26| DESIRE VS SAVE
----------
From. Alfiani
✨Happy Reading✨
------
"Lo sakit kan? Karna itu lo nggak masuk sekolah?""Sakit apa Ta? Kenapa sampe nggak bisa dihubungin?"
Nata dan Shila bergantian memberikan pertanyaan pada Vita. Membuat cewek itu menggeleng sebelum menjawab.
"Enggak, cuma pusing karna itu gue kesiangan bangunnya. Nggak ada yang serius."
Muka julid Aldan muncul saat mendengar pernyataan dusta Vita. Dasar cewek. Keras kepala dan sok kuat.
"Lo sakit tapi lo mandi? Rajin amat." Ferry ikut menyela karna melihat penampilan Vita bak orang habis berendam.
"Kepala lo pusing tapi lo keramas?" Nata ikut meneliti penampilan mencurigakan Vita.
Mata Aldan fokus pada Vita, menunggu lagi alasan cewek itu yang masuk akal namun jika dicerna lebih teliti akan terlihat janggal.
"Oh Gue tadi cuci muka lupa dikuncir karnaaa itu basah." jelas Vita dengan berusaha tersenyum. Jari kecil nya saling bertautan takut kebohongan Vita terungkap.
Aldan, cowok itu tak mau mendengar lagi alasan demi alasan yang sangat jauh dari kebenaran. Karna itu ia bangun dari duduk nya. "Gue kebelakang."
Kepergian Aldan membuat mata Vita menelisik punggung cowok itu hingga hilang di balik tembok dapur, "Oh ya gue mau ambil snacks lagi, mau kan?
"Mau lahh bawa semua kalo bisa." sahut Shila cepat dengan cengiran khas nya.
Vita mengangguk dan langsung berdiri dari duduk nya, Langkah Vita berhenti saat merasa jarak untuk mengobrol cukup dengan pemilik punggung lebar ini. "Emm itu-"
Aldan berbalik hingga mereka berhadapan membuat Vita dapat melihat disela bibir Aldan ada rokok yang belum menyala.
Cowok itu mengambil rokok dibibirnya dan mematahkan hingga menjadi dua bagian sebelum membuangnya di tempat sampah, Aldan setelahnya membuang pandangannya ke hamparan rumput hijau taman belakang itu tak ingin menatap gadis disampingnya. Ralat bukan tak ingin, cowok itu bingung harus mengekspresikan mukanya seperti apa?
Tak beda dengan Vita, cewek itu menunduk sebelum berbicara. "Gue tau lo liat semuanya-gue juga tau lo yang pencet bel."
Jakun Aldan bergerak mencoba menelan kenyataan tindakannya beberapa menit lalu. Apa kebaikannya kali ini tak terlihat lagi seperti sebelum-
"Karna itu-" Vita mengangkat pandangannya hingga matanya menatap sisi samping wajah Aldan. "Gue mau minta maaf."
Tak butuh lama Aldan langsung menoleh terkejut. Hei!
Apa cewek ini sedang berterimakasih? Tapi-maaf? Aneh bukan?Vita mengangguk karna ucapannya tak salah, "Menurut gue kata maaf lebih tulus dari terimakasih-karna itu gue mau minta maaf karna nampar lo dan sebut lo-"
"Bajingan?"
Vita meringis saat Aldan menyela ucapannya. Dan kenapa harus menyala di kata Bajingannya? Huh. Vita saat ini benar-benar tulus meminta maaf tapi sepertinya Cowok ini tidak mengganggapnya demikian. Sialan.
"Maaf."
Aldan menghembuskan nafasnya sesaaat. Cowok itu kembali memandang rumput sebelum membuka suara. "Masalah lo cuma gue yang tau kan."
Vita diam tak mengerti, ia lebih memilih menunggu cowok itu melanjutkan ucapan nya.
"Lo harus terbuka sama temen-temen lo, lo bisa celaka kalo-"
"Mereka nggak perlu tau. Atau belum waktunya mereka tau."
Vita menyela ucapan Aldan membuat cowok itu berbalik hingga mata mereka terkunci satu sama lain.
Cowok itu ingin marah saat lagi dan lagi Vita selalu susah dinasihati."Siksaan apa yang Babi lo buat sampe leher lo merah? Dan lo masih nyaman? Huh, Jangan sok kuat tenaga lo nggak sebanding sama dia."
Vita yang terkejut mencoba meraba tengkuknya yang nyeri dan berusaha menutupi nya dengan rambut setangah basah nya itu.
"G-gue- karna itu, gue minta bantuan lo buat Daniel pergi dari sini."
"Gue nggak bisa."
Jawab Aldan cepat membuat Vita menggigit pipi dalam nya. Kecewa dan bingung. Jika bukan Aldan siapa lagi? Yatuhan Vita ingin menitihkan air mata namun cewek itu dengan sekuat tenaga mencoba menahannya.
Aldan kembali menghembuskan nafasnya, berdecak dan menyisir rambutnya kebelakang sebelum meninggalkan Vita di dapur sendiri. Melihat kepergian Aldan membuat Vita meremas bajunya.
Vita menutup matanya dengan tangan yang memijit keningnya ringan karna pusing tiba-tiba menyerang, ia harus bagaimana sekarang? Vita nggak mau Daniel ada disini! Dan Vita juga nggak mau meminta pertolongan pada sahabatnya.
Otak Vita mencoba mencari cara lain tapi buntu, karna itu Vita hendak meneteskan air matanya, apa ia harus pasrah? OF COURSE NOT!
Tapi-"Bukan Daniel yang pergi dari sini tapi lo."
Ucapan penuh makna Aldan membuat nafas Vita memburu. Apa cowok itu akan menolongnya?
------
Alfiani🌹🌹
TGL.131021
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEARAVITA✔
Teen FictionHARUS FOLLOW karna Part acak dan Private!! Rate 17+ Sakit! Tentu. Siapa yang tak sakit hati dan kecewa bahkan marah saat dengan tega pacarnya menjadikan dirinya sebagai Bahan Taruhan. Gadis malang itu menatap kecewa pada sang pacar. Daniel Ilescas d...