16 • Kesempatan

328 26 0
                                    

°°°

Kalo nggak bisa?
Coba lagi deh, siapa tahu mempan. Kalo Anda belum
beruntung sih, nasib.

°°°

****

"Makasih ya," ucap Sekar sambil mengembalikan helm.

Mereka tiba di depan rumah dengan pagar tinggi berwarna cokelat, rumah Sekar.

Setelah sikap Sekar yang bisa dibilang kelewatan tadi, tidak ada percakapan diantara Vito dan Sekar saat perjalanan. Vito tidak berani bertanya saat mood Sekar sedang tidak baik, begitupula Sekar tidak mau memperburuk moodnya dengan bicara dengan orang seperti Vito.

Sekar tidak berniat membenci Vito, dengan alasan dia baik. Namun, semenjak beberapa sisi egoisnya keluar, membuat Sekar merasa risih dengan keberadaan Vito yang selalu mengejarnya. Seperti tidak ada cewek lain saja, padahal Sekar sudah pernah menolaknya. Tetap saja kekeuh.

Vito hanya mengangguk. Dibawah naungan awan dan langit yang sudah menggelap dan bulan yang hanya separuh, melengkapi kesunyian diantara mereka berdua.

"Gue balik ya," Vito tersenyum sekilas. Menghidupkan mesin motornya dan berbalik.

"Vito!"

Mencengkeram tuas remnya, setelah suara yang memanggil namanya barusan terdengar. Membuka helm full face nya, dan menaikan sebelah alis kirinya.

"Gue mau ngomong bentar," kata Sekar pelan.

Sekar dan Adel tidak memanggil Vito dengan embel-embel 'kak', karena Vito yang memintanya sendiri. Jadi untuk apa membuang nafas untuk mengatakan 'kak', lebih hemat.

David, mereka juga tidak memanggilnya dengan sebutan yang lebih tua, walau David lebih tua satu tahun. Ini merupakan alasan tersendiri, karena adek kelas semacam Adel dan Sekar ini menilai orang dengan perbuatan, jadi orang yang terkenal bad boy di sekolah tidak pantas mereka panggil 'kak'.

Alex, berbeda dengan kedua temanya. Adel dan Sekar sangat menghormati Alex dengan memanggilnya 'kak'. Menurut mereka, Alex adalah cowok baik-baik. Jadi sudah sepantasnya mereka memanggilnya dengan sebutan yang lebih tua. Bukan karena mereka sama-sama mencintai Alex. Mungkin.

"Ngomong apa?" tanya Vito dengan memutar kunci motornya mengehentikan suara deru yang sangat mengganggu.

"Sebaiknya, lo sekarang nggak usah deketin gue," pinta Sekar dengan nada yang sesopan mungkin, agar tidak menyakiti hati Vito.

Sekar mengatakannya, karena sudah tidak bisa lagi membuka kesempatan hatinya untuk orang lain. Apalagi, sekarang hatinya juga terbakar melihat Adel berpacaran dengan Alex.

"Kok gitu sih? Kemarin Lo bilang mau coba," balas Vito dengan nada kecewa.

"Tapi setelah gue pikir, gue bakal susah kali ini."

"Coba aja dulu."

"Nggak bisa kak, please."

"Kali ini kasih gue kesempatan dong kar, gue tiga tahun cuma suka Lo."

Blush, pipi Sekar merona. Padahal Vito hanya mengucapkan dia menyukainya. Sekar sudah tahu, bahkan sudah pernah dikatakan puluhan kali. Tapi tetap saja, Sekar juga perempuan.

"Maaf banget tapi kali ini gue nggak bisa!" nada suara Sekar sedikit meninggi.

Vito mengusap wajahnya kasar. Menatap Sekar lekat-lekat. Langkah kakinya mendekat ke Sekar setelah Vito turun dari motor, membuat mereka berhadapan dalam jarak yang cukup dekat. Vito melangkah lebih dekat, membuat Sekar memejamkan matanya. Vito mendekatkan kepalanya ke telinga Sekar, karena tinggi Sekar terpaut 10 cm dari Vito.

"Sekali ini aja. Tolong," bisik Vito ditelinga Sekar.

Karena jarak mereka sangat dekat, membuat Sekar semakin gugup. Matanya berkedip beberapa kali, dan debaran jantungnya berdegup kencang. Mungkin Sekar harus periksa ke ahli Kardiolog.

Sekar otomatis mengangguk, baru kali ini ada cowok yang sedekat ini dengan Sekar selain ayahnya. Karena Sekar anak tunggal.

Vito tersenyum, menepuk pundak dan mengelus rambut panjang Sekar lalu beranjak pergi meninggalkan Sekar yang masih mematung di tempatnya. Hingga bayangan motor Vito hilang ditelan gelapnya malam.

****

Alexaji : Malem pacar.

Pesan Line dari Alex barusan sukses membuat Adel yang sedang tiduran di kasur menjadi berjoget lompat-lompat kegirangan.

Baru kali ini Adel merasa sangat bahagia hanya karena pesan dari seseorang. Waktu pacaran dengan Dario dulu, boro-boro dipanggil pacar. Apel aja, Adel yang modalin.

Meskipun begitu, Dario sekarang menjadi orang yang sangat berbeda dengan dulu waktu SMP. Dari perilaku berandal, menjadi good boy. Membuat Adel tidak tega membenci mantan pacarnya yang pernah menyakiti hatinya karena taruhan untuk menjadikan Adel pacar.

Adel tidak pendendam.

Adelshiva : Malem juga pacar❤

"Loh, kok pake emot love segala sih gue?" gumam Adel menyesal.

Adel memukul kepalanya sendiri. Memikirkan apa reaksi Alex setelah membaca pesan yang ia kirimkan tadi. Wajahnya akan sangat songong, sudah kewajiban Adel menaboknya.

Alexaji : Cepet tidur! Jangan main hape trs. Buka Instagram Manu Rios kan lo ?

Dugaan Adel salah, karena Alex tidak membahas emot yang ia kirimkan. Tapi apa?
Manu Rios? Tahu dari mana Alex tentang list cogan Adel dkk.

Bagaimana Alex bisa tahu Adel sedang men-stalk mantan gebetannya itu. Apa Alex juga pecinta cogan? Entahlah.

Adel sedang berusaha menjadi pembohong handal kali ini.

Adelshiva : Apaan si kak? Sok tau.

Alexaji : Gue emang tahu. Cepet tidur! Jangan lupa mimpiin gue.

Blush, kalimat terakhir sangat sensitif bagi Adel.

Adelshiva : Iya Aku tidur nih. Tapi nggak mimpi kak Alex tuh, mimpiin Manu Rios.

Alexaji : Sana pacarin Manu Rios!

Adelshiva : Cemburu cie..

Alexaji : Nggak perlu kali cemburu, Manu Rios emang mau sama Lo?

Jleb.

Adelshiva : Sejelek itukah gue, sampe Lo nembak gue?

Alexaji : Kan Lo dulu yang suka sama gue.

Keringat dingin bercucuran di dahi Adel.

Adelshiva : Tidur ah, ngantuk.

Demi harga diri gue, bodo amat. Nih pacar ngeselin, tinggal molor aja, Batin Adel.

Alexaji : Yaudah sono! Nice dream.

Ngeselin iya, sayang juga iya.

Adelshiva : Nice dream.

Alexaji : Cepet tidur! Besok gue jemput.

Pesan terakhir dari Alex belum sempat Adel baca malam itu. Ia sudah tertidur pulas dengan ponsel ditangannya. Memeluk guling setianya hingga nanti, malam digantikan dengan matahari di pagi hari.

Percakapan mereka di ponsel selalu saja Alex yang menutup percakapan. Ia selalu membalas pesan Adel semenjak resmi pacaran.

............

****

Jangan Lupa Vomment ❤

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang