39 • Surprise Gagal

293 21 11
                                    

Satu bulan kemudian..
Hari Minggu..

Adel telah mengemas barang-barangnya, tidak lupa surat kepindahannya. Ia juga membawa semua kenangan yang diberikan oleh sahabat-sahabatnya.

Kini Adel tengah duduk di sofa ruang tamu, ia sibuk memainkan ponselnya. Adel sibuk membuat snapgram.

"Adeeel!" suara badai Tina dan Dira menggema di seluruh rumah Adel. Mendengar namanya dipanggil, membuat cewek berkaos putih dengan celana jeans pendeknya menoleh ke sumber suara.

Semua teman dekat Adel datang, mereka berlari memeluk sahabatnya yang akan pergi meninggalkannya.

"Ih, gue nggak nyangka tau.. Lo bakalan pindah," jujur Tina lalu duduk disebelah Adel dan meraih ciki yang menganggur di meja.

"Madang ae lu nyet," ucap Vania lalu menoyor kepala Tina yang hanya berisi makanan.

Adel membenarkan posisi duduknya, ia susah payah menahan air matanya yang berusaha menerjang pertahanan kelopak matanya.

Membuat Bunga yang tadinya sibuk memainkan ponselnya bermain game mobael lejen, menoleh ke arah Adel.

"Eh, babi.. lu ngapain nangis?" tanya Bunga dengan gaya ala anak ml newbie yang hobi ngebacot.

Sontak seluruh manusia yang menghuni ruang tengah itu menatap ke seseorang yang di panggil babi oleh Bunga.

"Gue nggak mau pisah sama kalian," tangis Adel pecah dipelukan Bunga.eee
"Anjir! Aefka nih gue," umpat Bunga dalam hati.

Yang lainnya pun ikut memeluk Adel, suasana menjadi haru.

Hanya tangis Adel dan teman-temannya memenuhi sepi rumah Adel. Karena orang tua dan Surya sedang ke bandara untuk memesan tiket pesawat.

Yang membuat Adel semakin sedih adalah, disaat terakhir seperti ini, hubungannya dan Alex belum juga membaik.

Beberapa hari sebelumnya, Alex seperti menjauh dari Adel, bahkan kontak Line Adel pun di blok. Tepatnya, Adel mengirimkan pesan tetapi selalu dijawab hari berikutnya oleh Alex, suram.

Alex pun juga sering terlihat di kantin bersama Sekar, dan tak jarang pula Adel melihat mereka pulang bersama. Membuat kenangan indah yang dulu Adel pernah rasakan, menjadi belati bagi hati mungilnya.

****
"Del, gue nebeng lu ya!" ucap Tina yang menyusul Adel di parkiran belakang.

"Lah, nggak biasanya.. Dira mana?" tanya Adel.

Tina membenarkan ikat rambutnya, "Kan Lo tau, Dira kalo hari Sabtu suka auto malming bareng si Charlie."

Adel hanya manggut-manggut, dia paham.

Adel mengeluarkan kunci motor lalu, memasukkannya di slot. Tina pun langsung nangkring diatasnya.ii

"Eh, ibab jan naik dulu geblek. Gue keluarin dulu," protes Adel.

Bukannya turun, Tina malah menyolek bahu Adel dengan keras. Membuat sang pemilik bahu merasa lebih emosi.

"Paan sih lu?!" sahut Adel ngegas.

"Itu tuh!!! Si.. si.. si kak Alex boncengan sama monyet ragunan," jawab Tina gagap sambil menatap ke arah motor ninja Alex dengan Sekar dibelakang punggungnya.

"Nggak penting! Ayo ah.. cabut," Adel menghidupkan motor lalu melaju dengan kecepatan tinggi, dia sedang emosi.

Bukankah Adel dan Alex belum dinyatakan putus? Tapi Alex seenak jidat membonceng cewek tengil macam Sekar.

Am I Stupid ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang