****
"Udah lama nunggu?" tanya Alex kepada Adel yang sedang berdiri di bibir parkiran SMA Pelita Bangsa.
Yap, mereka sudah janjian untuk pulang bareng. Saat ini adalah jam pulang sekolah, siang hari pula, membuat Adel yang menunggu memilih meneduh di teras pos satpam penjaga parkir.
Adel menggeleng, lalu memakai helm yang tadi disodorkan oleh Alex. Adel naik, dan motor Alex pun melaju.
Adel ini adalah anak labil. Adel yang kadang kala minta diantar-jemput oleh sopir, atau Surya abangnya, dan kadang juga ingin berjalan, bahkan naik angkot. Kalau papanya, Adel hanya minta saat ada event-event di sekolah. Adel tidak mau memberatkan orangtuanya hanya untuk mengantar-jemput dirinya, rumah Adel dan sekolah juga tidak terlalu jauh.
"Kak ini bukan jalan ke rumah aku. Kak Alex lupa alamat rumah aku?" tanya Adel mengetahui jalan yang mereka lalui bukan jalan yang familiar.
"Kita mau kemana sih kak?" tanya Adel lagi. Sedangkan, Alex masih fokus mengendarai sepeda motornya.
"Ke rumah gue," jawabnya singkat dan santai. Mendengar kata itu, Adel langsung menjalankan imaginasinya.
Pasti gue mau dikenalin sama bonyoknya nih. Terus besok, gue dilamar, Batin Adel.
Pipi Adel bersemu merah, dia juga senyum-senyum tidak jelas dengan sendirinya di sepanjang perjalanan. Alex juga mengulum senyum, nampak Adel yang cengar-cengir dari spion kiri motornya.
Tidak ada obrolan diantara mereka, hanya senyum bahagia di keduanya yang meninggalkan bau kebahagiaan di sepanjang jalan yang mereka lewati.
****
"Alex pulang Bu," ucap Alex setelah membuka kenop pintu. Adel hanya mengekor mengikuti perkataan Alex.
Rumah Alex yang lumayan besar, tapia Alex lebih memilih panggilan kepada orangtuanya dengan 'Ibu-Bapak'. Terdengar sederhana, namun itu adalah kata paling luar biasa dalam hidup Alex.
"Duduk dulu Del," ucap Alex menyuruh Adel untuk duduk di sofa ruang tengah lengkap dengan TV 42 inch.
Adel duduk, sambil memutar pandangannya ke sekeliling rumah Alex. Sebenarnya, Adel bukan hanya melihat. Adel juga berimaginasi untuk menjadi menantu dan tinggal dirumah ini. Sudah sangat jauh imaginasi Adel, memang.
Alex berjalan ke arah dapur, bertujuan memanggil ibunya yang selalu asyik bermain di tempat penuh peralatan memasak itu.
"Ibu.. ada yang nyariin tuh," ucap Alex kepada ibunya.
Ibu Alex mengerutkan keningnya, seolah bertanya siapa yang sedang mencari dirinya.
"Siapa?" tanya ibu Alex sambil melepas celemek yang tadi ia gunakan.
Ibu Alex berjalan ke ruang tengah, nampak gadis mungil berkuncir kuda walau rambutnya hanya sebahu yang sedang duduk. Alex juga mengikutinya di belakang sambil mengunyah apel.
Adel yang mendengar ada suara kaki yang melangkah dari arah belakangnya menoleh. Mendapati wanita paruh baya, yang Adel simpulkan sebagai ibunya Alex.
Adel melempar senyum seramah mungkin.
"Siapa ini?" tanya ibu Alex dengan ramah.
Baru saja Adel ingin membuka suara, sudah dipotong oleh Alex.
"Adel Bu. Pacar Alex," sahut Alex.
Blush- pipi Adel memerah. Adel yang selalu gagal menyembunyikan perasaannya, akhirnya senyum-senyum sendiri.
Tuh kan.. gue dikenalin sama nyokapnya, bentar lagi gue jadi menantunya nih. Batin Adel girang.
"Oh.. pacar kamu. Duduk lagi aja," ibu Alex menyuruh Adel untuk duduk kembali. Karena Adel tadi menoleh sambil berdiri.
Mereka berdua -Adel dengan ibunya alex sibuk bercerita, namun sebenarnya bergosip. Alex yang duduk disebelah Adel mencari kesibukan, mengubah-ubah channel TV.
Alex merasa mengantuk, "Del. Bu. Alex ke atas dulu ya."
Sama seperti rumah Adel, kamar Alex juga berada dilantai atas. Bedanya hanya ukuran rumahnya saja, Adel bukan cewek matre. Dilihat dari bab 25 'Am I Stupid ?'
Adel dan ibunya hanya mengangguk. Mereka sibuk berbincang lagi, dan sesekali tertawa terbahak-bahak bersama.
Sudah pukul empat sore, perbicangan antara menantu dan mertua itu belum juga usai. Alex sudah mengganti seragam putih abu-abu menjadi kaos distro bertuliskan 'threesecond' lengkap dengan flanel dan celana jeans.
"Lo nggak ada rencana pulang Del?" bukanya mengusir, tapi Alex hanya ingin berduaan dengan Adel. Alex sudah tidak bisa menunggu lagi, alhasil Alex memilih jalan pintas.
Adel menoleh, "Emang jam berapa sih kak?"
"Jam empat," jawab Alex setelah menatap arloji hitam yang tertempel di tangan kirinya
Ibu Alex yang peka juga menyuruh Adel untuk pulang, karena dia juga tahu orangtua Adel pasti juga mengkhawatirkan anaknya. Apalagi Adel perempuan.
Adel menggendong tas ransel ungu miliknya, mencium punggung tangan ibu Alex lalu keluar bersama Alex disampingnya.
Alex mengeluarkan motornya dari area pekarangan rumahnya, sedangkan Adel menunggu didepan gerbang lengkap dengan helm dikepala.
Motor Alex melaju..
****
Motor ninja Alex berhenti tepat di depan rumah Adel. Adel turun, kemudian memberikan helm kepada Alex.
"Nggak mau mampir dulu?" tawar Adel.
Hari yang sudah sore, membuat Alex memilih untuk langsung pulang. Karena hari ini dia ada janji berkumpul dengan teman-temannya.
"Nggak deh. Lain kali aja ya," tolak Alex.
Adel mengangguk, membalikan badannya membuka kunci gerbang rumah. Adel tiba-tiba menghentikan aktivitasnya, "Kak Alex!"
Alex mematikan mesin motornya, yang sebenarnya baru saja ia akan pergi.
Alex membuka helm full face yang ia kenakan, "Ada apa?"
"Lain kali.. jangan bohongin aku lagi ya?"
"Iya. Emang kamu kemarin sama Vito ngapain, kencan?" tanya Alex dengan suara ketus.
Adel mulai khawatir.
"Eng..engg.. enggak kak. Aku cuman cari angin doang," papar Adel.
"Lagian.. Vito itu kan juga kakel aku, dari SMP malah.. jadi nggak mungkin aku selingkuh. Vito juga sukanya sama Sekar," tambah Adel.
"Iya pacarku sayang," Alex mencubit kedua pipi Adel.
Dalam pembicaraan tadi, Adel mendekat kearah Alex. Membuatnya menjadi sasaran empuk tangan jahil Alex yang selalu mencari mangsa untuk dicubit.
"Swakit Kwak," protes Adel dengan suara sebisanya.
"Oh... jadi ini pacar Lo Del," suara bariton yang berhasil menghentikan kegiatan sepasang kekasih yang sedang unyu itu.
Alex menoleh, mengangkat sebelah alisnya kepada Adel. Berusaha bertanya siapa orang yang sudah mengganggu aksi usilnya.
Adel gelagapan.
Adel belum pernah menceritakan tentang Alex dengan anggota keluarganya yang satu ini.
****
Lohaa....
Met malem semua.
Habis tarawihan ya? Sama saia juga.
Semoga puasa lancar ya..
Vomment dong❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Stupid ? [END]
RomanceTAMAT✓ Kadang merelakan itu perlu. Daripada harus bertahan dengan kesedihan. Datang tanpa permisi, lalu pergi tanpa pamit. Itulah dirimu, seperti jalangkung. Entah aku yang bodoh atau takdir yang membuatku semakin bodoh? Tidak tahu. Kisah klise rema...