Chapter 2: Punya Hubungan Apa?

241 13 5
                                    

"Hubungan tak perlu di dasari dengan status. Karena status hanya sebagai pelengkap, sementara kenyamanan dan kepercayaan yang paling utama."
-A&J-

Sekolah adalah tempat kita untuk menuntut ilmu dan memiliki banyak teman serta pengalaman. Selain memiliki pengalaman yang baik, pastinya ada pengalaman yang buruk juga. Seperti saat ini, Aurel bersama Silvi sedang berada di ruang guru karena dipanggil oleh wali kelas mereka, Bu Rikhe.

   Aurel terus berdoa dalam hati karena sedaritadi ia terus diberikan arahan. Sementara Silvi memegang tangan Aurel untuk menenanginya dalam diam.

   Kejadian yang terjadi hari ini bukan sepenuhnya salah Aurel. Ia hanya ingin melindungi temannya, tapi Bu Rikhe mengira bahwa ia yang melakukannya.

   "Apa kamu paham Aurel?" tanya Bu Rikhe pada Aurel yang sedaritadi menunduk.

   "Paham bu," jawab Aurel mendongak menatap Bu Rikhe.

   "Baiklah. Silahkan kamu keluar,"

   "Permisi bu,"

   Aurel dan Silvi berjalan keluar dari ruang guru. Sepanjang perjalanan menuju kelas mereka, Silvi tak henti-hentinya menyemangati Aurel yang patah semangat.

   "Aurel, gue tahu kok ini bukan salah lo. Udah ya, sekarang lo senyum dong. Jangan sedih-sedih terus, nggak enak dilihatnya," ucap Silvi mencoba membuat Aurel tersenyum kembali.

   Aurel menatap Silvi lalu tersenyum tipis. Sangat tipis sampai Silvi tidak bisa memastikan bahwa Aurel sedang tersenyum atau tidak.

   "Makasih ya Sil. Tapi gue lagi pengen sendiri sekarang," ucap Aurel.

   Aurel dan Silvi yang memang sudah berada di depan kelas mereka, tidak membuat Aurel tersenyum kembali. Aurel melangkah masuk lebih dulu lalu diikuti Silvi di belakangnya.

   Tessa dan Tiffani yang melihat kedatangan Aurel dan Silvi segera menghampiri mereka.

   "Apa kata Bu Rikhe?" Tanya Tiffani penasaran.

   Aurel diam dengan pandangan tertuju ke bawah. Tessa dan Tiffani menatap bingung Aurel yang menunduk.

   Silvi yang tahu bahwa Aurel tidak bisa menjawab dan sedang tidak ingin diganggu mulai mengambil alih.

   "Tes, Tif. Biarin Aurel sendiri dulu," ucap Silvi.

   Tessa dan Tiffani memberi ruang bagi Aurel yang ingin ke tempatnya. Ketiga teman Aurel terus menatap Aurel khawatir.

   Aurel menaruh tasnya di atas meja dan menjadikannya alas untuk ia tiduri. Ia memejamkan matanya dan berusaha untuk tertidur. Setidaknya, untuk beberapa menit kedepan Aurel tidak ingin mengingat peristiwa beberapa menit yang lalu.

   Beruntung saat ini mereka sedang tidak ada kelas. Guru yang akan mengajar di kelas mereka sedang ada urusan mendadak dan itu membuat kelas mereka bebas dalam 2 jam ke depan.

   Ting!
   Ting!

   Handphone Aurel berbunyi. Silvi yang berada dekat dengan handphone Aurel segera mengambilnya dan melihat dua notifikasi yang tertera di layar utama ponsel Aurel.

   You have 2 unread message from Jeremy

   Silvi memperlihatkan notifikasi itu pada Tessa dan Tiffani. Keduanya yang sibuk dengan handphone mereka kini beralih menatap layar handphone Aurel.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang