Epilog

750 22 20
                                    

06.30

Tututututuuut..
Jam beker yang terletak di nakas samping tempat tidur Alex berdering. Alex dengan susah payah membuka kelopak matanya, menampilkan langit-langit kamarnya yang dipenuhi foto-foto Adel yang ia peroleh dari akun sosial medianya.

Mata Alex seketika melotot, pikirannya teringat. Hari ini adalah hari kepulangan Adel. Sudah setahun mereka berpisah, dan berhubungan hanya dengan mengirim email. Akhirnya kini mereka diberi kesempatan untuk bertemu.

Perlu diperjelas, tepatnya Alex dan Adel saling mengirim email hanya awal-awal mereka berpisah.

Mulanya, mereka setiap hari saling berbalas pesan. Lalu seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan sekarang mereka jarang bertukar kabar.

Namun, Alex tetap setia dan percaya kepada Adel. Percaya akan perasaan yang sama ketika Adel kembali.

Alex bangun meninggalkan ranjangnya, lalu melakukan ritual paginya, yaitu mandi.

Alex segera berpamitan kepada ibunya. Ayah Alex telah meninggal beberapa bulan yang lalu, meninggalkan dirinya dan ibunya. Alex tidak akan berlarut dalam kesedihan kali ini, hari ini harusnya menjadi hari bahagianya.

****

Yap! Alex telah tiba di restoran yang menyediakan makanan khas Korea. Di meja yang ia pesan, telah ada semua teman-temannya, mulai dari Vania, Nahla, Bunga, Sekar, Tina dan Dira. Bahkan David dan Vito pun ikut duduk dimeja bundar super besar itu.

David melambaikan tangannya kepada Alex. Alex membalasnya dan berlari kecil menuju meja itu.

"Cie yang bahagia nggak ketulungan," sindir David disusul senyum jahilnya.

Alex hanya melempar senyum bahagianya. Sejak tadi pagi bibirnya terus saja mengembang menampilkan senyum kesiapapun.
Bahkan Alex sudah menyiapkan cincin untuk diberikan kepada Adel.

"Gue denger Adel disana deket sama cowok," celetuk Tina asal.

Alex yang mendengar pun langsung menatap Tina, seolah meminta penjelasan lebih tentang celetukannya barusan.

"Sans Kak," lanjut Tina buru-buru sambil menekuk tiga jari tangan kanannya, menyisakan ibu jari dan kelingkingnya membentuk simbol santuy.

"Asal jeplak aja sih lu. Bisa bikin rumah tangga orang berantakan tau nggak," selaah Vania.

Alex duduk disebelah David, dan meminum minuman berwarna merah yang tersedia diatas meja.

"Bentar lagi nih Adel dateng," ucap Dira sambil melihat arloji yang tertempel di tangan kirinya.

Pukul 10.00

Semuanya berdiri, menatap Adel yang dari arah pintu sudah melambaikan tangan heboh.

Tina yang tak sabaran pun berlari memeluk sahabatnya yang sudah lama berpisah itu.

Memang, cara berkomunikasi Tina dengan sahabatnya ini kadang abnormal. Tina hanya akan men-tag nama-nama sahabatnya di postingan akun lelucon di Instagram.

Walaupun begitu, dengan tag-tag an tidak jelas itu, membuat kita merasa, sahabat lama kita tidak melupakan kita. Itu yang terpenting.

Semua senyum mengembang dibibir semua orang.

Senyum bahagia Alex memudar, ketika matanya menemukan sosok jangkung berkulit putih berambut coklat dengan mata biru berjalan di samping Adel dengan tangan yang menggandeng tangan Adel.

Bisa didefinisikan bahwa cowok disebelah Adel saat ini adalah cogan.

Perasaan Alex mulai tidak enak, lalu ia memasukan kembali cincin ke dalam saku celananya. Awalnya Alex akan melamar Adel untuk bertunangan, dan menikah setelah lulus kuliah. Namun melihat pemandangan itu, rencana serta harapan Alex hancur seketika.

Adel dan cowok itu berjalan mendekat ke meja. Adel dengan senyum yang sama saat satu tahun lalu, senyum yang membuat pagi Alex menjadi berwarna.

Sialnya, Adel duduk di kursi kosong sebelah Alex. Membuat perasaaan canggung bercampur panas menyerang suhu tubuh Alex. Tepat sebelah kiri Adel, duduk cowok itu.

"Eh, gue belum kenalin kalian sama Raffy," celetuk Adel.

Cowok yang dipanggil 'Raffy' oleh Adel itu pun menampilkan senyum yang kelewat manis. Membuat jiwa fangirl Tina dan Dira bergejolak.

"Oh.. namanya Raffy," sahut Tina lantang. Untung direstoran itu masih sedikit pengunjung yang datang.

Adel menatap Alex, "Kak Alex kenalin Raf--" kalimat Adel terputus.

"Raffy. Adel's boyfriend," potong Raffy sambil menjabat tangan Alex.

Mata Alex mulai panas, namun ia tidak mengeluarkan air mata. Semua mulai gelap.

Semua yang menyaksikan juga memperlebar bola matanya seakan mau keluar.

Dan.. blurb!

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang