———————–––
From. Alfiani
✨Happy Reading✨
——————Nafas yang terputus-putus dan dada naik turun berusaha mengontrol diri nya setiap pagi. Saat potongan hal yang menyakitkan menemani bunga tidur Vita. Setiap harinya. Merasakan sakit dan benci bahkan kecewa.
Tangannya menghapus kasar air yang menetes disudut matanya, "I–ya bang Vita udah bangun."
Ketukan di puntu terhenti dan digantikan suara Abangnya di balik pintu, "Bentar lagi sarapan. Turun ta."
Vita bergeming tentunya dengan tubuh bergetar, tidak ada yang tau tentang ini. Keluarga bahkan teman pun tidak ada. Vita menyimpan ketakutannya sendiri. Dan berusaha mengatasinya sendiri walaupun sulit.
Setelah bergulat dengan kesedihan di kamar, Vita menarik nafasnya saat melihat kearah meja makan yang terdapat semua anggota keluarga. Tak bisa dipungkiri Vita takut jika mereka mengetahui kebungkamannya beberapa bulan terkahir ini.
"Ck! Lama banget lo dek, sini buruan gue udah laper."
"Abang."
Tama hanya menyengir kuda saat Denata mendelik tajam.
"Jangan gangguin adek mulu dah tua usil terus kamu Bang."
Tama mencabik kesal saat sang Papa juga menegur nya. "Ish bukan gitu Ma Pa. Kalian nggak sadar Vita terlalu sering diem akhir-akhir ini."
Denata dan Vans saling berpandangan. Vita mendelik kesal pada abang nya ini, "Enggak kok sok tau."
"Noh! Noh noh! Liat! Ma Liat! Pa!"
"Astaga Hatama! Jangan teriak dimeja makan." Vans mendelik tajam pada putra sulungnya itu.
"Adek ada masalah? Adek bisa cerita ke Mama. Yang jelas jangan ke abang dia nggak bakal kasih solusi."
Ucapan Denata membuat Tama terkekeh geli, "Ah si mama tauan aja."
"Enggak ada. Cuma lagi banyak tugas." Dusta Vita setelah sekian lama terdiam. Vita tak bisa menghancurkan kebahagiaan mereka dengan masalah Vita. Ia masih bisa. Jika tidak mungkin Vita sudah menyatu dengan tanah beberapa bulan lalu.
Sarapan belum tersaji karna itu meja makan menjadi tempat bertukar cerita saat ini.
"Daniel. Tumben nggak pernah nongol tuh bocah kemana?"Vita menoleh cepat dengan mulut terkatup rapat menatap Tama, "Heh gue tanya bener astaga! Kenapa lo kaya mau makan gue udah jadi kanibal lo."
Vita tak berniat menjawab. Tentu kebencian nya semakin menjadi kala mengingat bajingan itu.
Sekarang giliran Denata yang bertanya. "Daniel sakit? Beberapa bulan dia nggak main ke sini dek?"
"Vita nggak tau."
"Jangan-jangan lo putus yak!" seru Tama heboh. Abang Sialan. "Dia yang selingkuh? Atau lo yang selingkuh Dek? Hahaha."
"Abang. Sarapan dah siap keep silent."
LEGA!
Vita berterima kasih pada Papa nya yang membuat Tama langsung diam dan makan."Ck." Vita berdecak saat melihat area sekolah yang masih sepi. Berangkat pagi dengan Tama keputusan salah bagi Vita.
Yap. Jam masih menunjuk pada pukul 06.03 sekarang. Tubuhnya menegang dan jantungnya berdegup takut saat melihat Bajingan Daniel yang bersender di cap mobil.
"Apa kabar? Kamu nggak rindu sama pacar sendiri? Berbulan-bulan kamu menghindar Ta. Kenapa?"
Asli! Vita menahan diri agar tak menghancurkan muka tak bersalah Daniel. Takut. tapi Vita tak akan menunjukannya di depan Bajingan ini. Biarlah Vita rapuh di keheningan yang disaksikan tuhan saja.
"Harusnya kamu nggak berlebihan gini." Tangan Daniel yang hendak menyentuh sisi wajah Vita tentu di tebas secara bengis oleh gadis nya ini.
"Lo kalah lagi karna itu lo nyariin gue."
Daniel tersenyum lembut, "Pacar ku ini pinter banget Mmm."
"Minggir."
Daniel maju satu langkah. Vita menghela nafasnya jengah, "Minggir."
Lagi Daniel maju satu langkah membuat Vita mundur namun tertahan karna tangan Daniel sudah menarik pinggangnya mendekat.
"Kenapa jadi pembrontak Mmm? Kamu nggak nurutin omongan aku lagi kenapa?""Lepas." Vita mengabaikan ucapan Daniel dan tetap berusaha melepaskan tangan Daniel yang semakin menguat.
"Kita masih pacaran. So turutin kemauan aku, Ta."
"Bajingan gue ngggak mau punya cowok bajingan kaya lo. Hubungan? Dari awal lo cuma anggep hubungan ini hubungan yang nguntungin diri lo sendiri brengsek. Lo harusnya malu lo selalu minta bantuan gue ini-itu dan bego nya gue kabulin semua."
Daniel melepaskan tangannya dari pinggang ramping Vita dan tertawa lepas setelahnya, "Kok kamu pinter banget sih." tawa Daniel berhenti dan kembali menarik Vita mendekat, "Kalo gitu teruslah jadi bego buat gue. Gue benci cewek pinter gue cuma mau cewek penurut."
Vita tertawa sumbang, "Gue bakal kasih lo uang berapa pun. Tapi. Gue nggak akan biarin diri gue sendiri dikendaliin Bajingan yang tau malu kaya lo."
"Bajingan?" ulang Daniel dengan tertawa.
"Ralat. Lo lebih dari Bajingan. Sebutan apa yang cocok buat cowo yang nyerahin cewek nya sendiri buat bahan taruhan bukan satu kali. Tiga kali. Lo lakuin itu ke gue. Dan sekarang lo dateng ke gue masih sama tujuannya kan. Gue nggak akan pernah nyerahin diri gue buat temen-temen gila lo dan orang brengsek kaya lo."
Vita melangkah dengan menghembuskan nafasnya lega. Beberapa bulan setelah kejadian dimana Daniel menempatkan Vita sebagai bahan taruhan Vita tak pernah bertemu dengan nya. Jika bisa Vita tak akan pernah mau bertemu lagi. Tapi lihat! Dengan kurang ajarnya dan tak tau malu nya Daniel muncul dihadapan nya kembali dan meminta Vita menyelamatkan harga diri Daniel. Presetan! Bahkan tiga kali Vita menjadi bahan taruhan Daniel sekali pun Vita tak sudi menjadi kacung pemuas bejat teman-teman Bajingan Daniel itu.
"Beberapa bulan gue nggak dateng ke lo bukan bearti lo bisa bebas. Big Wrong Baby! Karna kali ini gue nggak akan pergi dari lo dan ngebiarin lo bebas lagi Chearavita Hildy Martinez camkan itu."
Langkah Vita terhenti sejenak saat ucapan gila Daniel yang berhasil membuat Vita takut. Apa ia bisa terbebas dari Daniel.
———————
AlfianiTGL.Ap112021
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEARAVITA✔
Teen FictionHARUS FOLLOW karna Part acak dan Private!! Rate 17+ Sakit! Tentu. Siapa yang tak sakit hati dan kecewa bahkan marah saat dengan tega pacarnya menjadikan dirinya sebagai Bahan Taruhan. Gadis malang itu menatap kecewa pada sang pacar. Daniel Ilescas d...