Chapter 38 : Menjauh

69 5 0
                                    

"Hidupku tanpamu tiada artinya. Aku bagaikan angin yang berhembus tanpa arah. Bagaikan burung yang terbang tanpa arah."
-A&J-

Play: I Still Love You
-The Overtunes

Sudah seminggu aksi saling menjauh mereka. Kini sekolah kembali dilanjutkan. Setelah kakak kelas 3 sslesai Ujian Nasional, para adik kelas kembali dibelajarkan. Karena, sebentar lagi mereka juga akan mengikuti ujian kenaikan kelas.

   Aurel baru saja sampai di sekolah dengan wajah kusutnya. Ia melihat keadaan kelas yang masih sepi dan baru ada dirinya di dalam kelas. Aurel memilih untuk mengistirahatkan dirinya sejenak.

   Mata Aurel terpejam. Ia mulai tertidur. Sampai akhirnya seseorang yang tidak ingin Aurel lihat kini datang. Siapa lagi kalau bukan Silvi? Teman paling heboh dan suka berteriak di pagi hari. Entah apa yang menguntungkan dari teriakannya di pagi hari.

   "SELAMAT PAGI."

   Aurel makin merapatkan matanya dan mencoba untuk terlihat seperti tertidur.

   "Masih pagi udah tidur. Bangun woy!"

   Aurel mendengus sebal dan mengangkat kepalanya. Ia menatap Silvi yang tertawa tidak jelas.

   "Berisik," ujar Aurel dingin.

   "Ngapa tuh muka kusut gitu?" tanya Silvi heran.

   Silvi duduk di belakang Aurel dan melepaskan jaketnya. Aurel menghendikkan bahunya acuh. Ia kembali menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangan yang ia buat.

   Tidak memperdulikan wajah bingung Silvi di belakang, Aurel menutup telinga tak mau mendengar pertanyaan Silvi yang lainnya.

-A&J-

"Woi bro! Kusut bener tuh muka. Kenapa?"

   Jeremy yang baru saja masuk ke dalam kelasnya yang sudah ramai mendengus kesal karena pertanyaan tak bermutu dari Lodi. Jeremy tak menjawab pertanyaan Lodi dan terus berjalan menuju ke tempatnya.

   Ia meletakkan tasnya di atas meja dan duduk dengan kaki yang berselenjoran.

   "Lo kenapa Jer?" tanya Henry.

   "Muka kusut gitu. Begadang ya?" tanya Lodi menebak. Ia duduk di depan Jeremy.

   "Berisik," ujar Jeremy kesal.

   Ia mengambil handphone-nya yang berdering dan melihat nama Putri di layar handphone-nya. Ia menaruh kembali handphone itu di atas meja dan dibiarkan begitu saja sampai layar itu meredup.

   Henry dan Lodi penasaran dan merasa bingung kenapa Jeremy tidak menjawab panggilan Putri? Tidak seperti biasanya.

   "Kenapa nggak dijawab Jer?"

   "Lo ada masalah sama Putri?"

   "Gue cuman lagi malas ngangkat telepon," jawab Jeremy acuh.

   Ting!

   Jeremy mengambil kembali handphone-nya dan melihat satu pesan masuk dari Putri. Ia kembali mendengus sebal dan melempar asal handphone-nya di atas meja tanpa berniat membalas pesan Putri atau sekedar membaca pesannya.

   Itu membuat Henry dan Lodi merasa Jeremy sedang ada masalah. Mereka ingin bertanya tapi mereka rasa belum saatnya mengingat mood Jeremy sedang buruk sekarang.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang