°°°
Panas, ya panas aja.
Nggak usah kuahnya ke gue.
°°°
****
Mengecek ponselnya adalah hal yang wajib Adel lakukan sebelum pergi ke alam mimpinya. Setelah menyiapkan jadwal pelajaran untuk keesokan harinya, Adel merebahkan tubuhnya yang terasa lelah ke kasur. Jemari tangannya mengusap-usap layar hpnya yang menyala. Terdengar beberapa notifikasi setelah Adel menyalakan datanya.
Membuka satu persatu aplikasi media sosial yang Adel miliki. Sesekali memencet dua kali saat menyukai kiriman terbaru dari cogan-cogan yang berdiam di Instagram miliknya. Membuka trending YouTube, dan menonton videoklip yang baru saja release. Yang terakhir Adel buka adalah aplikasi chat LINE, ada beberapa pesan masuk dari grup 'gesrek' yang ia buat beberapa waktu lalu.
Gesrek
Artinatina : Lohaa semua yang masih jones aja.
Vaniamaralani : mentang-mentang Esa punya lu, beliin anak sembarangan.
Bungastari : Atas gue habis kencan.
Adiraj : ngakak
Artinatina : demi ape lu bung?
Vaniamaralani : Bung! Gue bocorin rahasia Lo naksir Alfa.
Nahlaalka : nggak baik ngancem-ngancem. Apalagi udah dibocorin disini, udah gue screenshot lagi.
Bungastari : Wah, bangsat juga ternyata si Nahla. Van!! Gue buka sekarang nih.
Adiraj : Bentar nunggu bedug dulu.
Adelshiva : Dira goblok. Belum puasa woy.
Setelah berkomentar di grup yang sama sekali tidak bermanfaat itu, mata Adel terasa berat hingga akhirnya ia terlelap dalam balutan mimpi. Walaupun grup itu menampilkan beberapa notifikasi yang membuat ponsel Adel bergetar, Adel tidak peduli.
Selang beberapa menit Adel terpejam, ada dering telepon miliknya. Bagaimana Adel tidak bangun? Letak ponselnya sangat dekat dengan telinganya, di samping bantal. Dan Adel memasang volume juga tidak tanggung-tanggung.
Adel mengumpat dalam hati. Membuka matanya, walaupun satu centimeter. Belum sempat melihat nama si penelepon, Adel langsung mengangkatnya dan menempelkan ponselnya ke telinga.
"Halo?"
"Del, besok berangkat bareng yuk!"
Mungkin Sekar tidak sadar, sikapnya di restoran tadi sore membuat Adel sedikit tidak enak. Karena Sekar menelepon Adel di jam larut seperti ini, Adel sama sekali tidak ingat kejadian tadi. Makanya Adel bersikap seperti biasanya.
"Oke deh."
"Gue jemput ya." Suara yang terdengar di seberang sana, adalah suara Sekar sang penelepon.
"Iya."
Saat telepon baru saja mau ditutup oleh Sekar, tiba-tiba Adel berteriak.
"Eh tunggu, nih yang nelpon siapa?"
Astaga, Adel dari tadi bicara dengan orang yang belum ia ketahui.
"Gue kira Lo udah baca nama gue pas gue nelfon Lo, ternyata Lo udah ngantuk sampe males baca."
"Oh, gue tahu nih yang nelpon.. Sekar'kan? Keliatan Lo tau gue banget."
"Makanya, kalo ngelakuin apa-apa itu diniatin.. kalo nggak niat ya gitu, untung gue yang nelpon. Kalo begal gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Stupid ? [END]
RomanceTAMAT✓ Kadang merelakan itu perlu. Daripada harus bertahan dengan kesedihan. Datang tanpa permisi, lalu pergi tanpa pamit. Itulah dirimu, seperti jalangkung. Entah aku yang bodoh atau takdir yang membuatku semakin bodoh? Tidak tahu. Kisah klise rema...
![Am I Stupid ? [END]](https://img.wattpad.com/cover/136889020-64-k313723.jpg)