4 • Pulang Bareng!

565 41 5
                                    

****
Bel pulang berdering, murid-murid SMA Pelita Bangsa mulai kocar-kacir. Ada yang di parkiran, mau pulang tidak sabar bertemu guling di rumah. Ada yang masih nunggu jemputan di emperan toko, salah satunya Adel.

Adel tinggal sendirian menunggu sopirnya yang tak kunjung datang. Karena teman-temanya menonton film 'Dunkirk' di rumahnya Bunga. Sebenarnya Adel ingin ikut, tapi dia takut dengan hal-hal yang menegangkan di film itu.

Adel mengeluarkan hp dari sakunya, dan mulai mengetikan pesan singkat.

Bang, jemput nih!! Pak Ali nggak dateng dateng.

Send to BangSurya

//Read//

Adel memasukan hpnya ke sakunya. Adel masih sibuk tengok kanan kiri, tiba-tiba dering hp nya terdengar.

Drtdrttt..

From : BangSurya

Gue nggak bisa, pak Ali juga nggak bisa. Ini kita baru nganter mama ke rumah sakit buat control. Lebih baik lu naik angkot aja deh.

//Read//

Adel menghembuskan nafas kasar. Dia berdecak sebal dengan keadaan gerimis ini dia harus berjalan ke halte dan harus berdesak-desakan saat naik angkot.

Adel segera beranjak dari emperan toko yang tadi adalah tempat yang digunakan untuk menunggu pak Ali yang pada akhirnya tidak akan datang.

****

Saat Adel dalam perjalan menuju halte tiba-tiba terdengar suara motor ninja. Dan suara itu berhenti disebelah Adel. Adel tidak merespon apapun, dia masih fokus berjalan sambil sesekali berdecak.

"Heh!! Elo." suara cowok yang seoertinya berada tak jauh dari tempat Adel berdiri sekarang.

Adel segera menoleh, mencari sumber suara yang diartikanya 'elo' sebagai 'Adel'. Mata Adel menemukan cowok yang menaiki motor yang berhenti disebelahnya tadi. Kak Alex!

"Ha??kakak panggil Aku?" tanya Adel bingung. Takut ke-GR an, tapi kalau disia-sian kan sayang.

"Iya elo! Emang ada orang lain di sini selain kita?" jawab Alex dengan wajah yang agak kesal. Jalanan disitu memang sedang sepi, dikarenakan cuaca sedang dingin dan gerimis yang menambah suasana menjadi sangat nyaman untuk tidur di kasur tercinta.

"Oh, ada apa kak?"tanya Adel setelah mengetahui Alex memang memanggil dirinya.

"Lain kali, kalo manggil pake nama dong! Biar nggak dikira gue kegeeran." sambung Adel sambil berjalan mendekat ke motor Alex.

"Sini cepet naik!!"suruh Alex yang hampir membuat jantung Adel melompat dari tempatnya.

Adel membulatkan mata,
"Ha?? Apa?" kebodohan Adel kembali terulang, bahkan disaat-saat seperti ini.

"Cepetan! Naik!" suruh Alex dengan suara agak ditinggikan.

"Oh, kak Alex mau nganterin Aku pulang?" kebodohan lagi yang terulang. Alex semakin geram dengan otak Adel yang selalu lama dalam menerima perintah ataupun perkataan.

"Iya!!!! CEPETAN NAIK INI UDAH MAU HUJAN!" dengan mata yang hampir saja keluar, Alex mengulang perintahnya beberapa kali. Entah urusan apa, Alex tiba-tiba mengarahkan motornya mendekat dan berhenti ke arah Adel. Alex tidak tau apa, Alex mengira ini hanya karena dia kasihan. Cewek hujan-hujan, jalan sendirian.

"Maaf kak, tapi aku disuruh naik angkot sama bang Surya."tolak Adel yang tidak bisa memamfaatkan kesempatan berboncengan berdua dengan Alex hujan-hujan begini, menambah suasana.

"Jam segini mana ada angkot Adeeell!!?" tanya Alex geram menahan emosi.

Adel menoleh ke tanganya yang tertempel arloji miliknya. Lalu Adel merasa pipinya memanas, dan dia berusaha mengatasinya dengan bersikap biasa saja.

"Iya, lupa. Boleh deh, tapi mampir ke minimarket dulu ya, ada yang harus aku beli soalnya." putus Adel, dia mengambil helm yang diberikan Alex dan naik ke motor ninja hitam. Sedangkan Alex hanya menangguk setuju.

Motor Alex melaju....

****

"Stop!! Stop!! Kak!" teriak Adel.
"Itu tadi minmarketnya udah kelewat. Cepet puter balik!" sambungnya.

"Iya iya.. " jawab Alex.

Lu pikir, gue sopir lu. Seharusnya gue tadi nggak nganterin lo. Nyesel gue. Batin Alex.

Alex menunggu diparkiran sambil memutar pandanganya, tiba-tiba matanya menemukan Adel yang sedang memilih barang didalam toko yang dibungkus kaca. Adel sedang sibuk memilih camilan yang akan Ia gunakan untuk menonton film horor dengan bang Surya.

"Cantik sih, tapi kok bloon ya.." tak sadar Alex bergumam sendiri.

"Eh!! Lu ngomong apa sih lex?! Lu ngaco!" sambungnya saat mengetahui apa yang baru saja Ia katakan.

Alex bersikap seolah datar, dia sesekali bersiul dan menggosok lenganya. Karena udara saat ini memang dingin, walaupun Alex telah memakai jaket kulit favoritnya.

Tak lama, Adel keluar dengan membawa tas kresek dan dia mengeluarkan dua susu kotak rasa coklat. Adel memberikan salah satunya ke Alex.

"Nih kak. Sebagai ucapan terimakasih Aku karena kak Alex mau nganterin Aku pulang." sambil memberikan sekotak susu.

"Thank's ya." Alex menerimanya.

Adel membuka kemasanya dan segera meminum susu itu, begitu juga Alex. Mereka duduk di kursi minimarket sambil meminum susu. Dan sesekali tertawa bersama.

Alex melepas jaketnya, dan diberikannya kepada Adel. Alex bahkan merasa dingin menusuk kulitnya sejak tadi, tapi Alex merasa tidak tega saat Adel sesekali menggosok lenganya yang kedinginan.

"Nih, pake jaket gue. Jangan sampe lu besok nggak masuk gara-gara flu." Alex memberikan jaketnya. Dan Adel menerimanya tanpa penolakan, dan memakainya.

Adel menunjukan jalan rumahnya kepada Alex. Melewati perempatan jalan, gang sepi, dan jembatan yang cukup ramai. Sementara hari sudah semakin gelap. Saat Alex berhenti di lampu merah. Tidak ada sepatah katapun yang memecah keheningan dua remaja SMA tersebut. Dan lampu kembali hijau, motor Alex memecah keramaian jalan.

Motor Alex berhenti di depan rumah dengan pagar berwarna hitam. Tak lupa taman kecil didepanya menambah nyamanya rumah itu, ada bangku di tengahnya.

"Makasih ya kak." ucap Adel sambil mengembalikan helm milik Alex.

"Iya, sama-sama. Btw, id line lu apa?" tanya Alex yang berhasil membuat mata Adel membulat sempurna.

"Ha?"tanya Adel dengan mulut terbuka.

"Perlu gue ulang lagi?" jawaban Alex sangat menbuat Adel bingung saat ini.

"Boleh, boleh. 'Adelshiva' nggak pake spasi." jawab Adel cepat.

"Oke gue simpen ya. Bye" Alex mengetik id line Adel di hp nya. Entah kapan tadi Alex mengelurkan hp, Adel terlalu gugup. Alex melajukan motornya meninggalkan Adel yang masih diam menatap punggung Alex yang sudah menghilang.

Adel masuk ke rumah yang sepi, karena tak satupun orang ada disana, mama Adel baru saja keluar rumah sakit jadi harus sering control.

"Ini, jaketnya kak Alex?!" gumam Adel.

"Aaaaaaa!!!!!! Tadi mimpi apa beneran ya?!" Adel mencubit pipinya.

"Aw! Sakit!" Adel mengelus pipinya.

"Kak Alex!!! Tanggung jawab!! Gue baper!!" teriak Adel.

..............

****

Yeaaayy! Bisa update lagi.

Haddehh!! Tanggung jawab lex! Adel jadi baper gituhh.

Semoga nge-feel ..
Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya..

Bye bye
Selamat berimaginasi,

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang