adonan kue. Dapur yang tadinya rapi, sekarang sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Setelah ia mengaduk adonan kue itu dengan mixer. Ia lantas mengambil ponselmya dan melihat video cara memasak kue tart di sana. Setelah itu ia menelfon seseorang.

"Halo, Bryna." ucap Aretha.

"Bagaimana, Tha? Adonannya udah siap?" tanya Bryna.

"Gue Video call ya. Lihat nanti udah betul belum." balas Aretha.

"Iya buruan."

Kemudian ia video call dengan Bryna. Dan Bryna pun mengajari Aretha langkah-langkah berikutnya.

"Oke tinggal tunggu aja, Tha." ucap Bryna.

"Berapa lama, Bry?"

"Kurang lebih 30 menit." balas Bryna.

"Oke. Makasih ya Bry." ucap Aretha.

"Sama-sama, Tha. Nanti lo tinggal hias aja kuenya. Semoga sukses, Tha."

"Makasih banget pokoknya. Udah dulu ya. Bye."

Setelah menutup panggilannya dengan Bryna, gadis itu melepaskan celemeknya dan duduk di kursi pantry. Tanpa Aretga sadari sedari tadi Sonia memperhatikan dari kejahuan. Ia ingin sekali membantu anaknya itu. Namun ia urungkan niatnya itu. Dan sekarang ia dengan ragu berjalan menuju ke dapur.

"Lagi buat apa, Tha? Mau mamah bantu?" tanya Sonia saat sudah berada di dapur.

"Kue. Bisa sendiri." jawab Aretha singkat lalu meminum segelas air putih.

"Baiklah. Kalau butuh bantuan pangil Mamah." ucap Sonia.

"Hm." balas Aretha lalu Sonia meninggalkan anaknya itu.

Setelah 30 menit. Aretha mengambil kue yang ia buat dari dalam oven. Ia pun mulai menghias kue buatannya itu.

Setelah puas dengan hasil buatannya. Aretha tersenyum, dan menyimpan kue itu dulu. Kemudian ia membereskan dapur yang sangat berantakan. Setelah bersih-bersih, lantas ia menuju kamarnya membersihkan diri dan berganti baju.

Setelah siap semua, ia menuju ke rumahnya Verro dengan membawa kue yang tadi telah dibuatnya. Sesampainya di rumah Verro ia bertemu dengan Vira, Bundanya Verro.

"Selamat siang, Tan. Verronya adakan?" sapa Aretha.

"Ada di belakang, di tempat biasa. De--"

"Oke makasih, Tan. Aretha kesana dulu." potong Aretha sebelum Vira menyelesaikan ucapnnya. Lalu gadis itu dengan semangat menuju ke belakang rumah Verro.

Sesampaimya di sana, Aretha menghentikan langkahnya. Senyuman dibibirnya hilang seketika. Saat melihat pemandangan yang berada 5 meter di depannya. Pemandangan yang seharusnya tak Aretha lihat. Pemandangan yang membuat mata  Aretha kini memanas.

Di sana, di depan Aretha. Ada dua orang yang tak menyadari kehadiran Aretha. Dengan posisi Verro yang membelakangi Aretha membuat ia tak tahu akan kehadiran gadis itu.

Tangan Aretha gemeteran. Rasanya begitu sesak di dada. Matanya makin memanas. Kakinya tiba-tiba lemas. Tangannya yang bergemetar tak terasa menjatuhkan kue buatanya. Kue yang jatuh itu menimbulkan suara. Membuat kedua orang itu menoleh ke arah Aretha. Verro kaget melihat Aretha.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang