Chapter 51: Tamat

241 6 3
                                    

"Tersenyumlah! Hari esok menantimu. Tertawalah! Masa depan yang cerah menunggumu. Bahagialah! Orang yang menyayangimu ingin kau bahagia."
-A&J-

Sebulan berlalu, hari-hari yang dijalani Aurel tampak lebih cerah dari sebelumnya. Aurel menjadi sosok yang lebih ceria dan selalu tersenyum. Tidak seperti dulu lagi.

   Di sekolah Aurel sedang sibuk dengan ujian semester 2 yaitu ujian kenaikan kelas. Dengan semangat penuh, Aurel mengerjakan tugasnya. Tanpa mengingat apapun di masa lalunya.

   Selesai dengan ujian-nya, Aurel keluar dari ruang ujian dengan senyum penuh harapan dan kebanggaan. Ia menemui teman-temannya yang menunggu di depan ruang ujian-nya.

   "Bagaimana?" Aurel bertanya setelah menghembuskan nafas lelah.

   "Bisa dong!" seru Tessa penuh semangat.

   Silvi mengangguk yakin sedangkan Tifani tersenyum bahagia.

   Melihat ketiga teman-nya bahagia dan merasa bahwa mereka mampu menyelesaikan ujian kenaikan kelas, membuat Aurel merasa bangga memiliki teman seperti mereka. Aurel bahagia memiliki mereka disisi-nya.

   "Mau ngerayain hari terakhir ujian nggak?" tanya Aurel menawarkan.

   Mereka mengangguk, menyetujui tawaran Aurel. Dengan semangat mereka berjalan beriringan menuju kantin sekolah yang sekarang menjadi tempat langganan mereka.

   Setibanya disana, mereka langsung memesan empat mangkok bakso dengan es teh manis sebagai minumannya.

-Aurel dan Jeremy-

Di lain tempat, tepatnya di tempat Jeremy, lelaki itu sedang sibuk dengan masakannya. Mencoba memberikan yang terbaik dalam masakannya hari ini. Setelah mendapat izin untuk magang di suatu hotel ternama di kota mereka, akhirnya Jeremy bersama teman-temannya memuntuskan untuk magang di tempat yang sama.

   Selesai memasak, Jeremy meletakkan masakan-nya ke atas piring yang sudah di sediakan. Menata masakan tersebut dengan begitu indah agar terlihat kesan seni-nya.

   Jeremy berdecak kagum saat ia telah selesai menata masakan-nya. Setelah mencuci tangan, Jeremy mengambil handphone dan mengambil gambar hasil masakannya.

   "Calon koki internasional nih," ujarnya bangga.

   "Terserah lo Jer," ujar Henri terkekeh pelan. Ia kemudian melanjutkan mencuci piring.

   Jeremy menatap punggung Henri sembari tertawa kecil. Ia beralih menatap Lodi yang tampak sibuk dengan masakannya.

   "Lama banget lo, Di."

   Lodi berdecak sebal,"Jangan ganggu konsentrasi gue," ujarnya.

   "Yain."

   Henri tertawa bersama Jeremy. Melihat Lodi yang begitu serius dalam masakannya membuat mereka tak bisa untuk tidak mengganggu Lodi.

   Handphone Jeremy tiba-tiba berdering. Membuat perhatian Jeremy maupun Henri teralih. Jeremy melihat panggilan masuk dari Sasa.

   "Siapa Jer?" tanya Henri saat Jeremy hanya memandang malas handphone-nya.

   "Sasa," jawab Jeremy tak bersemangat.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang