****
Adel menghempaskan tubuhnya ke benda empuk dan lebar di kamarnya. Sambil memijat dahinya yang mengerut menandakan bahwa saat ini dirinya sedang berpikir.
Adel berusaha mengatur emosinya yang masih menjadi momok di otaknya. Emosi macam apa sih ? Perasaan ?Hussshhh. Adel mengacak rambutnya frustasi.
"Itu kan cuma CPR Del!" tegas Adel pada dirinya.
"Masa iya ? Nggak pake perasaan?"Lagi lagi, Adel masih kepikiran tentang kejadian itu. Coba rasakan jadi Adel, gebetan gituan sama temen sendiri.
Cemburu? Nggak bisa! Dia belum punya Lo, nggak bisa mengklaim kayak gitu.
Marah? Emang Lo siapa dia.
Pacar? Temen? Keluarga?
Adel hanya bisa mengamininya saja."Gue nggak bisa diem! Gue harus ambil tindakan! Pastiin, dan suruh kak Alex tanggung jawab!" bentaknya dalam hati.
"Ngapain tadi mbuntutin gue waktu naik angkot. Iya kali, gue nggak baper digituin.. gue kan juga cewek," sambungnya.Adel meraih ponsel yang tergeletak di lantai kamarnya. Berusaha menuliskan beberapa kata, lalu dihapus kembali. Seakan ingin mengawur jawaban saat ulangan matematika dadakan.
"Susah banget sih tinggal nulis apaan gitu... Nih, kenapa tangan gemeteran!" Sentak Adel pada tangannya yang bergetar serta berkeringat dingin.
Biasanya Adel yang malu-maluin, sejak kapan jadi pemalu kayak gini. Tak selang lama berusaha mengetik pesan, ponsel Adel bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Mata Adel terbelalak saat tahu isi dan pengirim pesan itu.
"Kak Alex!!"
Massage :
Kak Alex
Gue di rumah Lo nih.
Entah dari mana kekuatan Adel, ia langsung ngacir ke depan cermin dan menyisir rambutnya dan berlari ke ruang tamu.
Nampak, ayah Adel berbincang dengan cowok yang sangat familiar bagi Adel. Siapa lagi, kalau bukan Alex. Adel masih bersembunyi di balik tembok, memegangi jantungnya yang berdetak tak karuan. Padahal hanya melihat dia di pandangan Adel.
"Duh, pake dandan gitu lagi.. ganteng banget," ujar Adel.
Adel menarik nafas panjang dan berjalan sok santai serta memasang wajah songong. Jual mahal nggak papa kali ya? Batinya.
Entah apa yang mertua dan menantu itu bicarakan, Adel hanya diam. Kaget, saat papa Adel bilang kalau mereka dizinkan keluar malam. Adel mengangguk, dan meminta izin berganti baju dulu. Tapi Alex melarangnya, malah bilang Adel itu nggak diapa-apain udah cantik. Gimana tidak nge-fly?
"Mau kemana?" tanya Adel.
"Udah, ikut aja." Alex menarik tangan Adel setelah mencium punggung tangan papa dan mama Adel.
Alex menyalakan motornya. Adel mengenakan celana pendek berwarna putih dipadukan kaos polos berwarna kuning, ditambah rambut panjang coklatnya diurai. Alex dengan jaket ala geng motornya meminta Adel naik ke atas motor.
Melewati jalan yang tidak asing bagi Adel. " Kayaknya ini jalan... Mau ke Sate Padang," gumamnya.
"Kok elo tau Del?" Tiba-tiba Alex menyaut.
![](https://img.wattpad.com/cover/136889020-288-k313723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Stupid ? [END]
RomanceTAMAT✓ Kadang merelakan itu perlu. Daripada harus bertahan dengan kesedihan. Datang tanpa permisi, lalu pergi tanpa pamit. Itulah dirimu, seperti jalangkung. Entah aku yang bodoh atau takdir yang membuatku semakin bodoh? Tidak tahu. Kisah klise rema...