Vriend :: 40 END

24.8K 1K 48
                                    

Vote dulu baru baca, oke😉
Makasih buat yang mau vote

Baca Author note di bawah ya setelah baca part ini






















"Dia orang yang pernah membuatku terluka, namun ku tak bisa membencinya. Aku masih mencintainya, meskipun ia pernah membuat air mata. Bodoh? Iya aku bodoh masih mencintainya padahal berulang kali terluka karenanya."
-Aretha Khanza Pramudita

♥♡♥

2 tahun kemudian

Semua terasa berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah 2 tahun gadis itu meninggalkan kota kelahirannya. Meninggalkan kenangan pahit yang ingin dilupa namun tak bisa. Hidup di negeri orang dengan hidup yang baru. Meskipun, ia menjalani hisup yang baru. Ia tak pernah melupakan wanita yang ia panggil Mamah.

Dua tahun tak pulang, tidak mengunjungi makam ibunya. Sebenarnya membuat hatinya resah. Namun, mau bagaimana lagi. Ia sudah mengambil keputusan, mengobati luka serta mencoba melupakan kejadian buruk yang pernah dialaminya. Ia memutuskan tinggal di negara orang, sampai ia siap untuk pulang dan menghadapi apa yang ia tinggal padahal belum kelar.

"Hmm... Buka email lama. Ada apa ya?" ucap gadis itu sambil menyesap kopi hitam dengan laptop yang ada di meja depannya.

"Banyak juga yang email." gumam gadis itu lalu ia sangat tertarik membaca email dari orang yabg menjadi alasannya pegi.

AdelardVerroR@gmail.com
Tha, lo dimana? Gue minta maaf.

AdelardVerroR@gmail.com
Retha gue kangen. Pulanglah, Tha. Gue akan menjelaskan semua.

Mulai dari Email awal dan seterusnya hanya seperti itu. Lalu ia melihat email yang di dikirim bulan ini

AdelardVerroR@gmail.com
Tha, Naufal sakit. Lo gak ingin melihat Sebelum terlambat.

AdelardVerroR@gmail.com
Tha gue kayak orang bodoh ya, email lo terus padahal lo gk mungkin buka. Gue harap lo aktifin nomor lagi. Mungkin ada 1000 pesan dari gue.

Lalu email minggu-minggu kemarin.

AdelardVerroR@gmail.com
Tha pulang, Naulal kritis.

Kemudian email 3 hari yang lalu.

AdelardVerroR@gmail.com
Tha, Naufal pergi. Selamanya meninggalkan kita.

Setelah membaca itu Aretha membungkam mulutnya. Air matanya tiba-tiba menetes

"Gak, ini pasti gak mungkin." ucap gadis itu

"Aretha kamu kenapa?" tanya pria paruh baya yang memasuki kamar gadis itu.

"Pah, pesan tiket ke Indonesia sekarang bisa?" tanya Aretha.

"Sebentar." balas pria paruh baya itu lalu menelfon seseorang.

"Adanya besok, Tha "ucap Brian saat sudah mengakhiri telfonnya.

"Oke, besok Aretha pulang, Naufal..." Aretha menggantungkan ucapannya lalu memeluk papahnya

"Naufal pergi, Pah. Menyusul mamah." ucap Aretha.

♥♡♥

Aretha menghela nafas saat sudah menginjakkan kakinya di Indonesia lagi. Mempersiapkan apa yang akan terjadi nanti.

"Ayo Tha, Papah udah pesan taksi." ucap Brian membuyarkan lamunan Aretha.

"Eh iya, Pah." balqa Arerha.

Vriend [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang