29 • Cemas

243 22 0
                                    

****

"Halo nak Alex? Adel sama kamu?" suara parau wanita dari seberang telepon.

Alex berusaha membenarkan posisi duduknya, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Alex terbangun karena suara dering telepon miliknya yang berdering menandakan bahwa ada seseorang yang berusaha menghubunginya.

"Saya nggak bareng Adel Tante saya dirumah," jelas Alex jujur.

"Adel belum pulang. HP-nya juga ketinggalan di kamar. Tadi dia pergi sama Vito, katanya mau makan di restoran Jepang deket sekolah," mulai keluar keringat dingin di dahi Alex mendengar cerita dari mama Adel.

Cepat. Alex menatap jam dinding yang tertempel di dinding kamar.

Pukul 23:30 WIB

"Tante tenang ya! Saya akan cari Adel," pinta Alex agar mama Adel tidak cemas.

Mengingat usia mama Adel, yang sudah tidak muda. Pasti akan ada dampak jika terlalu cemas berlebihan, juga akan mempengaruhi kesehatannya.

"Cepat ya nak Alex. Papa-nya Adel sedang lembur. Tante takut, nanti kalau papa-nya Adel pulang.. Adel akan dimarahi, Tante juga udah nyuruh Surya buat nyari Adel."

"Iya Tante, Alex bakal cari Adel."

Sambungan telepon putus. Alex mengambil jaket kulit dan kunci motornya. Pakaian saat ini tidak perlu dipusingkan, memakai celana pendek hitam dan kaos polos putih saja sudah cukup.
Yang terpenting dimana Adel sekarang?

****

Setelah meminta izin dari ibunya, Alex melajukan motornya memecah sepinya malam. Ayahnya Alex sedang diluar kota, membuatnya sedikit khawatir meninggalkan ibunya sendirian dirumah. Namun, ibunya meyakinkan Alex kalau ia akan baik-baik saja dirumah selama pintu rumah terkunci.

Alex menatap nanar pintu restoran yang sudah tertutup, lengkap dengan lampu-lampu yang sudah padam. Menandakan bahwa restoran itu sudah tutup. Alex berdecak.

Sial.

Alex memutar balik motornya menuju rumah Vito. Berharap dia akan mendapatkan informasi tentang keberadaan Adel. Karena tadi mamanya Adel bilang, Adel pergi bersama Vito.

Alex turun dari motor dan langsung menggebrak pagar rumah mewah yang dijaga oleh satpam. Satpam yang sudah mengenal Alex langsung membukakan pintu.

Alex masuk, "Permisi om? Vito ada dirumah?"

Keluar bapak-bapak mengenakan piyama, disusul istrinya dari belakang. "Vito belum pulang Lex. Memangnya kalian tadi nggak main bareng?" tanya papa Vito.

"Nggak om," jawab Alex.

Telepon rumah Vito berdering, membuat papa Vito mengangkatnya terlebih dahulu. Alex menunggunya sembari berdoa di dalam hati agar Adel selamat.

Papa Vito selesai mengangkat telepon. Ia kembali menemui Alex yang setia menunggu didepan pintu, "Tenang Lex. Vito ada di hotel. Kata bawahan saya, Vito sama temennya cewek."

"Kalo boleh tahu.. nama hotel Om apa ya?" tanya Alex penasaran.

Orang tua Vito memang sibuk bekerja. Mereka adalah orang-orang sukses. Papa-nya sebagai pengusaha hotel, mempunyai 4 hotel bintang lima di kota ini. Sedangkan mamanya seorang make-up artist yang bayaran 2 bulannya bisa digunakan untuk membeli sebuah mobil.

"Hotel Arnanda."

"Makasih Om, Alex pamit."

Alex mencium punggung tangan kedua orang tua Vito. Alex kembali melajukan motornya ke hotel Arnanda. Jarak hotel itu dari posisi Alex sekarang memang sedikit jauh. Membutuhkan waktu lima belas menit dengan kecepatan normal sepeda motor. Alex sudah tidak sabar, ia menambah kecepatan motor ninja-nya menjadi 80 Km/jam.

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang