"Menjadi seorang yang istimewa mungkin romantis. Tapi yang lebih romantis lagi ialah seorang yang mau rela berkorban demi orang yang dicintainya."
-A&J-Semua orang tentunya punya seseorang yang spesial dan menjadi moodbooster-nya. Memiliki seseorang yang sangat perhatian melebihi siapapun dapat membuat kita lebih percaya diri dan merasa disayangi dari sebelumnya.
Begitu pun dengan Aurel yang saat ini sedang merasa beruntung karena memiliki seseorang yang spesial baginya dan sangat menjaga dirinya. Aurel tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya. Orang-orang terdekatnya tidak pernah memberikan kasih sayang seperti yang diberikan oleh Jeremy.
Iya, Jeremy-lah yang telah membuat Aurel begitu merasa disayangi. Tidak hanya itu, Aurel sangat merasa bahagia karena Jeremy selalu ada disaat ia butuh maupun tidak.
Seperti saat ini, Aurel dan Jeremy sedang melakukan video call atau face call. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tapi keduanya tetap asik dengan kegiatan mereka. Padahal, jam tidur Aurel adalah jam 8. Seharusnya Aurel sudah bersiap-siap untuk tidur.
"Sok-sok'an pakai aku-kamu. Emangnya kita pacaran?" tanya Aurel diakhiri tawa.
"Emangnya kenapa? Nggak boleh? Emang harus ya pake aku-kamu cuman buat orang pacaran?"
Aurel menggeleng pelan. "Enggak juga."
"Berarti boleh dong pake aku-kamu,"
"Tapi-"
"Kalo gitu nanti aja pake aku-kamu,"
"Kenapa? Kapan?" tanya Aurel mengernyit bingung.
"Kamunya belum siap. Nanti aja, kalo kamu udah jadi istri aku,"
Aurel tertawa.
Jeremy juga tertawa. Aurel bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah Jeremy yang tertawa lepas disana lewat layar ponselnya.
Seandainya Aurel berada di hadapan Jeremy saat ini, bisa dipastikan wajahnya akan memerah dan tak mungkin bisa tertawa. Tawa ini hanya sebagai pengalih agar wajahnya tak memerah menahan malu.
"Udah makan?"
"Siapa?"
"Kamu,"
"Kamu lagi?" tanya Aurel tertawa.
"Eh iya, sorry. Maksud gue, lo udah makan?"
Aurel tersenyum menahan tawa.
"Belum. Lo udah?"
"Belum juga,"
"Makan dulu Je,"
"Lo juga,"
"Nanti-"
"Sekarang,"
Aurel melihat Jeremy yang mendekatkan wajahnya ke kamera. Kedua alisnya bertaut bingung. Ia terus memperhatikan Jeremy dalam diam.
"Kamu makan sekarang, aku juga makan sekarang. Anggap aja kita lagi makan malam bareng, tapi beda tempat. Doain aja biar kita bisa makan malam berdua, di tempat yang sama,"
Bagai ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya, Aurel berusaha untuk tidak tersenyum maupun tertawa. Aurel juga berusaha menahan diri untuk tidak berteriak dan berusaha agar wajahnya tidak memerah.
Sementara di seberang sana, Jeremy tersenyum melihat wajah Aurel yang sudah memerah. Sepertinya usaha Aurel sia-sia untuk menahan wajahnya agar tidak memerah. Buktinya Jeremy terus menggoda Aurel karena wajahnya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurel & Jeremy ✔
Romance[A&J First Story] Masa-masa paling indah yaitu masa dimana kita beranjak remaja dan duduk memakai seragam putih abu-abu. Disitulah kisah kita yang sebenarnya akan dimulai. Kisah persahabatan, kekeluargaan, percintaan. Semuanya berada dalam masa-masa...