22 • Dasar Pelakor

278 28 1
                                    

****

Vito menyetandarkan sepeda motornya, sedangkan Adel melepaskan helm dari kepalanya lalu ia berikan kepada Vito.

Malam hari ini sangat dingin. Membuat Adel sedikit menggosok lengan untuk mengurai udara dingin yang berhasil menusuk pori-pori kulitnya. Vito memakaikan jaketnya ke lengan Adel, membuat Adel membulatkan matanya. Benar saja, Adel hanya mengenakan tank top  hitam dipadukan dengan kemeja flanel kotak-kotak berwarna biru dan merah.

"Lo kedinginan?" tanya Vito setelah memakaikan jaketnya ke badan Adel.

"Emm.. dikit sih," Adel menjawab sambil membenarkan jaket yang Vito kenakan di tubuhnya agar benar.

Mereka berjalan ke beberapa sudut taman hingga menemukan sebuah bangku kosong. Mereka duduk di bangku itu, lalu Vito menyuruh Adel menunggunya.

Vito berjalan mencari makanan dan minuman yang tidak terlalu berat di malam hari. Jagung bakar dan es kepal Milo menjadi pilihan Vito. Vito menghampiri kedai yang menjual makanan dan minuman tersebut, mengeluarkan uang selembar seratus ribuan dan memberikannya kepada sang penjual.

"Ini kembaliannya," ucap sang penjual kepada Vito.

"Udah nggak usah," tolak Vito sambil mendorong kembalian dari tangannya.

Vito membawa kresek berisi dua buah jagung bakar rasa original dan dua mangkuk es kepal di masing-masing tangannya. Vito berjalan kembali ke tempat Adel sedang menunggunya.

****

"Adel?" tanya Alex sangat mengetahui seorang cewek dengan postur tubuh mirip dengan Adel.

Sekar dan Alex sedang berjalan-jalan mengelilingi taman. Mereka menghentikan langkahnya ketika Alex mengucapakan kata barusan kepada orang yang belum pasti siapa.

Sekar hanya tersenyum bangga, melihat rencananya berhasil. Adel menoleh kepada orang yang telah memanggil namanya. Mata Adel membulat setelah melihat orang yang memanggilnya.

"Lo kok disini? Katanya tadi main game," tanya Adel memastikan.

Mata Adel beralih kepada jari tangan Sekar yang bermain manis di lengan kekar milik Alex, seolah mengejek Adel yang belum pernah melakukan hal itu. Cepat, Adel melepaskan cekalan Sekar dari Alex, "Nih apaan sih?"

Sekar tersenyum menyeringai, "Gue sih ogah punya pacar cemburuan."

Alex segera melepaskan tangan Sekar dari lengannya. Alex memilih alasan yang tepat, tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Nanti Adel akan sakit hati, karena Alex belum pernah memperkenalkan Adel dengan ibunya. Tapi sekarang, Sekar sudah satu langkah lebih dekat dengan ibunya.

"Diem Lo!" Adel tiba-tiba menjadi galak. Mungkin karena hubungan pertemanan mereka juga yang masih merenggang.

"Kak Alex bohong ya?" tanya Adel lagi, karena Alex belum juga menjawab pertanyaanya

Alex menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Nggak cum--."

"Cuma hangout malem mingguan."

Kalimat yang Alex ucapkan terpotong oleh Sekar yang semakin membuat Adel menjadi panas.

"Tuh kan bener!" Adel meninggikan suaranya seolah dia yang paling benar.

Alex bukannya mengalah, malah ikut tersulut emosi. Alex meraih lengan Adel yang terbalut jaketnya Vito, "Ini apa? Lo selingkuh dari gue?"

Adel melihat tubuhnya yang masih mengenakan jaket Vito. Adel jika benar, ia tidak akan mengalah. Jika ia salah, ia akan benar-benar mengakui kesalahannya. Itulah sikap Adel.

"Ini Vito minjemin ke aku," jawab Adel jujur, tapi Alex tidak percaya. Mungkin emosi telah menghilangkan akal sehat dan logikanya.

Sekar malah asyik menyedot tropical float yang berada di tangan yang tidak ia gunakan menggandeng Alex. Menonton film secara real life merupakan kesenangan yang sangat sulit didapat.

"Aahh, dasar pembohong! Tuh selingkuhan Lo dateng bawain makanan buat Lo!" ucap Alex dengan kemarahan yang memuncak.

Vito datang dengan jagung bakar dan es kepal Milo di tangannya menatap kejadian itu dengan wajah cengo. Ia tidak tahu hal apa yang terjadi beberapa menit lalu, karena dia membeli makanan. Alex menunjuk dirinya dengan jari telunjuk panjangnya, semakin membuat Vito mengerutkan dahinya.

"Selingkuhan apa? Seharusnya aku yang marah. Kamu udah bohongin aku," sahut Adel.

"Tapi kamu malah pergi sama cowok lain malem-malem. Sama temen aku lagi," tukas Alex.

Vito yang tidak tahu masalah apa yang sedang terjadi, memilih diam.

"Emang salah kalo pergi sama temen Lo? Lo juga pergi sama cewek. Kenapa Lo jadi marah-marah? Sejak kapan Lo jadi pemarah ke gue? Gue baru sadar Lo itu egois," Adel tiba-tiba menggunakan gue-lo. Mungkin sangking marahnya dia.

Adel meneteskan air mata yang perlahan memenuhi kelopak matanya, menyekanya sebentar. Lalu tangannya meraih satu mangkok es kepal yang Vito bawa, menyiramkan ke atas kepala Sekar, "Dasar pelakor!"

Setelah mengucapkan dua patah kata tadi, Adel pergi meninggalkan menuju parkiran menunggu Vito datang menyusulnya lalu meminta untuk diantar pulang.

Sekar membuka mulutnya tidak percaya dengan reaksi Adel barusan kepadanya. Sekar menaruh minumannya ke bangku yang tadi Adel gunakan untuk duduk, mengeluarkan tisu dari tas selempang miliknya dan membersihkan cairan coklat yang mengotori rambut panjang yang baru saja ia keramasi.

Vito ngacir menyusul Adel yang berlari meninggalkan taman. Vito merasa, lebih baik Adel pulang. Vito melempar makanan dan minuman yang baru saja ia beli ke tempat sampah. (Sayang tau, mending kirim ke rumah aku😂)

Alex berdecak, lalu membantu Sekar membersihkan rambutnya. Sekar tersenyum, "Mungkin Adel nggak pantes buat kakak."

Niat baik Alex terhenti, ia malah membuang tisu yang ia gunakan membantu Sekar membersihkan rambutnya dengan kasar. Alex menatap Sekar lekat-lekat, "Jangan pernah ngejelekin Adel di depan gue. Inget baik-baik perkataan gue barusan. Gue balik duluan."

Alex meninggalkan Sekar yang masih sibuk membersihkan rambutnya. Sekar tidak sedih karena telah merusak hubungan orang lain, ia malah tersenyum senang.

Suasana taman yang tadinya ramai, berubah menjadi senyap setelah kejadian yang baru saja terjadi. Sejak tadi banyak pasang mata yang menyaksikan pertengkaran antara Adel dan Alex, tidak melerai tapi hanya menonton, bahkan tidak sedikit yang mengabadikannya dengan merekam kejadian itu.

Sejak kejadian itu, Adel yang tadinya tidak membenci Sekar yang selalu menyindir lewat status wa. Sekarang Adel berubah menjadi membencinya, karena Adel tahu kelakuan busuk dari mantan sahabatnya. Ingin merebut Alex darinya.

****

Adel sangat kacau. Bahkan disepanjang perjalanan pulang, Adel tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Adel hanya mengucapkan terima kasih dan hati-hati kepada Vito setelah sampai dirumahnya.

****

Pelakor lu!!!😂

Becanda.. pelakor katanya banyak duit😂😂😂

Janganlahh, nggak baik tau.

Makasih udah baca. Vomment dong❤

A/n di tengah-tengah tadi sumpah bikin malu😄..

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang