40 • Pejuang LDR (Ending)

496 27 10
                                    

****

"Gue tau, gue emang brengsek. Gue belom putus sama Adel, tapi malah deket-deket sama Sekar. Gue udah kayak playboy cap kebo tau nggak. Tapi sekarang sue sadar, kalo mereka yang udah ditakdirin jadi sahabat nggak akan pernah bisa pisah. Bahkan gue hampir kram jantung setelah ngedengerin cerita Sekar," papar Alex panjang lebar.

Dira hanya mendengar dengan wajah cengo, yang lainnya sedang asyik sendiri.

"Gue mending temenan aja. Daripada harus jadi penghalang persahabatan mereka," lanjut Alex lagi.

"Bagus deh. Kalo kak Alex nyadar, sebenernya gue juga ngerasa sayang sih kalo persahabatan mereka berdua harus udahan gegara cowok. Coba bayangin, mereka dari SMP udah barengan. Bahkan dulu gue kira mereka itu sodara," ujar Dira masih dengan pandangan menatap layar ponselnya.

Alex tersenyum kecut, lalu beralih menatap Adel yang sedang tertawa bersama Sekar menertawai permusuhannya yang unfaedah.

Pesawat yang akan Adel tumpangi sudah siap, Adel memakai tas selempangnya. Ia juga memeluk sahabatnya, lagi. Air mata itu terjatuh.

Ayah dan mamah Adel hanya melihat anaknya melepas rindu dengan senyum yang dipaksakan. Surya bahkan memeluk Vania, moment paling tak terduga pun terjadi.

Surya yang paling anti memegang cewek, kini?

Vania yang dipeluknya hanya membulatkan mata, lalu berkedip dan buliran air matanya jatuh begitu saja. Baru beberapa bulan mereka jadian, sudah main ditinggal.

Sampai pada giliran Adel berhadapan dengan Alex. Terlihat canggung, tapi pelukan Alex menjadi pencair suasana.

Sekar hanya menatap sambil tersenyum, ia mulai sadar bahwa Alex memang bukan jodohnya.

Adel melepas pelukannya, beralih menatap intens ke Alex.

"Yah, kita jadi pejuang LDR nih," ucap Alex tiba-tiba.

Dira yang mendengar, langsung berceletuk ngasal, "Tadi katanya mau temenan aja, cuih."

Alex hanya melempar senyum dibuat-buat, lalu kembali menatap Adel mencium keningnya. Didepan umum, perlu digaris bawahi.

****

"Para penumpang penerbangan Jakarta-New York, akan segera berangkat. Silakan para penumpang melewati pintu samping, dan mengecek lagi barang bawaannya.."

Suara pramugari telah menyuruh penumpangnya naik keatas pesawat. Adel dan keluarganya berjalan masuk sambil melambaikan tangan.

Vania tak kuat menahan tangisnya yang pecah begitu saja.

"Katanya bang Surya najis. Eh, tau-tau udah jadian aja," sindir Tina sambil memakan keripik kentang bertuliskan citato tersebut.

"Bacot," sahut Vania singkat disela tangisnya.

Nahla, Bunga, Dira, dan Sekar pun menangis. Suasana begitu haru. Adel telah pergi, kini Alex dan Vania menjadi pejuang LDR Indo-Amerika.

****

"Gue nyesel. Kenapa gue harus ngejauh sih sebelum Adel pindah. Kan jadi kangen kek gini," keluh Alex lalu menyedot tropical float-nya lagi.

Mendengar celetuk Alex, ke-enam cewek yang sedang duduk didekatnya menoleh secara bersamaan.

"Penyesalan emang selalu dateng di akhir boy," komentar Nahla.

Kemudian muncul komen-komen berikutnya bergantian.

"Makannya punya cewek jangan disia-siain."

"Elu juga sih, nanaonan."

"Kan jadi gini? Kan-kan, gue keinget lagi sama Surya," komen bercampur curhat dari Vania terlontar begitu saja.

"Ku mencium bau-bau PJ yang terlambat," sahut Tina cepat.

Memang, makanan responnya cepat.

"Tiati tuh perut meletus tin," nasihat Nahla.

Tina hanya menatap dengan tatapan memelas kepada Nahla, agar dia bisa membeli es krim lagi. Sudah dua mangkuk es krim yang Tina makan.

Memang, Nahla adalah ATM berjalan bagi Tina. Dimana ia bisa menarik tunai dimana saja dan mengganti belakangan.

"Pejuang LDR," ucap Alex sambil mengangkat gelas minumnya mengajak bersulang.

"Pejuang LDR," sahut Vania lemas.

****

Adel duduk disebelah jendela pesawat, membuatnya mudah menatap daratan padat dibawahnya.

Jendela yang berembun membuat tangan Adel tergerak menuliskan sesuatu dengan jarinya.

See you again.
I will always miss you.

-Pejuang LDR-

Adel kembali menatap mawar biru yang Alex berikan.

SELESAI

'Am I Stupid?- Amalia Dwi Rahma'

****

Tamat!!! Oaoeoae
Please, jangan emosi ya.

Gue tau kalian kecewa sama endingnya yang menurut gue terlalu maksain. Tapi maaf banget, otak gue udah bener-bener stuck buat ngelanjutin cerita ini.

Makasih banget buat para readers setia aku.. sama sohib-sohib yang selalu kasih inspirasi. Dan tokoh nyata dari cerita ini yang buat aku termotivasi buat nulis cerita, dan akhirnya para anak-anakku lahir di dunia 'Am I Stupid?'

malxxs Nahlaqudsimumtazah  dominicashiva VaniaRS_ sekar_langit bungastari

Habis ini bakalan ada epilog. Kalo kalian mau, kalian bisa spam komen 'extra part'. Aku pasti bakalan kasih ko, semangat komen ya gengs.

With love,
Amalia Puth

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang