****
Sejak Adel memutuskan alex kemarin, suasana hatinya menjadi sangat kacau. Ia bahkan tak selera makan, Adel juga sering berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Berangkat pagi, karena semalaman ia tidak bisa tidur. Ia selalu ingat akan Alex, dan segala kenangannya.
Adel juga pulang sekolah secepat kilat langsung menuju rumah dan tidur siang. Berharap ia bisa lupa dengan Alex. Ya, yang dilakukan Adel hanya berbuah kegagalan.
Iya. Gagal total.
Ia malah semakin merindukan Alex, ia juga sering memandangi foto mereka berdua saat malam hari. Menyesal karena telah memutuskan hubungan sepihak dengan Alex. Memang, penyesalan akan selalu berada diakhir.
Surya yang menyadari adiknya sedang tidak baik, melenggang menuju kamarnya setelah menunaikan sholat Jumat di masjid. Ia mengambil kunci motor, lalu melesat ke arah rumah sakit.
****
Alex sedang tertunduk lesu, setelah memainkan game online beberapa kali. Ia sangat bosan, juga rindu kepada Adel. Perasaan suka-nya tidak bisa dihilangkan.
Kalau cinta pertama..
Mau ngelupain, susah-susah gampang sih.Alex menatap jam dinding, pukul 1 siang. Sekolah usai 2 jam lagi, berarti dia harus menunggu David selama itu. Yang menemani Alex di rumah sakit akhir-akhir ini adalah David selain ibunya. Entah kemana sahabatnya yang bernama Vito, mungkin sudah hilang ditelan bumi.
2 jam kemudian, David datang membawa makanan di tangannya. Alex tersenyum senang, sejenak melupakan rindunya. Mereka berdua sibuk menyantap makanan yang di bawa David, sedangkan ibu Alex hanya melihat dan geleng-geleng kepala.
Selesai makan, ada suara pintu terbuka dan suara yang begitu familiar itu terdengar.
"Alex, maafin gue," suara Vito memohon.
Seketika muka senang Alex menjadi merah padam akibat emosi, dia susah payah menahannya. Ingin sekali bogeman di tangannya mengenai wajah pembohong, penipu, penikung seperti Vito. Tangan Alex sudah terkepal.
"Please.. dengerin penjelasan gue ini sebentar," pinta Vito memasang wajah memelas.
Alex malah memumbuang muka acuh tak acuh.
"Lex, dengerin gue."
"Minggat nggak Lo?!" sentak Alex galak.
David yang melihat kejadian itu malah menatap dengan muka cengo. Sedangkan ibu Alex yang sudah merasa aura perpecahan diantara dua sohib itu, mendekat kepada Alex.
"Nak. Dengerin dulu penjelasan Vito, siapa tahu dia bisa ngubah persepsi kamu," bujuk ibunya Alex.
"Tapi Bu! Dia udah ngelakuin hal kurang ajar sama Adel," tukas Alex masih ingat dengan kejadian itu.
Mana mungkin Alex bisa lupa.
"Minggat Lo! Dasar bajingan," bentak Alex lagi.
Kini Vito pasrah, ia sudah merasa gagal menyelamatkan persahabatan yang sudah terjalin hampir dua tahun. Ia memang perusaknya, tapi bukan sepenuhnya salah Vito. Ada dalang ambisius dibalik ini semua.
Vito mengangguk pasrah. Dia keluar, kedua orang yang juga menyaksikan kejadian itu hanya diam. Tak mau ambil bicara, mereka trauma dengan kemarahan Alex. Jika kemarahannya semakin bertambah, mungkin ini sudah bukan rumah sakit lagi.
David yang sudah menahan rasa ingin tahunya sedari tadi langsung menyemprot Alex dengan segala pertanyaannya.
"Lo kenapa sama Vito?"
"Gila Lo Lex, jelasin sama gue!"
"Gue udah kayak orang paling bodoh dipersahabatan kita nih," ucap David sambil menatap muka Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Stupid ? [END]
RomanceTAMAT✓ Kadang merelakan itu perlu. Daripada harus bertahan dengan kesedihan. Datang tanpa permisi, lalu pergi tanpa pamit. Itulah dirimu, seperti jalangkung. Entah aku yang bodoh atau takdir yang membuatku semakin bodoh? Tidak tahu. Kisah klise rema...