Chapter 6: Membuat Jeremy Menunggu

134 11 0
                                    

"Kapanpun kau mau, aku selalu ada untukmu."
-A&J-

Setelah selesai membuat tugas bersama teman-temannya, Aurel membersihkan rumahnya dan juga dirinya. Ia menyimpan kembali buku-buku yang ia keluarkan beserta laptop yang tadi ia pakai untuk menonton film bersama teman-temannya.

   Aurel menatap pantulan dirinya di cermin kamarnya sambil tersenyum. Ia mengatur tatanan rambutnya dan tersenyum kembali.

   "Cantik," pujinya tersenyum manis.

   Aurel melangkah keluar kamar menuju ruang tengah dimana Cika sedang duduk sambil menonton TV. Aurel duduk di samping Cika dan mengambil camilan yang ada di atas meja.

   "Tadi handphone kamu bunyi tuh. Ada yang nelepon. Kalau nggak salah namanya Jeremy," ucap Cika memberitahu.

   "Jeremy nelepon?" tanya Aurel memastikan apa yang didengarnya benar atau salah.

   Cika mengangguk.

   Aurel menepuk jidatnya dan mengoceh tak jelas.

   "Terus kakak ngomong apa sama dia?" tanya Aurel sedikit panik.

   "Enggak ngomong apa-apa. Aku kan nggak nge-jawab," jawab Cika.

   "Serius?" tanya Aurel cepat dan diberi anggukkan sebagai jawaban.

   Tanpa banyak bicara lagi, Aurel segera berlari mengambil handphone-nya yang ada di atas meja komputer dan menatap layar handphone-nya yang kini menampilkan nama Aldi.

   Walau bingung dan penasaran, Aurel menjawab panggilan telepon dari Aldi.

   "Halo?"

   Aurel menjauhkan handphone-nya dari telinganya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Ia berlari keluar rumah dan segera memakai sepatu yang mudah dipakainya dengan cepat.

   "Kak, Aurel keluar sebentar!"

   "Mau kemana?" tanya Cika sedikit mengeraskan suaranya.

   Tanpa menjawab pertanyaan Cika, Aurel berlari menuju rumah Aldi. Hanya dalam waktu lima menit, Aurel sudah tiba di depan rumah Aldi dengan nafas yang tersenggal-senggal.

   Aurel menopang tubuhnya dengan memegang kedua lututnya yang terasa lemas saat berlari tadi. Ia menatap rumah di hadapannya lalu berjalan masuk ke dalam.

   "Cepat banget datangnya," ucap Aldi yang tengah duduk di teras.

   Aurel menarik nafas panjang lalu berjalan mendekati Aldi.

   "Nggak bohong kan?" tanya Aurel khawatir.

   "Enggak," jawab Aldi.

   "Mana yang luka?"

   "Ini," jawab Aldi sambil menunjuk luka di kakinya.

   Aurel melihat luka Aldi yang masih berdarah. Ia meringis pelan ketika melihat luka itu.

   Tanpa berkata apapun lagi, Aurel masuk ke dalam rumah Aldi dan mengambil kotak obat. Setelah itu ia duduk di depan Aldi dan mulai mengobati luka Aldi perlahan.

   Aldi tersenyum melihat Aurel yang begitu perhatian padanya. Ia sangat menyayangi Aurel. Apapun akan ia lakukan untuk membahagiakan Aurel.

   "Lo masih ingat letak penyimpanan kotak obat ini?" tanya Aldi sambil mengulum senyum.

   Aurel mengangguk tanpa berniat menjawab.

   "Gue pikir lo udah lupa sama letaknya," ucap Aldi terkekeh pelan.

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang